HMB 26 🔞

51.5K 2.6K 379
                                    

Beberapa detik terdiam karena keterkejutan yang menyerang, Jeno menghela nafas kala otaknya bekerja dengan cepat, memikirkan langkah apa yang harus ia ambil atas berita yang di bawa kekasihnya.

“Aku naik” Ucap Jeno.

Tak ada balasan dari Jaemin membuat Jeno memutus sambungan telepon mereka. Dia melangkahkan kakinya cepat menuju lift dan segera menemui Karina.

Begitu ia keluar, dia melihat Karina masih berdiri di depan penthousenya seraya bersandar pada tembok. Jeno menatap dua bodyguard yang senantiasa berjaga, mereka seolah tampak tak acuh, sesuai dengan tugas mereka yang di minta hanya untuk mengawasi Jaemin apabila Jaemin melarikan diri.

“Karina...” Suara berat pria itu sampai ke pendengaran calon mantan istrinya membuat wanita bersurai hitam tergerai itu mengangkat pandangannya.

“Jeno...”

“Dari mana kau tahu penthouseku?” Tanya Jeno kala keduanya berhadapan.

Jaemin menghela nafas melihat pemandangan lewat monitor di sebelah pintu, wajahnya datar dan dingin dengan kedua tangan terlipat di dada. Seperti ada kecemburuan melihat itu.

“Aku mengikutimu diam-diam beberapa hari ini...” Jawab wanita itu dengan kepala tertunduk, takut melihat tatapan kemarahan Jeno.

“Mau apalagi kau kesini?” Tanya Jeno

“Lusa adalah mediasi pertama kita. Aku harap, selama ini kau merenungkan diri dan membatalkan perceraian kita, Jeno. Aku sudah bicara pada Ibu dan Ibu bilang tak ada tanpa cucu” Bujuknya seraya menggenggam kedua jemari Jeno tapi pria itu dengan cepat menepis tangan Karina.

“Kapan kau bicara pada Ibu? Aku juga sudah bicara pada Ibu dan Ibu tak mengatakan apa pun padaku” Omel Jeno.

“Jeno, katakan aku harus apa agar kau membatalkan perceraian kita?”

“Tidak ada. Aku tidak ingin apa pun, aku ingin rumah tangga kita segera berakhir. Itu saja, aku harap kau tak mengulur waktu saat mediasi, seperti kau mengulur waktu tanda tangan berkas perceraian kita” Tutur Jeno, lihatlah bagaimana ia bicara tanpa menatap Karina.

“Sudah kan? Ku mohon jangan datang lagi ke sini. Aku tak nyaman jika kau masih mengusikku” Ujarnya, dan setelah melontarkan kalimat itu, Jeno membuka kunci rumahnya dan masuk ke dalam, mengabaikan wanita malang yang merintih sedih.

Jaemin memundurkan langkahnya saat pintu terbuka, memberi ruang agar Jeno bisa lewat. Kedua tangannya yang semula terlipat di dada, jatuh begitu saja. Dia tatap Jeno yang juga menatapnya.

“Ada apa?” Tanya Jeno yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Jaemin.

Pria itu tersenyum, dia bawa tangan kanannya mengusap rambut Jaemin lalu mengecup keningnya, kemudian jemari besar itu turun, menarik Jaemin untuk masuk.

“Aku akan mempertahankan anak ini” Ucap Jaemin tiba-tiba.

Tentu saja, hal itu membuat Jeno menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jaemin masih tak percaya.

“Asal kau membatalkan perceraian dengan Karina” Lanjutnya.

Bagaimana mungkin, Jaemin mampu melontarkan kalimat yang membuatnya terbang kemudian jatuh sekaligus?

“Apa maksudmu?” Tanya Jeno dengan alis bertaut.

“Kau ingin anak ini kan? Aku tidak akan menggugurkannya, tapi batalkan perceraianmu dengan Karina. Kita tidak perlu menikah, aku akan menjadi simpananmu sampai kau bosan padaku, bagaimana?” Tanya Jaemin dengan seulas senyum hambar.

“Ada apa denganmu? Ini bukan soal anak”

“Kalau begitu, aku bisa menggugurkan anak ini kan? Jika memang bukan soal anak”

My Hot Married Boss [NOMIN]✓Where stories live. Discover now