extra Flashback Johnny

185 18 3
                                    

Johnny baru terbangun pukul 10 siang setelah kemarin melawan rasa bosannya di acara pernikahan ke dua papanya sejak pagi hingga malam hari. Dengan malas dia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.








''Bi... Bi...? Bib-''





''Bibi gak ada kak...''






Suara seorang gadis membuat Johnny yang sudah duduk di meja makan dengan mata yang sibuk di layar ponselnya pun menoleh. Terlihatlah seorang gadis berusia 12 tahun yang baru juga kemarin sah menjadi adik tirinya.







''Bibi izin sakit jadi gak dateng hari ini...'' tambah Lia lagi dengan senyum yang Johnny bisa katakan merupakan senyum yang dipaksakan. Terlihat dia memainkan jari tangannya yang saling mengait menandakan gadis itu tengah was-was(?).






Ah...dia baru teringat akan ucapan papanya sebelum pergi kemarin untuk bulan madu dengan istri barunya. Ditatapnya datar ke arah Lia yang membuat gadis itu makin gelisah.






''Kakak mau makan sekarang?''







''Kamu masak?''







Gadis itu mengangguk pelan membuat Johnny mengerutkan alisnya. Sedikit ragu, pasalnya adik tirinya itu jelas masih anak-anak. Apa yang bisa dilakukan anak seusianya?





''Tenang aja...aku bisa masak. Walaupun gak seenak masakan bibi mungkin...'' ucap Lia meyakinkan setelah melihat raut keraguan di wajah Johnny.






''Baik...tapi kalau gak enak, kamu habisin sendiri...''








Jawaban Johnny membuat Lia bisa sedikit menaruk senyumnya. Dipikirnya akan sulit meyakinkan pemuda 20 tahun itu pasalnya melihat wajahnya yang dingin...menyeramkan. Sejak pertama dia dikenalkan pada Johnny, pemuda itu sama sekali belum pernah dilihatnya tersenyum.






Segera saja Lia berjalan cepat menuju dapur, menghangatkan sarapan lalu menyajikannya untuk Johnny. Setelahnya dia langsung pergi dari sana tak mau menunggu reaksi kakak tirinya itu. Jika ditinggalkan, artinya Johnny tak suka. Sudah, itu saja kesimpulannya nanti.








Johnny melihat Lia yang langsung pergi ke kamarnya membuatnya menggeleng pelan lalu mencoba masakan Lia. Sedikit terdiam saat mulai mengunyah dan merasakan setiap inci dari makanan yang masuk ke mulutnya itu lalu mengangguk pelan.






''Lumayan juga...''















.
.
.
















Lia langsung duduk di pinggir ranjang lalu memasangkan kompres pada kening Johnny setelah membantu pemuda itu makan dan minum obat. Kedua orang tua mereka sedang berada diluar kota dan jarang sekali dirumah. Itu sebabnya Lia mulai terbiasa mengurus pemuda yang nyatanya tak bisa mengurus dirinya sendiri itu.







''Kamu gak sekolah?'' tanya Johnny setelah menyadari seragam yang masih digunakan Lia.






''Kakak sakit, gimana aku bisa tinggalin? Yang ada nanti aku gak tenang disekolah...'' ucapnya khawatir membuat Johnny tersenyum tipis.




Ini bukan pertama kalinya Lia menunjukkan wajah khawatir padanya. Johnny pernah pulang dalam keadaan luka karena tawuran bahkan dipukul saat bertengkar dengan papanya. Lia lah yang selalu mengobatinya dan menjaganya sejak gadis itu masuk ke rumah mereka.






Unknown || EndWhere stories live. Discover now