HMB 33

27.7K 2.7K 148
                                    

Jeno tersenyum seraya meletakkan mangkuk sup yang telah di makan Jaemin hingga tandas, setelahnya dia memberikan vitamin dan segelas air putih.

Selama beberapa hari, Jeno merawat Jaemin dengan penuh cinta. Dia menemani kekasihnya seolah tak ingin meninggalkan Jaemin barang sebentar saja.

Dia merawat pria itu penuh kesabaran, seperti tak mengenal lelah. Dan hal ini membuat hubungan keduanya kian erat. Mungkin Jaemin tak akan menyesal karena pada akhirnya dia menerima Jeno untuk menikah, dia sudah sangat yakin untuk menghapus segala ketakutannya tentang Jeno dan masa lalunya.

“Sudah, istirahat lagi” Ucap Jeno.

“Aku bosan” Sahut Jaemin seraya mengerucutkan bibirnya dan memasang raut wajah bosan, tubuhnya bersandar pada kepala brankar membuat Jeno terkekeh kecil.

“Nanti kita tanya Sungchan apa kau bisa keluar sebentar untuk jalan-jalan” Ucap Jeno seraya mendudukkan tubuhnya pada kursi besuk dan langsung menggenggam jemari Jaemin.

“Mau menonton tv saja?” Tawar Jeno yang di angguki oleh Jaemin.

Jemari berurat itu meraih remote televisi di atas meja dan mulai menyalakannya, mencari tontonan yang lucu dan segar. Selama di rumah sakit, Jeno memutar otak bagaimana membuat Jaemin tetap merasa gembira tanpa tertekan atau sesak karena tak bisa bergerak bebas.

Jadi dia sering mengajak Jaemin menonton beberapa video lucu untuk menghiburnya.

Tawa keduanya mengisi ruang rawat Jaemin, mereka tengah menonton acara animasi Larva. Meski terlihat seperti anak kecil, tapi Jaemin suka.

Jeno menoleh di sela acara tv, matanya langsung berbinar dan senyum penuh kekaguman terpancar di wajah tampannya. Seolah tak cukup hari baginya untuk mengagumi Jaemin.

“Kenapa menatapku seperti itu?” Tanya Jaemin dengan wajah sebalnya saat dia menyadari Jeno yang menatapinya.

“Kau semakin lucu, lihat pipimu” Ucapnya seraya mencubit pipi Jaemin yang tembam.

Jemarinya yang lentik menepis tangan Jeno lalu mengusap pipinya seolah menyeka bekas cubitan yang kekasih.

“Tubuhku jelek sekarang” Rajuknya

“Lihat, aku gemuk, pipiku bulat, wajahku kusam” Ocehnya.

Melihat ketidakpercayaan diri Jaemin muncul membuat Jeno mengubah posisinya menjadi duduk di tepi brankar bertatapan dengan sang kekasih, dia tangkap kedua pipi Jaemin hingga pipi tembam dan bibinya mengerucut lucu.

“Masih lucu” Ucap Jeno.

“Dengar Sayang. Aku sudah di titik mencintaimu begitu dalam sampai aku tidak peduli akan kekuranganmu. Ini hanya soal fisik yang memang tidak abadi. Aku juga akan menua, kulitku akan keriput nanti, gigiku akan putus satu persatu...”

“Lalu apa kau tidak akan mencintaiku lagi jika aku menua?”

“Kalau kau menua, aku juga menua. Jika meninggalkanmu untuk mencari yang lebih muda, yang muda juga tidak akan mau punya pasangan yang sudah tua” Sahut Jaemin dengan polosnya membuat Jeno terkekeh.

“Benar. Jika kau mencari yang muda, tidak akan pernah puas sayang. Aku tidak peduli meski pipimu tembam, perutmu bergelambir setelah melahirkan, pahamu di penuhi strechmark, wajahmu kusam. Aku tetap cinta padamu” Tukas Jeno.

“Sungguh?” Tanya Jaemin yang di angguki oleh Jeno.

“Berarti kita menua bersama?” Tanya Jaemin lagi.

“Itu adalah impianku, menua bersamamu dan anak-anak kita” Sahut Jeno membuat Jaemin tersenyum.

“Terima kasih” Ucap Jaemin seraya memeluk Jeno.

My Hot Married Boss [NOMIN]✓Where stories live. Discover now