11

129 19 2
                                    

Johnny terbangun dan melihat Lia sudah menggunakan seragam sekolah lengkap dan sedang memakai sepatunya. Gadis itu tersentak saat Johnny sudah bersimpuh dengan satu kaki di depannya lalu membantu Lia mengikat tali sepatunya.







''Gausah kak...aku bisa sendiri...''







Lia langsung memindahkan kakinya ke arah lain dan melanjutkan mengikat sepatunya lagi sampai akhirnya kepala Johnny mendadak menyender di pangkuannya dengan mata terpejam membuat Lia menghela nafas panjang.






''Tunggu dibawah, aku siap-siap dulu. Aku an-''








''Sarapan udah siap. Kak John makan aja aku berangkat sendiri...''









''Dengan Taeyong? ''









''Gak...kak Mark jemput...'' jawabnya sambil mengangkat kepala Johnny lalu bangkit mengambil tasnya.








''Mark? Ada urusan apa Mark jemput kamu? Jangan terlalu dekat dengannya, Mark sudah punya-''










''Aku tau. Lagipula, apa bedanya sama kak John? Aku cuma mau ngabulin permintaan terakhir temen-temen aja. Aku berangkat dulu....''








Lia hendak pergi namun tangannya lebih dulu ditarik oleh Johnny hingga tubuhnya menghantam dada bidang pria itu yang langsung menahan pinggangnya sebelum Lia bisa melawan.







''Lalu kapan kamu mau mengabulkan permintaanku?''








''Segera. Aku pergi, dia kembali. Itu kan yang kakak mau selama ini? Akan aku kabulkan. Setelahnya kalian bisa hidup bahagia selamanya...''









''Bagaimana aku bisa bahagia kalau sebagian dari jiwaku gak ada lagi?''







Lia menoleh lalu menunjukkan senyum sinis nya.








''Kak Jennie gak akan pergi kalau aku pergi. Dia juga gak pernah peduli aku ada atau gak...''







''It's not her, but you!''









''You just obsess with me, not love!''









''Yes I am! I'm in love with you! Tapi aku gak bisa nentang papa!'' ucap Johnny dengan suara ditinggikan seakan ingin menekankan pada Lia kalau apa yang dia lakukan bukanlah sepenuhnya kemauannya.



Setidaknya dia tak ingin Lia salah faham. Andai dia bisa, dia akan menolak dan membawa Lia pergi bersamanya untuk kebahagiaan mereka berdua. Perasaannya murni untuk Lia. Entah sejak kapan. Padahal saat papanya dan mama Lia menikah, Johnny sedikit kurang suka karena khawatir papanya membagi perhatian pada Lia yang seharusnya untuk adiknya. Walaupun semua itu terbukti salah sekarang.






Melihat bagaimana Lia membawa senyum dan aura cerahnya setiap hari membuat Johnny luluh. Apalagi Lia selalu ada disaat Johnny membutuhkan karena orang tua mereka yang sibuk bekerja sementara adiknya sendiri tak dapat melakukan apapun. Kebaikan dan kelembutan gadis itulah yang membuatnya tanpa sadar menaruh hati pada Lia hingga nekat menyatakan perasaannya dan menclaim Lia sebagai miliknya.













Meskipun akhirnya dia sendiri yang merusak itu semua.













''That's mean I'm not that important to you. Even for my biological mother...'' ucap Lia lirih di akhir kalimat. Dia tak lagi bisa menangis. Entah karena dia sudah lelah menangis atau air matanya sudah habis selama ini.









Unknown || EndWhere stories live. Discover now