Araf Si Sarap!

28.7K 2.8K 69
                                    

Renata duduk tegap dikursinya. Ia menatap papan tulis dengan fokus dan tak sedikitpun menoleh kesamping meskipun Nayla menyenggol lengannya dengan sengaja.

"Serius banget lo." Bisik Nayla.

"Ssttt. Diem!" Jawab Renata.

Tak lama, bel istirahat berbunyi. Renata langsung mengangkat kedua tangannya keatas sambil berteriak heboh.

"Akhirnya! Siksaan otak gue berakhir!" Teriak Renata.

"Hah?" Ucap Nayla.

"Nih mata pelajaran sesuai sama namanya! Mati-matian!"

"Matematika!"

Nayla menatap Renata dengan kesal. mendengar perkataan gadis itu, emosinya langsung naik seketika karena perkataan aneh gadis itu.

"Jinjja?" Tanya Renata.

"Lo ngomong bahasa apaan sih?" Tanya Nayla bingung.

"Bahasa negara pacar gue."

"Hah? Lo punya pacar? Bukannya lo cinta mati sama si Wilbert?"

"Dih! Gak lekel gue!"

"Benerkan? Sampe lo iri sama gue gara-"

"Cot!"

Renata memotong perkataan Nayla. Ia mengeluarkan ponselnya dan berdecak malas. Lalu, ia melempar ponsel itu ketaas meja hingga menimbulkan suara yang keras.

"Gak ada internet! Gak ada ig! Gak bisa liat ayang Echan!" Kesal Renata.

"Pergi ke warnet kalo mau main internet." Jawab Nayla.

Mendengar itu, Renata tertawa terbahak-bahak. Ia jadi teringat dengan masa lalunya yang selalu pergi ke warnet hanya untuk memata-matai Wilbert dari akun media sosialnya yang pernah booming pada masanya.

"Kenapa lo ketawa?" Tanya Nayla bingung.

"Eobseo." Jawab Renata.

"Itu bahasa apaan sih?"

"Bahasa Korea."

"Hah?! Korea? Lo bisa bahasa Korea?!"

Renata mengangguk. Ia menatap serius Nayla dan tertawa ngakak setelahnya.

"Gue cuma tau itu aja. Itu pun tau nya dari drakor." Ucap Renata.

"Drakor? Apa itu?" Tanya Nayla.

"Kepo lo!"

"Kepo? Apa lagi itu?"

"Oh my god!"

Renata menatap frustasi Nayla. Ia lupa jika ini adalah masa dimana kata-kata itu belum ada dan akan muncul dibeberapa tahun kedepan.

"Drakor itu Drama Korea. Kepo itu orang yang ingin tau." Jelas Renata.

"Lo kok bisa tau kata-kata gitu?" Tanya Nayla kembali.

"Karna gue datang dari masa depan." Batin Renata.

Tak menjawab pertanyaan Nayla, Renata berdiri. Ia berjalan keluar dari dalam kelas dan disusul oleh teman barunya itu.

Bruk!

Renata menghentikan langkahnya ketika Airin terjatuh dan menabrak tubuhnya. Ia memiringkan kepalanya dan menatap bingung gadis yang sedang dekat dengan Wilbert.

"Re-re-"

"Gwenchana?" Tanya Renata.

"Airin!"

Mendengar panggilan itu, Renata memutar kedua bola matanya. Ia tetap berdiri tenang tanpa takut sedikitpun dengan kedatangan sang pahlawan.

"Lo gak pernah bosan gangguin, Airin?! Dimana otak lo?!" Berang Wilbert.

[TERBIT] The Past (Transmigrasi Ke Masa Lalu)Where stories live. Discover now