Zynn-2 Loncatan Waktu

14 5 0
                                    


Anak kecil itu sumringah terlihat dari gigi yang terlihat saking lebarnya senyumnya sampai membentuk huruf :D usianya berbeda 5 tahun dengan Zynn, ia amat berani dan tidak terlihat malu untuk menghampiri kakaknya di kelas 6. Suaranya memecahkan keheningan suara kelas yang hanya ada beberapa orang didalamnya

Dwi : MAAAAS!

Zynn menggelengkan kepala, setelah tersentak dengan suara adiknya masih tetap heran dengan sikap ceria adiknya yang berbanding berbalik dengan sikap dirinya. Lalu ia melangkahkan kaki keluar menuju pintu kelas

Zynn : Iya dek, ada apa?

Dwi : Biasa hehe

Zynn melihat rauh wajah adiknya yang kegirangan seolah sudah mendapatkan sesuatu dengan keyakinan penuh bahwa dia akan menerima apa yang di inginkannya. Tergambar dari wajahnya amat terlihat jelas bahkan bintang rasanya sanggup untuk didapatkan olehnya!

Zynn : Yaudah nih, buat beli yang mengenyangkan yah jangan chiki inget! 

Setelah memberikan 5000 kepada adiknya tercinta, tangannya tak lupa reflek menuding dengan bahasa memperingatkan. Andai adiknya tahu, abangnya ini memberikan semua yang dimiliki olehnya. Uang 5000 nominalnya barangkali tak seberapa, tapi itu amat berharga bagi Zynn yang uang sakunya segitu-gitunya. Tak usah mengajarkan Zynn untuk ikhlas, otak Zynn tidak se istimewa itu untuk dengan mudah memahami arti Ikhlas bila dijelaskan dengan teori. Cukup tindakan sebagai bukti atas Ke Ikhlasan dan Kecintaannya terhadap adiknya ini.

Dwi : Makasih mas jelek! wlee .. aku jajan dulu!

Mungkin Zynn tidak menyadarinya, bawaan cuek ayahnya yang dominan diperlihatkan di keluarga menurun semua kedalam dirinya, ia jadi terlihat jarang ceria, bermuka serius, dan ga asik. Namun tidak untuk adiknya, ia amat benci jika tidak ceria dihadapan adiknya yang ceria, mungkin janji dan doa di masa kecil saat adiknya lahir langsung terpatri dalam jiwa raganya hingga ia selalu lemah lembut dan spontan menyunggingkan senyuman sekesal apapun pada wanita dalam keluarga kecilnya; Ibunya, Neneknya, Adiknya

Zynn tak pernah menceritakan pada adiknya, ayahnya ataupun Ibunya setiap ada pertanyaan tentang uang sakunya. Sewaktu-waktu pernah ibunya sedikit mengekspresikan kekesalan pada anaknya karena heran. 

Ibu ngasih kamu uang saku 5000, kok gapernah nyisa tu dipake buat apa Mas?

Waktu itu, Zynn hanya tersenyum dan menjawabnya "Buat jajan, buat apa lagi emang?"

Suatu saat mereka semua akan tahu kebenarannya, bukan karena boros- bukan karena tidak prihatin dengan ibunya. Apapun yang dilakukannya, kembali untuk keluarga yang dicintainya. Kelak, Zynn pun tetap merasa tenang dan terbiasa dengan tudingan yang dilontarkan dan diarahkan padanya. Menurutnya, selagi benar- untuk apa marah saat dinilai buruk? biarkan saja karena tabiat buruk ku pun jika sedang tidak ter kontrol dengan baik akan menyebalkan dan sukar diterima orang lain. Memang beginilah hidup.

Batinnya Zynn dalam kesunyian malam.

Tak usah mengajari Zynn soal tabah. Kurang tabah apa ketika seorang manusia memilih diam dan dinilai buruk meski bisa menjawab semua tuduhan itu dengan bukti yang bahkan amat dekat dengannya. (tinggal menyuruh adiknya cerita, misal)

Baginya, menjaga orang yang disayang agar tidak dimarahi hanya karena ingin melakukan yang ia senang adalah kewajiban. (Jajan/ mengenyangkan perut pastilah memberikan dampak kesenangan) Melatih kesabaran sendiri merupakan kekuatan yang wajib diterimanya.


PoV Dwi (SMA kelas 11)

Aku seneng punya abang yang baik, pengertian. Dulu setiap mau cerita ke mama kalo uang abang aku yang pake buat jajan sama temen-temen dia memelototiku (perintah melarang dengan bahasa verbal). Aku baru tahu, ternyata itu juga dilakuin di jaman SMP sama SMA kalo abangku ternyata ga pernah berubah. Uangnya gapernah habis sendiri, orang yang gatau bakal nilai abangku orang yang boros sama uang padahal itu semua dipake karena habis bareng temen-temen yang jarang bawa uang jajan. Abang gasuka liat orang kelaparan, eh tapi dia puasa Sunnah setiap uang jatahnya habis sebelum tenggat waktunya habis. Abang jarang guyon, tapi dia gapernah jutek sama aku. Aku tau banget abang kalo lagi ada masalah ngurung diri, aku sering isengin dia buat mancing emosinya biar inget kalo masih ada yang peduli. Aku, adiknya.

It's Zynn StoriesWhere stories live. Discover now