Chapter 34 (The Flashback)

162 12 3
                                    

"Maafkan aku... Aku tetap tak bisa." Ia menggeleng, lalu bersiap menyuntik Hinata.

"Sakura-san benar, kau memang tak pantas disebut dokter!"

Namun yang terjadi selanjutnya adalah sebuah kejutan yang tak disangka. Dokter muda itu malah menjatuhkan suntik biusnya, dan membuka tali yang mengekang tubuh Hinata.

"Aku memang tak pantas menjadi dokter, jadi biarkan aku membantu kalian keluar dari sini."

Sebelum Shisui kembali, akhirnya mereka bertiga pun keluar dari ruangan itu. Sang dokter menggendong Sakura di tangannya, mereka berniat keluar melewati jalan belakang. Setelah melewati lorong yang cukup gelap lalu menuruni beberapa tangga, pelarian mereka nyatanya tak berjalan lancar. Tiada yang menyangka pintu belakang telah ditempatkan oleh dua penjaga.

Pilihan tanpa taktik selalu berakhir diluar dugaan.

"Kalian mau kemana?" tanya salah satu penjaga berkepala pelontos yang merasakan kejanggalan.

"Shisui-san menginginkanku membawa mereka ke persembunyian yang lain."

Kedua penjaga itu saling bertatapan satu sama lain. Keraguan serta-merta mengikuti mereka, di samping perintah bosnya yang menyuruh berjaga setelah kedatangan kelompok polisi, mereka juga diperintahkan agar siapa pun tidak keluar dari tempat ini sebelum bosnya datang. Tapi melihat tangan Hinata yang terborgol, dan Sakura yang tak sadarkan diri membuat mereka bingung.

"Tapi kami diperintahkan untuk mengawasi tempat ini, dan kami belum menerima kabar lain. Jadi kau tak bisa keluar tanpa ijin dari Bos."

Ternyata ini tak mudah begitu pikir Hinata.

Dan para penjaga itu tidak mudah dibodohi meskipun sang dokter mencari alasan lain untuk bisa meloloskan diri. Tiba-tiba Hinata punya firasat buruk. Jantungnya berdegup dengan kencang, lalu perasaan tak enaknya datang menyambut baik skenario buruk untuk mereka.

"Ada apa ini?" tanya Shisui yang kedatangannya mampu membuat diri mereka bersudut dipinggir tebing.

Seketika suasana menengang, wajah mereka pucat pasih.

Sang dokter mencoba mencari alasan, akan tetapi ketika menatap raut wajah Shisui yang menyeramkan bak malaikat maut membuat dokter itu mengunci mulutnya.

"Kemarikan wanita itu!" serunya seraya menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil paksa Sakura.

Begitu tubuh Sakura pindah tangan, sesuatu yang Hinata tak inginkan terjadi.

DORR!

Satu tembakan melayang ke sisi kanan perut sang dokter. Hinata yang melihat penembakan itu tak mampu menyembunyikan suara terkejutnya. Sang dokter seketika ambruk, nyawanya telah melayang dalam sekejap.

"Buang tubuhnya ke semak-semak! kita sudah tidak memerlukannya lagi."

Melihat ini Hinata meringis dalam diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang