Chap 6

381 57 5
                                    

" Ada apa ?" tanya Pasiri lembut, saat melihat Saint termenung di pinggir kolam ikan.

" Bibi..." Saint tersenyum tipis, dan Pasiri tau kalau itu senyum di paksakan.

" Kenapa melamun di sini hmm...?"

Saint menggeleng pelan, menjawab pertanyaan Pasiri.

" Kembalilah ke kamar, dan cuaca terlihat tidak bagus saat ini..." ucap Pasiri, Saint mengangkat wajah nya menatap langit yang semakin menghitam. Seperti nya sebentar lagi akan turun hujan.

" Ayo nak..." ajak Pasiri, Saint pun menurut dan bangun dari duduk nya.

Dua mobil masuk ke dalam mansion, membuat langkah kaki Saint terhenti.

Mean, Plan dan Big keluar dari mobil pertama, ketiga pria itu langsung masuk ke dalam mansion. Atensi Saint kini beralih ke mobil yang ada di belakang, karena ia tak melihat keberadaan tuan nya.

Pintu mobil terbuka, lalu keluarlah Perth. Senyum Saint langsung terhias saat melihat tuan nya.

Namun senyum itu langsung sirna, manakala seseorang keluar dari dalam mobil itu.
Seorang wanita cantik, dan Saint tidak mengenal nya. Wanita itu langsung menggandeng tangan Perth, lalu kedua nya masuk ke dalam mansion.

" Bibi...siapa wanita itu ?" tanya Saint.

" Err...itu_dia teman tuan, namanya Jena." sahut Pasiri gugup.

" Jena..." gumam Saint pelan, dan Pasiri menangkap kilat kesedihan dalam manik hazel pemuda itu.

" Ayo Saint..." ajak Pasiri, dan rintik hujan pun mulai turun membuat Pasiri dan Saint setengah berlari masuk ke dalam mansion.


Saint tidak melihat keberadaan wanita itu di dalam mansion, tatapan nya menyebar dan mencari wanita itu.

" Apa yang kau cari nak ?" tanya Pasiri.

" Tuan, kok tuan tidak ada bibi..." sahut Saint.

" Tuan mungkin di kamar nya."

" Apa...wanita itu juga ?" pertanyaan Saint langsung membuat Pasiri membisu, ia pun bingung untuk menjawab nya. Tidak mungkin juga ia bilang kalau wanita itu sering datang ke mansion ini dan juga menginap di sini, bisa-bisa Saint sedih mendengarnya karena Pasiri tau kalau pemuda itu mulai menyukai tuan mereka.

" Ayo ku antar ke kamar mu..." ucap Pasiri.

" Tidak usah bibi, biar aku ke kamar sendiri." Pasiri tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia hanya bisa menatap kepergian Saint yang menuju ke lantai atas.

Saat melewati lorong yang menuju ke kamar nya, tiba-tiba pintu kamar Perth terbuka lalu keluarlah Jena.
Langkah kaki Saint pun terhenti, begitu juga dengan Jena dan kedua nya saling tatap.

" Kau...bisa bantu aku ?" cetus Jena.

Saint hanya mengangguk samar, walaupun ia tidak tau apa yang bisa ia bantu.

" Beritahu Pasiri...antarkan satu botol wine ke kamar." perintah Jena.

" Wine...ke kamar ?" lirih Saint.

" Astaga...kau tidak dengar ya ?! cetus Jena, karena Saint tak beranjak dari tempat nya dan hanya diam terpaku menatap nya.

" Ada apa ini ?" tiba-tiba Perth keluar dari kamar, dan hanya menggunakan bathrobe nya. Sepertinya ia baru saja selesai mandi, karena rambutnya setengah basah.

" Saint..." kaget Perth, tak mengira akan bertemu Saint di sini. Ia pikir pemuda itu berada di kamar nya, karena saat datang tadi ia tidak melihat keberadaan Saint di bawah.


ASSASSIN & HIS SLAVE ( END) Kde žijí příběhy. Začni objevovat