Chap 7

384 48 2
                                    

Di luar hujan semakin deras, angin pun bertiup sangat kencang. Saint masih betah berdiri di depan jendela kamar nya, sembari menatap ke halaman mansion. Dirinya berharap kalau tuan nya akan segera pulang.

Hingga rasa kantuk itu datang, dan yang di tunggu tak kunjung datang. Rasa gelisah kini mulai singgah di hati pemuda belia itu, ia merasa khawatir tanpa sebab.

" Tuan di mana...?" monolog nya.

Kedua pelupuk matanya mulai memberat, dan akhirnya tak bisa menahan rasa kantuk yang kini semakin menyerang nya.

Jam menunjukan pukul satu dini hari saat Perth pulang, pria itu bergegas ke kamar nya dan langsung membersihkan tubuhnya.

Ingatan nya kembali kepada Saint, hingga membawa nya pergi ke kamar pemuda itu.
Perth langsung masuk ke dalam, dan mendekat ke arah ranjang.

Ia melihat Saint tertidur, meringkuk tanpa selimut. Tanpa bicara apa pun ia langsung menyelimuti tubuh pemuda itu, agar Saint tidak kedinginan karena di luar hujan semakin deras.

" Tuan..." Saint mengigau, memanggil Tuan nya dalam tidur nya.

" Saint..." satu tangan Perth terulur, mengusap wajah Saint perlahan takut kalau pemuda itu akan terbangun.

Saint semakin meringkuk di balik selimut nya, sepertinya selembar selimut tak cukup membuat hangat tubuhnya. Tanpa ragu Perth naik ke atas ranjang, berbaring di samping Saint dan memeluk nya.

Rasa hangat membuat Saint dapat tidur dengan tenang, perlahan tapi pasti ia semakin tenggelam dalam pelukan Tuan nya.

*

Pasiri membuka pintu kamar Saint, dan perlahan masuk ke dalam. Namun langkah nya langsung terhenti saat melihat seseorang tengah berbaring sambil memeluk Saint.

Senyum di wajah tua nya terukir, kemudian ia keluar dari kamar dan kembali ke bawah.
Niat nya ingin membangunkan Saint untuk sarapan, tapi siapa yang menduga nya kalau ia melihat tuan nya kini ada di kamar itu.

Suara kicau burung yang ada di luar terdengar oleh Saint, membuat kedua mata pemuda itu terbuka.

Degg

Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan tuan nya, karena posisi wajah mereka sangat dekat dan saling berhadapan. Saint pun tersadar kalau dirinya tidur dalam pelukan tuan nya, pantas saja ia merasa hangat sepanjang malam.

Saint pov

Aku tak bergeming dan terus menatap wajah tampan nya, bahkan tak berusaha lepas dari pelukan nya.
Sudah beberapa hari ini aku sangat merindukan pelukan hangat nya, dan sekarang aku kembali merasakan nya.

Ku beranikan diri untuk menyentuh wajah nya dengan jari telunjuk ku, wajah tuan sangat halus sekali saat ku sentuh.

" Eungg..." Tuan melenguh, dan refleks aku menarik tangan ku. Jantung ku berdetak sangat kencang karena takut kalau tiba-tiba tuan bangun.

Dapat ku rasakan betapa hangatnya saat hembusan nafas nya menerpa wajah ku, wajah kami begitu dekat hingga aku dapat mendengar suara nafas nya.

Kembali jemari ku menyentuh wajah nya, dari alis, hidung hingga turun ke belah bibir nya.
Ku pandangi bibir itu, bibir yang selalu tuan pakai untuk mencumbui ku. Dan entah kegilaan dan keberanian dari mana, hingga aku nekat mengecup bibir nya.

Cupp

Hanya kecupan singkat, namun cukup membuat jantung ku berdetak tak karuan. Tapi naas, sedetik kemudian aku lihat kedua mata nya terbuka hingga kedua mata kami saling menatap lekat.

ASSASSIN & HIS SLAVE ( END) Where stories live. Discover now