Chapter 21

162 37 2
                                    

Awan memang masih terlihat muram durja, namun ada hal yang menarik perhatian Hinata saat ini. Seseorang telah memayungi tubuhnya yang basah bermandikan hujan. Warna payungnya yang merah menyala serupa dengan warna rambutnya yang merah orang itu.

Lalu tak hanya itu yang membuat Hinata termenung, warna mata pemuda itu juga mengingatkannya pada Sakura. Dan lingkaran gelap yang mengelilingi matanya layaknya mata panda, serta tato bertuliskan kanji 'cinta' tergores disudut keningnya adalah kedua hal yang paling mencolok pada wajahnya.

"Bukankah itu tak sopan menatap lama-lama, Nona?"

Hinata pun segera menunduk malu, tak lupa pula rona merah di pipinya turut menyertai. Lalu tersadar mereka terlalu dekat dan ia pun memundurkan tubuhnya sampai punggungnya kembali terkena hujan.

"M-maaf!"

"Hei hei, nanti kau kebasahan lagi!"

Pria itu sontak menarik lengannya. Manik zamrud orang itu seakan tertarik dengan manik bulannya.

"Hm, tunggu dulu..."

Pria itu menatap seksama dirinya sehingga membuatnya tak nyaman.

"Apa kau seorang Hyuuga?"

Hyuuga...?

Seketika rasa kebingungan dan penasaran bercampur jadi satu. Kenapa orang itu tahu perihal Hyuuga?

Mereka berdua cukup lama terdiam hingga membuat pemuda itu tersenyum tipis.

"Kau pasti bingung kenapa aku tahu tentang Hyuuga?"

Orang itu kemudian merogoh sesuatu dari saku celananya.

"Keringkan dulu wajahmu dengan ini." Ujarnya yang memberikannya sapu tangannya berwarna hijau muda.

"Hn, terimakasih."

"Kalau benar... Aku hanya tak menyangka bertemu dengan seorang Hyuuga yang lain di tempat ini?"

'Seorang Hyuuga yang lain?'

Apakah ada seorang Hyuuga lagi di dunia ini?

Dada Hinata tiba-tiba berdebar-debar. Ia ingin segera memberi makan rasa penasarannya.

"Soalnya hanya klan Hyuuga yang memiliki warna mata seperti itu," Orang itu juga memantikkan keingintahuannya, "Atau itu hanya sekedar kontak lens."

"B-bukan!" Seru Hinata yang hampir berteriak. Dan untungnya, suaranya kalah dari suara tetesan hujan.

"I-ini... Warna asli."

Mata pemuda itu menyipit.

"Begitu ya... Mungkinkah kau orang yang dibicarakan Kakak ipar?"

'Kakak ipar?' Hinata semakin dikelilingi oleh puluhan kebingungan yang lain.

"Siapa namamu?" Tanya pemuda itu.

Sejenak Hinata berpikir. Sosok pemudadi depannya ini terbilang cukup mencurigakan. Dengan setelan serba hitam, pria yang terbilang punya wajah menawan itu terlihat seperti orang yang berbahaya.

"Uchi—," Bibirnya tiba-tiba kelu,

Haruskah ia memberi tahu nama lengkapnya?

Entah kenapa, Hinata seketika ragu menyebut dirinya adalah Uchiha meskipun ia memakai nama keluarga ini sejak lama.

"Hinata. Namaku Hinata."

"Oh... Jadi kau benar orangnya."

Hinata tak bersuara. Kini ia berdiri dengan menggenggam rasa penasaran yang begitu besar di tangannya. Karena begitu besarnya, tanpa sadar ia mengalungi pergelangan tangan pemuda itu. Napas berderu.

Baby BreathDonde viven las historias. Descúbrelo ahora