14

117 14 0
                                    

''Besok?''





''Hhmmm....''

Lia mengangguk pelan dalam dekapan Taeyong. Saat ini mereka tengah berada di villa tepi pantai yang Lia tak ketahui darimana Taeyong bisa memasukinya. Apa dia sengaja menyewanya atau memang villa itu miliknya. Entahlah.



Bukankah ini sudah terlalu berlebihan? Entah sudah berapa banyak uang yang Taeyong keluarkan hanya untuk menghabiskan waktu mereka bersama. Bahkan saat tiba di villa pun ada beberapa setelan baju perempuan baru yang seakan memang disiapkan untuknya. Jadilah selesai mandi sore, kini mereka duduk di teras yang menghadap ke laut.

Duduk di antara kaki Taeyong, menyender penuh pada Pria yang mendekap hangat dan lembut penuh sayang. Rasanya bagaikan harapan yang menjadi nyata untuk Lia. Walaupun sebelumnya bukan Taeyong lah yang dia harapkan memberikan perlakuan itu padanya. Pria yang baru dia kenal kurang dari seminggu, seakan seperti malaikat yang sengaja diutus untuk mewujudkan semua mimpinya sebelum saatnya tiba. Haruskah dia bahagia atau menangis sekarang mengingatnya?










''Kamu takut?''



Lia mengeratkan pegangan pada tangan Taeyong membayangkan apa yang akan terjadi beberapa hari kedepannya. Bohong jika dia tak takut. Lagipula, siapa yang tak takut jika ada di posisinya?

Taeyong yang merasakan itu tersenyum simpul dan memberikan usapan pelan pada lengan Gadis dalam dekapannya.



''Kamu gak perlu khawatir. Aku selalu ada untukmu nanti...''


''Kak John besok yang anter....''




''Aku tau. Tapi percayalah, aku pasti ada disekitarmu. Sesuai janjiku, aku akan menjagamu mu...'' bisik Taeyong disebelah telinga Lia lalu memberikan kecupan kecil disana.




''Kak...''



''Hhmmm?''



''Kenapa kakak mau nemenin aku dan ngelakuin semua ini? Padahal kita baru aja kenal...'' tanya Lia menyampaikan isi hatinya.





Pasalnya, bohong jika dia tak memikirkan ucapan Johnny. Bagaimana jika yang dibayangkan Johnny mengenai ciuman itu, maksudnya...apa Taeyong hanya berniat memanfaatkan kelemahannya? Apa yang membuat pria itu melakukan banyak hal dan membuang banyak waktu untuk bersamanya?







''Do you belive,love at the first sight?''



''Maybe... Aku belum pernah ngerasain nya... ''


''Aku juga gak percaya dulunya. Tapi hari itu, aku langsung percaya setelah liat kamu...''






''Di bis itu?''






Taeyong tersenyum dan mengeratkan pelukannya.




''You can say that... Tapi aku benar-benar sudah bertekuk lutut padamu sejak saat itu dan ingin melihat senyum mu selalu...'' jawab Taeyong sambil menelusupkan wajahnya di perpotongan leher Lia. Menghirup aroma manis favoritnya.



''Ayo...kamu harus pulang,kan? Kakakmu pasti akan mengamuk...'' ucap Taeyong sambil menjauhkan wajahnya dari Lia. Anggaplah itu sebuah alibi. Karena bagaimanapun dia tetaplah pria normal. Memiliki Lia dalam jarak yang bisa dia sentuh bisa membuat otaknya makin menggila nanti.





''Hhmmm....''





Lia bangkit lebih dulu disusul Taeyong. Dia mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu kamar. Namun saat tangannya memegang gagang pintu, gerakannya terhenti membuat Taeyong yang ada dibelakangnya sedikit bingung.


Unknown || EndWhere stories live. Discover now