18 End

229 13 4
                                    

Satu persatu orang sudah meninggalkan pemakaman itu. Tak nampak seperti acara pemakaman, malah terlihat seperti anak-anak sekolah yang melakukan ziarah karena sebagian besar semua masih menggunakan seragam sekolahnya.

Yang tersisa disana hanya orang-orang terdekat Lia yang masih belum siap menjalani hari tanpa gadis 17 tahun itu. Memang sulit rasanya jika setiap harinya terbiasa ditemani oleh senyum manis dan kasih sayang dari seseorang yang nyatanya pergi secara mendadak.






''Sekarang gue baru bisa ngerasain Lia. Kalau keberadaan lo itu jauh lebih penting bagi gue daripada harapan gue buat milikin Karina. Disaat banyak orang yang bilang bagaimana mereka cinta dan naruh hati ke lo, disaat itu juga gue baru sadar kalau gue cemburu. Gue yang selama ini selalu bisa dengan mudahnya dapetin waktu lo, tapi gak bisa menghargai keberadaan lo. Padahal orang lain harus mati-matian berusaha buat dapetin perhatian lo. Lo pantes bahagia Lia, tapi bukan dengan kematian...'' - Jaemin







''Lo udah gue anggep kayak saudara gue sendiri, Lia. Gimana kita ngabisin waktu bareng, ribut dan debat bareng, saling ledek bareng atau bahkan ngeledekin orang juga bareng. Gue yang ngerasa kalau gue adalah orang terdekat lo, sekarang gue baru sadar kalau gue bahkan jauh banget untuk bisa dibilang mengenal baik lo luar dalam. Gue tau lo orang kuat, dan kalau lo sampai milih jalan ini itu artinya semuanya udah terlalu berat buat lo tahan. Tetep dateng kesekolah ya? Gue gak mau ngerasa sendirian saat bangku tempat dimana gue selalu bersandar di bahu lo akan kosong setelah ini...'' - Ryujin






''Lo orang paling bego yang gue pernah kenal, Lia. Apa lo gak bisa mempertimbangkan gue sebagai penguat lo buat bertahan hidup? Jadiin gue alasan orang yang paling membutuhkan lo di dunia ini. Bahkan gue gak butuh yang namanya pacar karena lo yang selalu ada buat gue, selalu siap sedia buat gue, dan bikin gue inget kalau persahabatan dan belajar itu lebih penting. Meskipun nilai kita gak pernah berkembang. Sekarang harapan lo udah terwujud kan? Lo ketemu sama kakek nenek lo. Sial! Ternyata lo licik juga sampe kita gak ada yang sadar apa arti omongan lo itu...'' - Yeji









''My sweet heart... Gue pernah bilang kalau gue gak bakal ngizinin lo pergi. Apa karena itu lo gak mau ngasi tau semuanya ke gue? Dan tentu kalau gue tau, gue gak akan ngizinin lo ngelakuin ini semua. But, gimana gue sekarang? Gue udah bilang, you're not the first, but you're my priority. Gue dulu juga gak tau kenapa, dan sekarang gue tau alasannya. Gue yang bodoh sampai berharap kesempurnaan disaat gak ada satupun manusia yang sempurna. Dan lo adalah satu-satunya yang paling mendekati sempurna buat gue. But I'm late. You already gone. Leave me alone...'' - Sungchan






''Lia...lo udah nyaman disana? Lo udah bahagia kan disana? Gue harap lo dapet semua kebahagiaan lo disana sekarang. Gue gak akan marah ke lo karena ini. You deserve the best place. Lo memang harus bahagia dan lepas dari semua kejahatan orang-orang. But promise me, lo harus bahagia ya disana. Gue bahagia kalau lo juga bisa bahagia, Lia...'' - Chaeryoung







''Aku pikir, aku sudah menjadi pelabuhanmu setelah apa yang kamu bilang kemarin. Ternyata aku masih belum layak menjadi tempat terbaikmu dan kamu malah milih buat pergi jauh tanpa bisa kembali aku genggam. Terimakasih atas semua cinta, kasih sayang, perhatian dan kebaikan yang udah kamu berikan. You know, you're such an angel for me. And I'm lucky to have meet one of angels...'' - Mark









''Bagaimana aku bisa hidup normal sekarang tanpamu lagi? Kedua kalinya aku kehilangan orang berharga dalam hidupku. Aku gak bisa janji untuk menjadi orang baik setelah ini. Maaf karena sudah membuat banyak luka di hidupmu. Maaf sudah membuatmu merasa tak dicintai. Maaf membuatmu merasa kesepian. Jadi sekali lagi, berikan aku kesempatan untuk kita bertemu di kehidupan selanjutnya. Aku akan menebus semua kesalahanku padamu dan akan memenuhi janjiku untuk mencintaimu sampai akhir...'' - Johnny











''Jadi disini akhirnya....''







Semua menoleh ke sumber suara yang memecah keheningan mereka. Seorang pria dengan pakaian serba hitam termasuk kacamata hitamnya. Awalnya tak ada yang mengenalinya Sampai akhirnya pria itu membuka kaca matanya dan barulah beberapa dari mereka sadar.






''Kau...Taeyong, kan? Yang waktu itu...''






''Hhmmm....itu aku...''








Taeyong tersenyum lalu ingin meletakkan sebuah buket bunga di sana. Sayangnya tangannya lebih dulu dicekal oleh Johnny yang nampak tak menyukai kehadirannya.




''Why?''






''Lia gak suka bunga mawar putih. Apa anda benar-benar-''





''Lia sendiri yang meminta saya membawakan bunga ini kesini...'' ucap Taeyong sambil menatap Johnny dengan tatapan santainya. Mendengar hal itu, Taeil segera menahan tangan Johnny supaya melepas tangan Taeyong hingga akhirnya pria itu bisa meletakkan buket bunganya di pemakaman yang masih basah itu.








''You know... She will have a better life after this. Terimakasih sudah memberikan kebahagiaan untukku...'' ucap Taeyong menatap makam itu lalu membungkuk pelan. Setelahnya dia hendak berjalan pergi namun sebuah suara menghentikannya.






''Hanya itu? Dia bahkan menghabiskan banyak waktu denganmu belakangan ini...''






Taeyong menoleh dan tersenyum pada yang lain. Dia tak tahu siapa yang berbicara jadi dia hanya menatap semuanya secara bergiliran.





''Like I said before, She will have a better life. She deserve it...''






Setelahnya Taeyong kembali berbalik dan berjalan keluar pemakaman lalu menaiki mobil limo hitamnya yang langsung melaju pergi dari sana meninggalkan banyak pasang mata yang emantap heran.


















''Thankyou...































Lia.....''

























.
.
.
























The End

Unknown || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang