17. Rodrigues

12 3 4
                                    

Kelembutan itu menyelamatkannya. Mesin kesadaran Yseult seolah mendapat hujan batu bara, mereka masuk dan terbakar di dalam dirinya. Keegan menyelamatkannya lagi dari kegilaannya sendiri. Tembok tebal yang ia bangun dari kebanggaan menjadi anak perempuan pertama lagi-lagi diketuk oleh sosok kecil itu. Tidak ada yang bisa memperhatikan keselamatan keluarganya selain dia sendiri. 

Sekarang, tidak ada yang mampu kecuali dia. 

Yseult perlahan melepaskan diri dari jeratan tangannya. Seoleh dirinya terkoyak dari dalam, alih-alih melawan, Yseult mempersembahkan dirinya sendiri pada rasa sakit itu. Seperti melompat kedalam api ketika hanya ujung tangannya terbakar atau menjatuhkan diri pada jutaan jarum ketika hanya telunjuknya yang tertusuk. Yseult belum bisa melihat apapun dengan matanya tetapi ia perlahan bangkit sendiri. Yseult melepaskan diri dari tangan-tangan dan sebuah pangkuan yang menopangnya. Sesaat keluarganya juga tertipu melihat pergerakannya, seolah Yseult benar-benar pulih dari 'bahaya'. Yseult mulai mendengar suara sayup-sayup Senan dan ibunya yang memohon padanya untuk istirahat. 

"Kakak? Kamu sudah merasa lebih baik sekarang? Tidak perlu memaksakan diri untuk bangun, istirahatlah sebentar lagi" Suara senan yang panik dan bergetar dapat Yseult rasakan dari arah depannya. 

Sementara di sisi atas kepalanya Yseult mulai dengan jelas merasakan Isak tangis dan bulir-bulir air mata jatuh pada kening dan rambutnya. 

"Jangan memaksakan dirimu lagi. Ibu mohon" 

Itu artinya, seseorang yang memangkunya adalah ayahnya. Yseult tidak tahu bagaimana keadaannya saat ini, ia tidak bisa merasakan apapun darinya kecuali dekapannya yang lembut. 

Suara resonansi sihir dan kehancuran bangunan adalah yang selanjutnya terdengar. Yseult dapat merasakan keluarganya melingkupi dan melindunginya. Mereka saling berpegangan tangan dan menutupi Yseult. 

Ia tidak mau seperti ini. Yseult tidak sudi sedikitpun jika keluarganya harus mati seperti serangga di tanah perang orang lain. Tidak selama ia masih hidup. 

Aliran sihir hijaunya mengalir deras, memaksa nadinya melebar dan terus membesar, mereka bersirkulasi dengan gahar dibawah kulit Yseult. Tiada hal yang terlihat berubah kecuali panas tubuhnya meningkat. Di dalam keluarganya tidak ada pengguna sihir lain, mereka mungkin akan menyalah artikan kondisinya saat ini. 

Teknik yang Yseult kembangkan tiga tahun terakhir ini membuatnya bisa membakar sihir cadangannya sampai melewati batas normal yang boleh dikeluarkan. Seharusnya Yseult bisa mengembangkan sihirnya pada bentuk lain, tetapi apa yang Rodrigues lakukan padanya membuat Yseult semakin kesakitan setiap kali ia mengolah energi sihirnya. Dan kali ini ia hanya membutuhkan teknik ini untuk berteleportasi, hanya yang seperti biasa ia lakukan, ia tidak berniat melawan, yseult hanya ingin keluarganya keluar dari sini. Disisi lain, teknik ini hanya bisa digunakan beberapa kali, selain ia simpan untuk Keegan, Yseult juga menyimpannya untuk saat-saat seperti ini. 

Tangan kanannya menopang tubuh, Yseult bangkit sepenuhnya. "Aku sudah tidak apa-apa, tidak perlu khawatir lagi" 

"Jangan berbohong." Suara pelan itu hampir tidak terdengar sama sekali, tetapi Yseult tahu milik siapa itu. "Jangan pernah berbohong mengenai kondisimu. Satu kali pun. Padaku." 

Hati Yseult mencelos mendengar suara itu dekat dengan telinganya. Tangan ayahnya dengan erat masih memegangnya, memeluknya dalam bola kasihnya, tidak membiarkannya beralih sedikitpun dari pangkuannya. Untuk kali ini Yseult baru mendengar sosok itu bisa berbicara begitu tegas padanya. Yseult tahu jika setiap kali ia memaksakan diri, ayahnya lah yang paling menderita. Perasaannya terluka, harga dirinya juga terluka, dan itu terjadi berkali-kali semenjak dia kecil.

The Origin Of King KaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang