Nyesel Banget Gue!

14.1K 1.7K 33
                                    

Renata menghentak-hentakkan kakinya sambil berjalan. Ia sangat kesal karena dari terakhir kali mengganggu Araf di ruang OSIS, dirinya tidak melihat laki-laki itu lagi. Bahkan, ini sudah hari ketiga matanya tidak melihat Ketua OSIS yang selalu berwajah datar dan dingin itu.

"Beruang kutub kemana sih?!" Kesal Renata.

Menghela nafasnya, Renata berjalan menaiki tangga rooftop. Ia tidak mempunyai semangat karena tidak ada tempat untuk menyalurkan kejahilan dirinya.

"Ada untungnya juga gue bertransportasi, gak malu-maluin kalo umur gue udah tuwir dengan tingkah tengil to petakilan akut ini." Ucap Renata.

Mengentikan langkahnya di tengah-tengah tangga, Renata menyadarkan tubuhnya di tembok. Ia tersenyum miris membayangkan perbuatannya dulu yang terlalu obsesi ingin memiliki Wilbert.

"Dulu gue kayaknya bertransportasi juga deh. Bisa-bisanya gue cinta metong sama laki-laki Kamseupay iiiuuhhhh begitu." Sesal Renata.

Memegang dadanya, Renata memasang wajah penuh penyesalan. Bagaimana bisa ia menghabiskan masa remaja putih abu-abunya dulu dengan mengejar cinta kadaluwarsa yang seharusnya tidak ia lakukan.

"Gue gak tau bisa balik lagi atau enggak ke masa depan. Tapi, sekarang gue mau nikmatin masa remaja kedua gue yang terulang kembali dengan cara nikmatin masa muda yang seharusnya gue lakuin dari dulu. Jadi gue gak kayak tante-tante masa kecilnya suram." Tekad Renata.

Mengepalkan kedua tangannya keatas, Renata akan melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan. Dirinya akan menikmati hidup sebagaimana remaja pada umumnya dan menikmati kebersamaan dengan kedua orangtuanya.

Melanjutkan kembali langkahnya menaiki tangga, akhirnya Renata sampai di rooftop. Semangatnya yang baru saja membara kembali turun saat teringat kembali dengan Araf.

"Huaaa!!! Bisa-bisanya gue kangen sama si Kutub!" Rengek Renata.

Berjalan lesu, Renata berjalan ke samping pintu rooftop. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya di tembok sambil meluruskan kedua kakinya ke depan.

"Kalo gue nikah, pasti anak gue udah dua. Setidaknya satu. Lah, ini? Jangankan anak, calon bapaknya aja gak ada!" Keluh Renata.

Memilin ujung baju seragamnya, Renata melengkungkan bibirnya ke bawah. Ia iri kepada Nayla yang sudah bertunangan dengan laki-laki yang sangat mencintainya.

"Bisa-bisanya tuh anak tunangan sama teman sepermainannya si Kamseupay! Mana bucin banget lagi si Reno!" Gerutu Renata.

Menatap langit, ia menghembuskan nafasnya. Renata menatap prihatin dirinya sendiri karena di masa depan tidak ada seorang laki-laki yang mau dengan dirinya akibat kesombongannya.

Sejak tahu Wilbert akan menikah dengan Airin, Renata menjadi gadis yang sombongnya diatas level maksimal. Dirinya selalu menghina dan merendahkan laki-laki yang dianggapnya tidak lebih tampan dari Wilbert.

"Lima laki-laki yang serius mau sama gue harus tersingkirkan oleh mulut kasar gue waktu itu." Gumam Renata.

Memejamkan kedua matanya, Renata menghentak-hentakkan kakinya. Ia kesal karena tidak ada ponsel canggih yang selalu menemaninya melihat Idol kesayangannya jika di saat seperti ini.

"AYANG HAECHAN! BOGOSHIPEO!!!" Teriak Renata.

Tetapi..

"Berisik."

Mendengar suara itu, Renata langsung berlari melihat di balik tembok belakang. Ia melebarkan kedua matanya saat melihat Araf yang sedang tidur di kursi panjang dengan menutup matanya dengan sebelah tangan.

[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Where stories live. Discover now