HMB 22

25.1K 2.6K 336
                                    

Jaemin duduk dengan gelisah di depan kursi dokter, kakinya terus bergetar mengentak lantai, dia tak henti menggigiti bibir bawahnya.

Kepalanya bergerak saat mendengar suara pintu terbuka, dia lihat dokter wanita itu masuk membawa amplop untuk kemudian duduk di depan Jaemin.

“Selamat Tuan, Anda positif hamil minggu ke lima belas” Tutur sang dokter seraya menyerahkan amplop itu pada Jaemin.

Tubuh Jaemin menegang dengan wajah pucat mendengar penuturan wanita itu. Pikirannya melayang jauh bak dia belum mendapatkan kesadarannya, beragam hal terus mengisi otaknya.

Jemarinya dengan ragu menerima amplop itu dan memeriksanya sendiri. Darahnya berdesir hebat saat dia dengan jelas mendapati bahwa dia memang mengandung.

“Tapi, Dokter bagaimana mungkin aku tidak memiliki gejala seperti mual atau yang lainnya, aku juga tidak morning sickness” Tanya Jaemin.

“Gejala pada orang hamil, umumnya berbeda Tuan. Tapi semua itu normal” Jelas sang dokter lembut.

Dia kembali sibuk menulis pada lembaran kertas, memberi resep vitamin untuk Jaemin. Sementara Jaemin masih mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

Dia raup nafas sebanyak-banyaknya lalu menatap sang dokter dengan ragu.

“Dokter...” Panggil Jaemin lirih membuat sang dokter menghentikan kegiatan menulisnya dan menatap Jaemin.

Dia tarik nafas dalam seolah memantapkan dirinya atas keputusan yang dia ambil ini.

“Bisa tolong bantu aku menggugurkan anak ini?” Tanya Jaemin membuat sang dokter tersentak dengan mata membelalak.

“Tuan, itu tindakan ilegal. Aku bisa di pecat jika melakukan itu” Ucap sang dokter setengah mengomel.

"Tapi, aku tidak menginginkan anak ini dokter”

“Maaf, Tuan. Itu di luar kendali kami. Ini resepnya, silakan di tebus” Tutur wanita itu dengan wajah dinginnya.

Bukan kali pertama, sebagai dokter kandungan dia di minta untuk menggugurkan janin dalam kandungan pasiennya, tapi tetap saja setiap mendengarnya, membuat dia marah.

Jaemin meraih lembaran kertas itu kemudian beranjak keluar.

“Tuan...” panggil dokter itu membuat Jaemin yang hendak keluar lantas menoleh.

“Jangan lupa di konsumsi vitaminnya. Janinnya sangat sehat. Tolong jangan jadikan dia korban keegoisan kalian. Kalian yang harusnya sadar sebelum melakukannya. Dia tidak berhak  untuk di sakiti” Tutur sang dokter.

Ada seulas senyum kecut yang terukir di bibir Jaemin mendengar kalimat itu. Hatinya tersentuh saat dia merasa mendapat dukungan. Sehingga yang dia bisa hanya mengangguk lirih, setelahnya dia kbenar-benar keluar dari ruangan dokter.

Setelah menebus vitamin, Jaemin pergi dari rumah sakit. Selama perjalanan, Jaemin tampak gelisah. Beberapa kali jemarinya mengetuk kemudi dengan kepala beberapa kali menoleh keluar jendela.

Dia lirik jam tangan di mana waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dia menyambar ponselnya dan menghubungi Haechan, karena hanya mereka berdua tempatnya bercerita. Meski dia harus menunggu sampai jam makan siang.

My Hot Married Boss [NOMIN]✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin