It's Zynn Stories

Zynn- 39 Toxic

WARNING! 

UNTUK YANG GASUKA TOXIC HARAP TIDAK DILANJUT

TITIK

.

.

.

.

.

Hello, here we meet again. Kelemahan mental, otak ga sehat, depresi, stress, anxiety, tekanan batin. Itu mungkin beberapa kosakata yang cocok di ceritaku kali ini. Kalau yang kalian pikir adalah tentang bahasa kebun binatang atau vulgar tentu bukan itu yang saya maksud. Terimakasih untuk tidak salah memahami dan menilai duluan lalu memutuskan untuk membacanya lebih lanjut. Kamu keren! tandanya tidak terlalu skeptis dengan penggunaan bahasa kotor dalam bacaan, tidak mudah menghakimi, mencoba mengerti ranah (-)

Dewasa ini, banyak sekali tutur kata yang amat lembut namun meninggalkan bekas lara yang mendalam pada orang yang mendengarkan. Sebaik apapun ucapan, apabila mengandung makna yang tidak sepatutnya pada tempat dan situasi yang tepat bisa menghancurkan kehidupan seseorang secara tak langsung.

Bu Sri : Kamu ngerjain begini aja kaya anak SD, masih ngarep lulus? oh, anak perantauan jauh dari orang tua sih ya jadi ga ke urus.

Zynn hanya menunduk diam, ada tamparan keras merasuki relung hatinya. Bila benaknya terucap dengan lisan, barangkali semua perhatian akan fokus padanya. Namun, Zynn memilih untuk membisu- tidak suka menjadi pusat perhatian meskipun kondisinya saat ini sudah terlanjur mengarahkan semua perhatian teman sekelas kearahnya. Tatapan menahan tawa, menyunggingkan senyuman miring, kerutan dahi keheranan, dan tatapan kasihan tak lepas dari perasaan Zynn yang tak bisa berbohong.

Zynn, bukanlah siswa cerdas. Tapi, menurutnya wajar saja bila guru dihadapannya ini marah. Meskipun, rasa malu yang luar biasa tetap saja tak bisa dipungkirinya amat membebani perasaannya saat ini.

Bu Sri : Sudah sana kembali ke tempatmu, buat yang lain ini jelas merupakan contoh yang tidak baik. Bagi yang mengerjakan soal seperti Zynn jangan harap bisa mendapatkan nilai maksimal di pelajaran Ibu.

See?

Dari penggalan cerita diatas, yang disayangkan memang keduanya. Si murid yang tidak cerdas juga gurunya yang mempermalukan dirinya didepan umum. Bawa-bawa orang tua, embel-embel perantauan. Seolah memaklumi tapi ujung-ujungnya sekalian di blame.

Seru (?)

Seorang anak yang keras, justru perlu kelembutan untuk menaklukannya. Toxic, racun terkadang bentuknya tak selalu seperti bisa, ataupun kopi sianida. Lisan kita bisa jadi racun yang amat mematikan dan memekakkan telinga, membunuh perasaan dalam hati jadi pekat, juga bisa jadi alat mematikan untuk membunuh harapan atau semangat dalam jiwa seseorang.