13

95 13 0
                                    

''Permisi bu Irene, maaf menganggu jam pelajarannya...'' ucap Baekhyun, guru seni budaya yang mendadak datang mengetuk pintu membuat semua orang menoleh padanya.




''Iya pak. Ada yang bisa saya bantu?'' tanya Irene sembari menutup spidol dan merapikan posisi kacamatanya menatap Baekhyun.



''Saya ada perlu dengan Choi Lia?''






Gadis yang dipanggil langsung mengerutkan alisnya tepat saat semua mata tertuju padanya. Walaupun itu bukan bu Seulgi dari ruang konseling yang biasanya berusaha mati-matian mengejar Lia dengan berbagai cara untuk diajak berbincang. Tapi tetap saja, ada urusan apa dia dengan guru Seni itu? Menyanyi? Menari? Bahkan dia sama sekali tak mengikuti kelas ekstra yang dibimbing oleh guru itu.







''Saya pak?'' tanya Lia sambil menunjuk dirinya sendiri yang diangguk senyumi oleh Baekhyun.



''Pak...kalau yang nyuruh bapak manggil saya bu Seulgi, saya gak ikut deh pak...'' tolak Lia yang membuat ketiga temannya tertawa. Pasalnya Lia nampak sekali khawatir berhadapan dengan satu guru yang selama ini kucing-kucingan dengannya itu. Irene yang mendengar itu ikut tertawa heran. Dia sebagai teman Seulgi tentu tahu apa yang terjadi diantara mereka.



''Gak... Gak ada urusannya sama bu Seulgi kok. Nanti kalau ada dia, bapak umpetin kamu dalem kantong biar gak dilihat. Ayo, bawa tas sama barang-barang mu juga....''




Mendengar candaan Baekhyun semuanya pun tertawa karena cara membujuknya bagaikan membujuk anak kecil. Lucu sekali terlihat tingkah sepasang guru dan murid yang sama-sama menggemaskan itu. Muridnya sudah jelas-jelas panik, gurunya malah menanggapi dengan candaan.







''Udah, sana pergi aja. Entar gue kirimin foto catatannya....'' ucap Ryujin sambil memukul bokong Lia yang sudah berdiri dari duduknya dengan wajah pasrah nya.




''Ets...! Enak banget tangan lo nampol-nampol!'' keluh Lia sambil memukul pelan tangan Ryujin yang membuat gadis itu tertawa. Membuat sahabat kita kesal tentu adalah hal yang menyenangkan.




Setelah selesai merapikan buku kedalam tas dan pamit, Lia akhirnya mengikuti Baekhyun dengan lirikan-lirikan mautnya. Khawatir kalau gurunya itu berbohong dan dia bisa ambil ancang-ancang untuk melarikan diri nanti.





''Mau kemana sih pak? Saya ada salah pak? Se inget saya, saya gak ada buat masalah apapun...'' ucap Lia khawatir juga.

''Memang saya ada bilang kamu ada buat salah? Gak kan? Ikut saja, percaya sama saya...''




Lia menghela nafas pasrah saat akhirnya dia sadar kalau mereka mengarah ke gerbang sekolah dan lebih kaget lagi ketika melihat Taeyong ada disana dengan motor kesayangannya. Apa yang sebenarnya terjadi?



Lia masih menatap bingung saat Taeyong melihatnya dan tertawa pelan. Sangat menggemaskan raut wajah kaget kekasih barunya itu. Kekasih? Ya, kekasih tak terucap. Intinya Taeyong sudah menandai Lia sebagai kekasihnya.



Pria itu berjalan mendekat dan bertos ria dengan Baekhyun membuat Lia makin bingung saja. Dua orang itu saling mengenal? Apa dia sedang dijebak sekarang?



''Thanks kak udah bantu...''


''Anytime, Tae... Aku masih gak percaya kalau dia anaknya yang bisa membuat paman mengamuk seperti kemarin...'' ucap Baekhyun menatap Lia dengan senyum kagumnya yang sama sekali tak dipahami oleh Lia. Mengamuk? Bukankah mendengar orang melakukan itu seharusnya mereka takut bukannya tersenyum seperti sekarang?




''Hehe... Dia cuma terlalu berlebihan aja. Ayo Lia, kita pergi...'' ajak Taeyong sambil meraih tangan Lia dan menggenggamnya erat lalu membawanya ke motor begitu saja membuat Lia kaget lagi.






''Jangan membuat masalah kalian berdua!''















.
.
.











Lia dan Taeyong kini berada di area wisata istana Changdeokgung, tepatnya di bagian secret gardennya dengan menggunakan pakaian khas korea yang mereka sewa. Secret garden atau taman Huwon yang dipenuhi dengan tanaman bunga dan pohon yang indah. Didampingi seorang tourguide, mereka menikmati perjalanan disana dengan sangat antusias. Taeyong bahkan tak berhenti tersenyum menatap Lia yang nampak sangat bersemangat. Dengan menggunakan hanbok, gadisnya nampak sangat manis dan anggun.




''You like it?''


''I love it...so much!'' seru Lia tersenyum ke arah Taeyong, pria yang sejak tadi menggenggam tangannya erat seakan tak mau terpisah. Padahal suasana disana termasuk sepi dan dipastikan Lia tak akan hilang.





''Pak...bisa minta tolong ambilkan gambar kami?'' tanya Taeyong sambil mengeluarkan ponselnya.



''Tentu saja...''





Keduanya segera memasang posisi dengan sedikit arahan dari tourguide nya. Beberapa gambar diambil dari sudut terbaik. Bahkan selama mengambil gambar pun Taeyong tak hentinya menatap Lia. Wajah bahagia gadis itu benar-benar akan menjadi favorit selanjutnya.




''Kalian benar-benar pasangan yang serasi dan penuh cinta. Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?'' tanya sang tourguide setelah mengembalikan ponsel milik Taeyong. Dua orang itupun saling menoleh lalu tertawa bersama.







''Sangat lama...''






Lia menoleh pada Taeyong yang tersenyum ke arahnya sedikit membuat semburat malu dalam hatinya. Pria itu benar-benar memperlakukannya sesuai janjinya. Bahkan tak ada lagi kata sembunyi dari orang-orang saat menghabiskan waktu. Dengan terang-terangan Taeyong membawanya kemanapun tempat-tempat indah yang nyatanya sangat Lia sukai.




Tanpa sadar, Taeyong sudah memposisikan tangannya di pinggang Lia dan merengkuhnya erat dari belakang. Memberikan satu kecupan di pucuk kepala gadis itu lalu membisikkan sesuatu pada Lia yang kembali membuat Lia bersemangat.




''Ayo...masih ada tempat lain yang harus kita datangi...''





























.
.
.









Unknown || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang