17. Sepuluh

1.2K 111 73
                                    


"Saya ... saya enggak tahu lagi kabarnya gimana."

"Lubangnya di dekat situ?"

"Ya. Dekat dengan tempat saya bangun tadi. Mungkin sekitar satu atau dua kilometer."

"Coba kalibrasi sekali lagi ..., gundul pringisnya ada banyak?"

"Enggak terhitung."

"Dan kamu bisa lihat?"

"Jelas."

Uro mengangguk paham seraya menyugar rambutnya dengan frustrasi. Barusan dia mendengarkan seluruh penjelasan lelaki bernama Juan itu dari awal sampai akhir, khususnya yang berkaitan dengan jatuhnya Mascha ke dalam lubang.

Uro, Juan, dan delapan ninja itu kini berada di hotel tempat Mascha seharusnya menginap. Kamar hotel itu terbengkalai selama dua malam terakhir, tetapi pihak hotel terus men-charge-nya karena barang-barang Mascha masih berada di sana. Dua orang ninja berdiri di dekat pintu, dua orang ninja berdiri di masing-masing ujung jendela kamar, empat orang ninja berdiri di sudut-sudut kamar. Semuanya menjaga Uro dan Juan.

Uro mengentakkan tumit kakinya dengan cemas. Dia juga berjalan ke jendela, memandang ke luar sambil menggigiti kukunya. Uro bukanlah pemikir ulung. Yang jago memikirkan strategi adalah adiknya, Podo (Sepuluh). Yang jago menganalisis situasi adalah Mascha. Dan yang biasanya tahu harus ngapain adalah Cyssan (Tiga). Tanpa salah satu dari ketiganya, Uro hanya bisa mengambil risiko berdasarkan intuisi.

"Mascha masih bisa selamat, kan?" tanya Juan.

"Aku bisa dengar detak jantungnya," aku Uro sembari berbalik ke Juan. "Detak jantung kami berbeda. Malah ... di lokasi itu, aku dengar dua detak jantung bangsa kami."

"Jadi ... Mascha masih ...."

"Mascha masih hidup," tegas Uro sambil mengangguk.

Juan menghela napas lega. Senyum kecil hampir terlukis di bibirnya, tetapi Juan agak malu untuk mengekspresikannya. Jadi dengan salah tingkah Juan menunduk, padahal hatinya gembira.

"Tapi mungkin mereka dalam bahaya," lanjut Uro. "Dua detak jantung itu cukup lemah. Aku enggak bisa nentuin lokasinya di mana. Kayak ada yang ... menghalangi."

"Apa pun yang bisa saya lakukan untuk nyelamatin Mascha, beri tahukan ke saya," ungkap Juan sambil berdiri dan membungkuk hormat.

"Sebelum kamu juga aku bakal maju, anjir. Dia saudaraku!" hardik Uro tegas.

Faktanya ..., dia saudara favorit Uro.

Tak ada yang tahu soal ini, bahkan Mascha pun tak tahu soal ini. Diam-diam sejak kemunculan Uro di Surgaloka, Uro menaruh hati kepada Mascha. Kakaknya yang keenam adalah lelaki pertama yang menyapanya pada pergantian musim gugur ke winter solstice.

"Halo, Sembilan," kata Mascha ketika Uro membuka mata. "Selamat datang."

Lalu Mascha menyentuh tubuhnya untuk mengecek kesehatan lelaki baru itu. Sentuhan tangannya hangat. Pesona wajah Mascha memikat hati. Uro tak bisa melepaskan pandangannya dari lelaki Surgaloka pertama yang dilihatnya.

"Oke. Dia sehat," kata Mascha, bagaikan dokter. "Bulan depan kita berkumpul lagi saat konstelasi Capricorn muncul."

Sayangnya Uro tak mungkin menjalin cinta dengan Mascha, pun berhubungan seks dengannya. Kalau sampai begitu, mereka berdua akan mati. Mendengar Mascha dalam bahaya, Uro yakin, tak ada makhluk mana pun yang lebih cemas akan keselamatan Mascha selain dirinya.

"Nagato. Kawakami," panggil Uro dengan tegas.

Dua ninja di sudut kamar tetiba berlutut dan menundukkan kepalanya menghadap Uro.

Maschalagnia (Remake)Where stories live. Discover now