Chapter 31 (The Flashback)

92 16 0
                                    

Laju pada mobil berjalan begitu landai. Bukan tanpa sebab pikiran sang Uchiha telah dibajak oleh rentetan kejadian hari ini. Nestapanya, Sasuke tak siap akan hal itu.

"Hinata, kumohon bercerailah dengan putraku."

Bercerai. Mereka —Sasuke dan Hinata - pasti akan bercerai pada akhirnya. Namun, setelah apa yang mereka lalui bersama dalam waktu yang tak bisa di bilang singkat ini, cinta justru tumbuh mendiami hati tanpa sedikit pun bersimpati pada ego.

Perkataan ibunya sungguh membuat api yang berkobar di hatinya melemah. Bagaimana tidak!? Ibunya malah meminta langsung kepada Hinata untuk menceraikannya dihadapan keramaian termasuk Sakura ada di sana. Ia hanya tak percaya itulah kata pertama yang keluar setelah ibunya membuka matanya.

Kini, di dalam mobil Sasuke harus mengalami dilema yang berat, beda ketika ia harus menikahi Hinata untuk menggantikan kakaknya. Sungguh ia mempertanyakan di mana Sasuke yang dingin berada saat ini. Ia sudah terlalu lembut.

Tanpa ragu Sasuke kemudian memarkirkan mobilnya ke sebuah taman. Ia memijit keningnya yang seharian ini menekuk tanpa henti. Terbesit di hati ingin pulang kepada Hinata. Akan tetapi ia tak sanggup menerima keputusan yang di ambil Hinata setelahnya.

Buruknya, Hinata mungkin akan menerima permintaan ibunya tanpa pikir panjang lagi, mengingat betapa wanita itu lebih mementingkan orang lain di atas dirinya.

Sasuke lantas mendesah berat. Karena hawa mobil yang menurutnya semakin panas, ia pun segera keluar dari mobilnya. Tanpa basa-basi ia menarik bungkus rokok yang jarang digunakan kecuali di saat dirinya mengalami stres berat.

Lama Sasuke terdiam menikmati batang nikotin yang dapat merusak jantung tersebut, hingga ia menyadari sesuatu yang tidak beres. Kesunyian taman yang tampak tak biasa ini nyatanya memiliki mata yang mengawasi.

Sasuke kemudian menarik kuat isapan puntung rokoknya yang menyala sampai habis. Ia sudah berkesiap jika seseorang yang bisa di bilang penguntit itu menyerangnya tiba-tiba.

Dan kala Sasuke menghitung aba-aba dalam mempersiapkan kuda-kuda, dari belakang yang gelap muncullah bayangan seseorang yang tak bisa ia duga. Begitu berbalik, tangan yang hendak melayangkan pertahanan lantas melayang di udara.

"Hei, tenanglah ini hanya aku!" Seru orang itu.

Sasuke yang menyadari orang yang muncul bukanlah ancaman lantas menghela napas. Ia kemudian memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana dengan wajah yang tak mengurangi kewaspadaan.

"Kenapa kau bisa berada di tempat seperti ini Pengacara Nara? Atau... "

Tiba-tiba bibir Sasuke menyunggingkan seringai tajam.

"Apa bisa kupanggil dengan profesi aslimu, Detektif kepolisian Nara Shikamaru."

Mendengar hal itu, alih-alih mendapatkan empunya nama terkejut, ia malah ikut menyeringai karenanya.

"Berarti aku tak perlu berkenalan lagi, bukan?!"

Shikamaru, sang Detektif kepolisian itu lantas menyalakan rokok yang menempel di bibirnya,

Baby BreathOù les histoires vivent. Découvrez maintenant