02. The First Crown Prince

57 14 2
                                    

Yseult menyesali perbuatannya, jika saja ia tahu badai itu bukanlah sekedar badai melainkan sebuah portal, ia tidak akan berlari mendekatinya. Yseult bersumpah akan membawa Keegan dan keluarganya pergi sejauh mungkin dari ibukota. Tapi setelah beberapa saat menyadari apa yang sebelumnya terjadi ia tidak tahu apakah portal itu benar-benar berhasil mencapai ibukota atau ternyata dinding sihir tadi dapat menahannya untuk pergi lebih jauh.

Misi peyelamatannya ternyata jauh lebih sulit dari dugaannya. Awan kelabu berbalut percikan kilat kehijauan membawa atmosfer yang layu disekelilingnya, Yseult bahkan tidak bisa mengira-ngira dimana gerangan portal itu membawanya atau apakah ini pagi atau sore. suasana temaram yang membingungkan diantara keduanya.

Yseult tahu dengan jelas panik tidak akan mengubah apa-apa. dia mulai berhenti berlari dan mengamati sekitar, ia tidak bisa menemukan petunjuk apapun bahkan keheningan membuatnya tidak bisa mendengar suara apapun selain detak jatung dan suara engahannya. Kenyataan bahwa Keegan berada disuatu tempat disekitar sini dan ia sama sekali tidak bisa menemukannya benar-benar hampir membuatnya gila.

Atau..

Keegan dan dirinya mengarungi 2 tempat yang berbeda.

Sedetik kemudian sebuah suara akhirnya muncul melesat diantara telinganya yang saat ini sangat hyperensitif.

Suara dentingan pendang.

Yseult tidak punya pilihan lain selain tersayat beberapa saat ketika ia menyadari suara pedang itu sedang memecah angin dibelakang punggungnya. ia mundur dan mengatur diri.

Jubah merah. Rambut dan mata emas. Serta pedang yang terselimuti sihir merah.

Yseult tidak tahu siapa gerangan pemuda berkilauan ini. Namun urung setelah ia melihat sebuah tanda lahir menyapa dibalik sarung tangan pemuda itu. tanda lahir anggota kerajaan.bukti kepemilikan darah sihir putih.

Tatapan matanya berkilat membara, gertakan giginya membuat peluh menuruni pelipis dan berpulang diantara rahang tegasnya. pemuda itu terlihat jauh lebih gila dari dirinya saat ini, setidaknya hal itu yang bisa yseult simpulkan sekarang.

"Sambutlah tuanmu. Aku, Putra mahkota akan membebaskanmu dari kutukan"

Tanpa disangka kalimatnya jauh lebih waras dari apa yang sedang ia tampilkan saat ini. Yseult tidak mau membuang waktu dengan siapapun yang sedang berusaha menjadi pahlawan, ia tidak punya waktu untuk bersimpati pada orang lain. Jadi ia memutuskan untuk langsung pada intinya.

"Pengendali sihir badai ini bukan aku. Jika itu aku takan kubiarkan siapapun dengan sempat masih bisa berbicara dengan angkuh tentang jabatannya. Orang sepertimu biasanya adalah yang pertama mati.." yseult benar-benar mengeluarkan isi pikirannya.

"...lagipula bukankah putra mahkota seharusnya berumur 2 tahun saat ini? Kau pasti hanya mengaku-ngaku"

Keduanya sama-sama menyalurkan dendam tetapi bagian terakhir membuat pukulan yang berbeda.

Itu hal yang sangat menghina bagi pangeran pertama. bukan hanya karena rakyat jelata ini dengan sombong mengagungkan kekuatannya tetapi juga dengan memberinya kenyataan pahit bahwa ia memang bukan putra mahkota lagi sekarang.

Pangeran pertama mengalirkan sihir berwarna merah disekitar lengannya. Pedang berkilau itu melesat jauh ke balik awan kelabu menghilang dan datang kembali dengan berkali-kali lipat. Yseult hanya mahir menggunakan sihir dengan tangan kirinya namun tidak satupun dari pedang itu dapat menyentuhnya, yselut membuat perisai berkilat hijau dan dengan penuh percikan diatasnya ia berlindung dan berlarian, setelah merasa energinya terisi ia berpindah melalui debu hijau sihirnya dan mengelabui serangan-serangan pangeran pertama.

The Origin Of King KaanWhere stories live. Discover now