Chapter 30 (The Flashback)

182 28 2
                                    

Summary...


Hari perceraian itu pastilah datang. Namun, cinta justru datang di saat yang tidak tepat.

Di samping itu Fugaku berniat merencanakan sesuatu untuk menghentikan perceraian Sasuke dan Hinata. Akan tetapi, Hinata yang mengetahui rencana itu berusaha menggagalkannya.

"Apa cintaku padamu adalah sebuah dosa?"

Hinata hanya terisak menangis menatap wajah Sasuke yang semakin pucat. Di sisi lain, tangannya yang menutupi bekas tusukan telah dipenuhi oleh darah pria itu.

"Kalau Tuhan mempertemukan, bisakah kita saling jatuh cinta lagi?"

.

.

.

Dalam tidur yang tenang, Sasuke terbangun dengan keringat yang membasahi tidurnya. Napas yang tersengal hingga debaran jantung mengakhiri mimpi buruknya.

Sasuke sontak terbangun, ia kemudian menengok ke arah Hinata yang tertidur tenang di sampingnya. Ia menghela napas, dan istrinya lantas terbangun dengan pergerakan yang membelai rambutnya.

"Sasuke-kun..."

Kening Hinata sontak mengernyit. Melihat keringat yang membasahi kening Sasuke, Hinata segera mengelapnya dengan ujung piyamanya.

"Kau mimpi buruk?" Tanya Hinata yang menyadari ada sesuatu yang aneh dengan raut wajah pria itu.

"Aku memimpikan..." Sasuke menggantungkan kalimatnya, ia terlihat ragu ketika menyebutkan nama istri pertamanya. Ia lantas menutup mulutnya, dan merasa kejam jika tak memberi makan rasa penasaran Hinata.

"...Sakura."

Dan benar saja, Hinata hanya terdiam mendengar nama Sakura. Sama seperti wanita lainnya, Hinata juga tak ingin mendengar nama wanita lain dari mulut suaminya dengan nada lembut seperti itu. Tapi, apa yang harus di cemburukan olehnya, Sakura juga istri Sasuke.

"Apa Sasuke-kun sudah menghubungi Sakura?" Tanya Hinata setelah terdiam beberapa saat.

Sasuke menatap Hinata yang terbangun dari tidurnya, lalu ia memijit pangkal hidungnya.

"Aku sudah mencoba berbagai upaya, tapi kau tak tau betapa keras kepalanya Sakura kalau sudah marah, bahkan orang tuanya sendiri tak bisa menyentuhnya."

Sasuke mendesah. Semenjak nikah, Sakura memang tak pernah marah-marah seperti yang ia lakukan saat mereka masih bersahabat, namun ketika sudah menikah marahnya Sakura yang diam itu lebih mengerikan. Sasuke jadi serba salah. Entah kenapa ia merindukan luapan amarah yang dilakukan Sakura saat masih muda itu.

"Kalau begitu Sasuke-kun jangan sampai menyerah!" Seru Hinata yang memegang tangan Sasuke.

Raut khawatir bercampur sedih terlihat jelas di wajah Hinata. Sasuke tercenung. Jika ia berada di posisinya Hinata, mungkin ia akan bersorak-sorai melihat pertikaian itu, namun tidak dengan Hinata.

"Apalagi Sakura tengah mengandung anakmu..."

Sasuke menatap intens Hinata yang menundukkan kepalanya. Suaranya ketika mengatakan tentang kehamilan Sakura bergetar. Tangannya yang lebih kecil darinya itu mengenggamnya erat, menyalurkan kehangatan di pagi yang sedikit hangat itu.

Baby BreathWhere stories live. Discover now