Chap 9

400 46 3
                                    

Buat yang minat order pdf nya bisa langsung dm mae...
Tanpa skip dan nga perlu nunggu up lama.


" Aaahhh...Sshh..." desahan itu akhirnya lolos juga, setelah beberapa saat Perth mencumbui pemuda itu.

" Tuan..." tatapan sayu itu menatap Perth, membuat pria itu menghentikan cumbuan nya di leher pemuda itu.

" Sudah bangun hmm..." bisik Perth, dengan nada serak dan terasa berat.

Saint hanya mengangguk pelan, dengan tatapan sayu nya yang masih terus menatap tuan nya.

" Maafkan aku..." di usap nya wajah Saint dengan lembut, membuat pemuda belia itu tertegun mendengar nya.

" Aku seharusnya tidak melakukan hal itu...maaf." sesal Perth, masih jelas tercetak di ingatan nya bagaimana menggenaskan nya keadaan Saint saat tadi ia temukan.


" Tuan tidak salah, akulah yang salah...aku yang harus minta maaf." Hati Perth terenyuh mendengar nya, saat pemuda belia itu justru yang meminta maaf kepada nya jelas-jelas dirinya yang salah.

" Aku janji...aku tidak akan melakukan nya lagi." sambung Saint.

" Melakukan apa ?" kening Perth mengernyit, bahkan dia lupa alasan nya menghukum pemuda itu.

" Itu Tuan...menci_um...Tuan..."

Degg

Perth pov

Mengapa aku merasa tak rela saat dia berkata seperti itu kepada ku.
Dia bilang tidak akan mencium ku lagi, karena takut aku menghukumnya seperti tadi.

" Kenapa bilang begitu ?" tanya ku.

Sesaat dia terdiam, dan hanya menatap ku lekat.

" Kau yakin...tidak ingin melakukan itu lagi ?" tanya ku.


Ku lihat dia menelan saliva nya, bicara dengan posisi dan jarak seperti ini sepertinya membuat nya merasa gugup.


" Baby...jawab pertanyaan ku..." ucap ku, karena tak kunjung mendengar jawaban nya.

" Aku takut...Tuan menghukum ku seperti tadi..." lirih nya, dengan kedua mata berkaca-kaca.

Saint tidak bohong, ia memang merasa ketakutan akibat hukuman Perth. Ia pikir dirinya akan mati lemas dan menggenaskan karena benda berwarna pink itu, karena ia tak punya kuasa untuk melepaskan benda itu dari hole nya sedangkan benda itu terus bergetar kencang di dalam hole nya dan membuatnya klimaks berkali-kali tanpa bisa ia tahan.


" Dengarkan aku...sebenarnya aku tak bermaksud untuk menghukum mu seperti itu. Aku hanya ingin kau merasakan dildo itu sebentar tapi...aku lupa karena tadi harus meeting dengan mereka."


" Sungguh Tuan ?" tanya nya, dan aku mengangguk cepat.


" Dan kau bisa mencium ku kapan pun kau mau...aku tidak akan melarang mu atau pun menghukum mu." ucapan ku seketika membuat nya terdiam.


" Dengarkan aku..." aku bangun dari atas tubuh nya, lalu duduk bersandar di headboard ranjang.

Saint pun ikut bangun, dan duduk menghadap ke arah ku. Sepertinya ia menunggu apa yang akan aku katakan selanjutnya.

" Dildo itu adalah alat bantu sex, dan...sebenarnya tidak berbahaya. Justru benda itu akan membuat mu merasakan nikmat jika kau menggunakan nya dengan benar...dan cara ku tadi itu salah karena terlalu lama menyuruh mu menggunakan nya...maafkan aku ya ?"


ASSASSIN & HIS SLAVE ( END) Where stories live. Discover now