12. Enam

1K 128 71
                                    


Mascha lagi-lagi berada di titik yang sama.

Di realita pertarungan Mato.

Bukan di titik dia terjatuh sambil menggapai daun kelor.

Dia terjatuh di halaman gedung Belanda, yang menghadap hutan.

Dia kembali ke pertarungan Mato.

"Waar ga je heen?" Suara noni Belanda itu lagi.

Mascha segera bangkit dan berlari ke tengah hutan. Tepat ke tempat tadi. Kali ini Mascha berlari dengan hati-hati. Dia sudah melewati jalur ini sebelumnya, sehingga seharusnya dia bisa mencapai Mato dengan aman. Ketika mencapai lokasi yang sama di mana Mato dikepung, kondisinya sudah berubah. Para noni Belanda itu berdiri melingkar. Mato berada di tengahnya, menangis sambil mencoba menyembuhkan pengawalnya satu per satu menggunakan kekuatan kiriman Mascha.

"MATOOO ...!" teriak Mascha dengan suara yang keras sekali, sampai-sampai pita suara Mascha terasa perih, tetapi tak ada satu pun makhluk di depannya yang mendengar Mascha.

Dirinya bukanlah entitas yang nyata di realita Mato ini.

Mascha berlari menembus noni-noni Belanda itu, menghampiri Mato yang tampak frustrasi. Mato seperti ODGJ yang kehilangan anak, lalu dengan delusional menimang-nimang bayinya yang mati.

"Bangun, Mike!" tangis Mato sambil menekan kening pengawal bernama Mike.

Mascha menyentuh kaki Mike. Mascha tak bisa merasakan aliran darah dalam tubuh pengawal itu. Mike sudah mati.

"Mike! Aku sembuhkan tubuhmu! Bangun!"

Mike tidak bangun. Tubuhnya sudah tak bisa merespons apa pun. Misal Mascha ada di sini pun, dia tak akan bisa menghidupkan Mike. Kecuali Kyno (Dua Belas) ada di sini juga, Kyno akan menjaga arwah Mike tetap di sekitar, lalu memasukkan arwah itu ke dalam tubuhnya seraya Mascha memfungsikan lagi setiap organ vital Mike.

Sayangnya, Mascha hanya melihat dirinya di sini, tanpa Kyno.

Karena Mike tidak bangun-bangun, Mato pindah ke pengawal lain. "Brian! Bangun! Aku sembuhkan tubuhmu! Bangun!" Telapak tangan Mato di atas kening Brian, menyalurkan energi Mascha, tetapi Brian tak kunjung siuman.

Brian juga sudah mati.

Keenam pengawal Mato, mati semua.

"Geef op!" teriak noni Belanda berbaju hitam dengan nyaring. Dua belas noni Belanda berbaju putih gading mengelilingi Mato dengan aura mencekam. Mereka berpendar keemasan karena sudah mengisap jiwa-jiwa pengawal Mato.

"Brian! Ini aku pake kekuatan kakakku! Bangun, Brian!" Mato tak menyerah. Sambil menangis, sambil dia mengalirkan kekuatan penyembuhan Mascha.

Sekali lagi, tak ada yang berfungsi.

Pandangan Mascha mengabur. Miris menatap Mato terpojok seperti kehilangan akal. Seluruh pelindungnya mati, tetapi Mato tetap saja berharap ada yang bangun. Ingin sekali Mascha bangkit dan menyerang setiap noni Belanda itu, membantu Mato. Namun Mascha tak bisa melakukannya. Mascha bisa merasakan realita Mato, tetapi tak bisa memberikan dampak apa pun.

Paham, kan? Mascha bisa merasakan ngerinya dikelilingi noni Belanda. Mascha bisa merasakan dinginnya hutan ini. Rumput-rumput yang basah. Setiap bagian tubuh pengawal Mato. Setiap energi jahat yang menguar dari noni Belanda. Tetapi Mascha tak bisa melakukan apa pun untuk mengubah dan memberi dampak.

Mascha bisa mengambil batu di dekatnya, mengangkatnya, tetapi ketika Mascha melemparnya, batu itu malah kembali ke tempat semula.

"Matooo ...!" panggil Mascha sekali lagi. Tentunya, suara Mascha tak dapat didengar oleh siapa pun. "Mato!"

Maschalagnia (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang