Chap 10

406 45 3
                                    

Mean dan Plan telah sampai di club milik Darren, kedua nya datang sebagai pengunjung club. Keduanya menikmati minuman pesanan mereka, dan tak ada seorang pun yang tau kalau kedua nya saat ini sedang merekam apa yang ada di sekitar club.

" Sepettinya tidak ada yang mencurigakan..." ucap Mean, sembari meneguk minuman nya.

" Biar bagaimana mana pun kita harus merekam keadaan di club..." cetus Plan, Mean mengangguk mengerti karena rekaman itulah yang nanti nya akan menjadi bahan untuk misi mereka selanjutnya.

Lain di club lain pula di sebuah pesta mewah, pesta yang hanya di hadiri oleh kalangan elite. Atas bantuan seseorang Big berhasil menyelinap ke dalam pesta, dan menyamar sebagai seorang pelayan di pesta itu.

Di kancing kemeja Big telah tersemat kamera pengintai, jika di lihat sepintas maka tak akan ada yang menyadari kalau ada kamera di kancing kemeja itu.
Kamera itulah yang membuat Perth bisa melihat dengan jelas apa saja yang terjadi di dalam pesta itu.

" Cari target..." perintah Perth, melalui earpiece nya, sementara tatapan nya begitu lekat menatap layar laptop nya.

Tanpa bicara apa pun Big berlalu, sambil membawa nampan yang berisi minuman. Ia melayani satu persatu para tamu pesta, gaya nya sudah seperti pelayan sungguhan.

Sayup-sayup terdengar suara orang bicara, Big langsung bersembunyi di balik dinding dan mencuri dengar apa yang di bicarakan di dalam sana.



" Sekarang rival mu tinggal satu...Saxena..." ucap seseorang, yang Big yakini adalah salah satu tamu pesta.

" Kau benar...Saxena saat ini penghalang ku satu-satunya, entah sebenarnya apa yang terjadi...kenapa Warayan dan Warida tewas mendadak, aku curiga...sepertinya ini memang sudah di rencanakan..." pungkas Darren, sejak ia dengar kematian Warida seperti nya Darren sudah mulai menaruh curiga kepada Saxena. Walaupun dirinya berada di Perancis saat itu, tapi mengenai perkembangan bisnis nya di Bangkok Darren selalu exis.

" Berhati-hatilah kawan...siapa tau kau lah sasaran berikut nya."

Darren malah tertawa kencang, mendengar peringatan dari teman nya. Pria keturunan Eropa itu merasa yakin kalau dirinya tidak akan terjamah, dan ia pun sangat yakin kalau dirinya tidak akan berakhir seperti kedua rival nya itu.

*

Mean dan Plan menujukan hasil rekaman  mereka, dan semua terlihat fokus menatap ke arah layar besar yang ada di dinding.

" Pintu samping itu, jangan pernah lari ke sana saat keadaan gawat...karena pintu itu terkunci dan tidak pernah di buka." jelas Mean.

" Salah satu jalang di sana bilang, kalau target hanya datang satu minggu sekali ke club...tepatnya akhir pekan, saat keadaan club sangat ramai." ucap Plan.

Perth mengangguk mengerti, dengan tatapan yang tak putus menatap rekaman di dalam club.

" Apa yang kau dapat di sana Big ?" tanya Mean, sedangkan Perth sudah tau karena langsung memantau keadaan di dalam pesta secara langsung.

" Target sepertinya sudah menduga...kalau semua ini ulah Saxena." ucap Big.

" Pintar sekali dia..." cetus Mean sambil terkekeh.

" Biar bagaimana pun Saxena adalah klien kita...sudah kewajiban kita untuk mengalihkan dugaan target dari Saxena." ucap Perth.

" Ya sudah...eksekusi saja si Darren itu." cetus Mean.

" Sepertinya sedikit sulit...kematian Warayan dan Warida membuat target semakin berhati-hati..." ucap Perth.

" Bos benar...aku pun sempat dengar kalau target menyewa beberapa bodyguard khusus untuk menjaga nya dan menemani nya kemana pun dia pergi." timpal Big.


ASSASSIN & HIS SLAVE ( END) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora