11. Pocong

852 101 13
                                    


Ini bukan April Mop! Wkwkwk ... aku malam ini update dua cerita. Satu cerita berbayar, satu cerita gratisan, yaitu cerita ini. Seperti biasa, sebelum masuk cerita, aku mau promosi dulu, ya.

Cerita berbayar yang update adalah Spill Ketek Part 4: Keringat di Ketek. Spesifikasinya sama kayak part 2 dan 3. Blurb-nya:

Mengetahui Pak Robi menikmati perannya sebagai budak, kamu pun berencana untuk bersikap seperti seorang master. Kamu mengundang Pak Robi ke sebuah tempat sepi untuk mengeksekusi tubuhnya. Kamu juga mengundang cewek-cewek yang pernah Pak Robi nikmati, untuk membantumu. Kira-kira, apa yang akan kamu lakukan ke tubuh Pak Robi?

Buat yang menikmati cerita Spill Ketek, sudah bisa dibeli di Karyakarsa, ya. Ada di seri Spill Ketek. Terima kasih banyak sudah setia membeli dan membaca cerita ini. Spill Ketek adalah cerita favoritku yang kedua setelah Maschalagnia. 

Karena aku nerbitin Spill Ketek Part 4, maka aku nerbitin Maschalagnia Part 11. Dan karena sekarang April Mop, maka aku juga nerbitin Maschalagnia Part 12. 

Ditunggu vote dan komentarnya. Semoga kamu tetap suka dengan cerita Maschalagnia!

SELAMAT MEMBACA! (Aku masukkan sedikit adegan di part sebelumnya, ya)


========


"Saudaraku dalam bahaya!" seru Mascha tiba-tiba.

Juan langsung mengerem mobil. Decitan ban di atas aspal memenuhi sunyi hutan belantara ini. Setelahnya, deru mesin mobil mengisi keheningan.

Mascha terentak ke depan, lalu menoleh ke arah Juan. Dilihatnya lelaki itu setengah ketakutan. Napasnya memburu.

"Saudaraku dalam bahaya!" ulang Mascha sekali lagi.

"Okeee ...," kata Juan, menelan ludah. "Tapi kayaknya ... ki-kita juga .... "

"Maksud kamu?"

Juan tampak cemas. Mungkin agak ketakutan, tetapi dia mencoba menguatkan diri. Pelan-pelan, seolah-olah tak ingin mengeluarkan suara, Juan mengedikkan kepala ke arah depan mobil. Menunjuk sesuatu yang saat ini berada di depan mereka.

Mascha menoleh dan menemukan sesuatu yang tak seharusnya berada di sana.

Di lampu yang tersorot mobil ....

... berjejer tiga belas pocong menatap Mascha dengan mata merah menyala.


[ ... ]


"Kamu bisa melihat mereka?" Itu pertanyaan pertama yang Mascha ajukan seraya menatap waspada ketiga belas pocong di depannya.

"Saya sih penginnya enggak lihat." Juan menelan ludah. Alisnya bertaut mengamati satu per satu pocong berkain putih nan kotor itu. "Mereka ... mereka sebenarnya manusia, kan?"

"Itu masih hipotesaku," ungkap Mascha jujur. "Kuntilanak dan jurig jarian itu menjadi manusia dalam keadaan darurat. Aku enggak tahu dengan mereka."

Juan mengangguk paham. "Kita libas aja atau—"

Satu pocong melompat satu langkah lebih dekat ke mobil. Dua belas yang lain ikut melompat mendekat. Juan tersentak kaget melihat pergerakan itu.

"Kenapa kamu bisa lihat juga, ya?" gumam Mascha, lebih ke dirinya sendiri.

Juan mengangkat bahu, matanya masih waspada. "Mereka ada ... tiga belas?"

Mascha menelan ludah. "Mereka melakukan olok-olok pada Surgaloka," ungkap Mascha.

Maschalagnia (Remake)Where stories live. Discover now