2. Fetish

3.5K 166 15
                                    


Rama tampak seperti cowok straight yang ogah-ogahan, tetapi tak punya pilihan lain untuk menolong dirinya sendiri. Dia membuntuti Mascha ke dalam kamar sambil memegangi kontolnya dengan dua tangan, tak berani melepasnya barang sedetik. Seakan-akan homo yang berjalan di depannya akan menyantap kontol itu sampai putus.

Kamar itu sederhana, tidak ada perabotan istimewa. Hanya ada tempat tidur nyaman dengan bedsheet dan bedcover putih seperti di hotel. Satu meja lampu. Satu lemari tinggi. Lalu, rak-rak berisi peralatan pribadi Mascha. Di seberang tempat tidur juga terdapat televisi ukuran 50 inch.

"Enggak ada kamera di sini. Kalau mau cek dulu, silakan," tawar Mascha.

Rama menggeleng. Dia sudah diyakinkan oleh Victor bahwa Mascha bukanlah orang jahat.

Mascha melepas kausnya, menyisakan sempak trunk membalut panggul, lalu melompat ke atas tempat tidur. "Kita memang enggak punya banyak waktu, tapi kita tetap butuh warm up. Aku pengin Mas rileks. Baring sini, Mas."

Rama memanjat ke atas tempat tidur, masih menutup kontolnya dengan dua tangan.

"Lepas tangannya, Mas," pinta Mascha.

Rama ragu.

"Lewat garis merah tadi, Mas juga harus nurut perintahku, lho," ungkap Mascha mengingatkan. "Anggap aja kita lagi role play BDSM. Aku jadi masternya, Mas jadi budaknya. Kontrol atas tubuh Mas udah Mas serahkan ke aku sepenuhnya."

"Gue masih belum terbiasa. Sorry."

"Ya makanya kita warm up dulu."

Rama melepas tangannya sambil berbaring di samping Mascha di atas tempat tidur. Susah payah Rama mencoba bersikap biasa-biasa. Namun rasanya sulit. Ini tidak seperti bugil di depan sobat-sobat cowoknya.

Di lain sisi, Mascha mulai merasakan tubuhnya bergairah. Dia tak menyukai kepribadian Rama, seperti yang tampil di konten-konten Tiktoknya, tetapi Rama tetaplah cowok straight kekar yang good looking. Munafik kalau Mascha tidak tertarik secara seksual.

Sayangnya, Mascha tidak seperti adik bungsunya yang punya kekuatan mengubah persepsi. Lawan main sang adik bisa dibuat seperti sedang berhubungan dengan perempuan cantik. Seperti menghipnosis. Jadi meski sang adik sedang menyodomi partner ena-ena-nya, si partner ini melihatnya seperti seorang perempuan sedang menyodomi pakai strap-on dildo.

Tapi jangan khawatir. Mascha juga tidak kalah hebat dalam bikin enak cowok-cowok straight. Dia akan memulainya dengan menyalakan TV, menayangkan bokep lesbi. Dua atau tiga cewek cantik sedang saling menikmati tubuh satu sama lain. Biasanya itu bikin para cowok straight ngaceng lebih cepat.

TV di kamar menyala terang. Mascha mengganti kanal ke external drive yang terpasang di belakang TV, berisi ratusan folder bokep straight atau lesbi.

Kemudian, Mascha memosisikan tubuh Rama dengan nyaman. Kedua tangan di belakang kepala, supaya keteknya terekspos. Lalu, Mascha berbaring di sampingnya, memeluk tubuh itu. Karena tubuh Rama lebih tinggi dari Mascha, kepala Mascha sengaja ada di atas ketek Rama. Mascha membiarkan bulu-bulu ketek lembut itu menggelitiki pipinya.

"Peraturannya," bisik Mascha dengan sensual, "sepanjang berada di sini, Mas enggak boleh pegang burung sendiri, ya."

"Oke, Mas."

"Sekali aja Mas pegang burung sendiri, Mas kena hukuman."

"S-siap."

Mascha merebahkan wajahnya di ketek sang seleb Tiktok. Hmmm ... enak. Aroma keteknya juga wangi. Campuran aroma bumi dan buah. Cukup maskulin. Bulu ketek Rama lurus, tipis, menyusur panjang, dan lumayan banyak. Ketika Mascha mengamati lebih dekat, beberapa helai bulu ketek itu tumbuh sebanyak dua helai. Yang berarti Rama sering mencukur habis bulu ketek ini, sehingga muncul dua helai rambut di titik yang sama.

Maschalagnia (Remake)Where stories live. Discover now