4

146 18 0
                                    

Johnny terus mencoba menelfon nomor Lia namun hasilnya tetap sama. Nomor gadis itu tak aktif. Dia juga sudah menelfon beberapa teman Lia yang dikenalnya namun jawaban mereka semua sama. Lia tadi masih menunggu disekolah saat mereka pulang dan menolak ajakan pulang bersama.





''Sial! Harusnya aku ingat kalau tadi meminta Lia menunggu. Bukannya malah mau mengantar Jennie shopping!''






Johnny mengambil kunci mobil dan mengirim pesan pada groupchat untuk memberi tahu teman-temannya supaya membantu mencari Lia. Ayolah, ini sudah pukul 10 malam dan gadis itu belum juga pulang. Bukan karena orang tua mereka, toh kedua orang tua itu akan pulang minggu depan. Tapi karena Lia sangat berharga baginya.




Setelah menaiki mobil, Johnny segera tancap gas menuju arah acak yang terfikirkan olehnya. Setelah mobil itu menjauh, barulah suara motor menyala disusul dengan cahaya lampu terdengar. Motor itu melaju menuju gerbang rumah dan turunlah Lia dari motor besar itu dengan tawa puasnya.




''Dia gila...''


''Sudah aku bilang. Terimakasih untuk hari ini...'' ucapnya dengan senyum tulus yang diangguki oleh Pria berwajah manga itu.


''Lain kali jika kamu perlu teman, katakan padaku...'' ucapnya sambil mengusap pelan pucuk kepala Lia yang diangguki oleh gadis itu.



Setelah ucapan perpisahan, akhirnya pria itupun pergi dari sana dan Lia segera masuk kedalam rumah menuju kamarnya. Tak lupa dia mengunci triple pintunya sebelum akhirnya menyalakan kembali ponselnya.


Banyak, sangat banyak pesan yang masuk bahkan membuat layar ponselnya sedikit eror. Semuanya diabaikan dan memilih menelfon satu orang.





''Halo?''


''Halo! Darimana saja kamu? Dimana kamu sekarang? Aku jemput...''



''Aku dirumah. Kakak yang dimana?'' tanyanya dengan nada meledek dan setelahnya terdengar suara rem mobil.



''Jangan bercanda Lia...''




''Aku udah dirumah, tanya aja bibik. Udah, aku mau istirahat. Capek. Bye...!'' jawabnya santai lalu mengakhiri panggilannya dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Seperti biasa, tak cukup waktu 15 menit untuknya berada di sudut ternyaman dalam rumahnya itu. Mengabaikan ketukan bahkan gedoran pintu yang jelas pasti dilakukan oleh Johnny.









''Berisik....!!''























.
.
.















''Where have you been, Lia? Kemarin gue nelfonin tapi nomor lo gak aktif! Lo tau gak gue khawatir banget waktu kakak lo bilang lo ilang?!'' ucap Sungchan setelah berhasil menahan Lia di kelas yang kebetulan masih sepi.



''Cuma cari udara segar....'' jawab Lia asal.



''Kemana? Sama siapa? Kenapa sampai gak berkabar?'' tanya Sungchan berurutan.



Dia memang jujur sangat panik kemarin ketika Johnny menanyakan mengenai keberadaan Lia karena pria itu lupa menjemput adiknya. Sungchan bahkan meminta teman-teman tongkrongannya untuk ikut mencari keberadaan Lia.


''Gue khawatir banget sama lo, Lia...'' lirihnya sambil menarik dagu Lia supaya menatapnya karena sejak tadi gadis itu terus memalingkan wajahnya ditambah lagi perbandingan tinggi mereka yang cukup jauh berbeda.





Unknown || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang