16. The Softest Touch

19 4 0
                                    

Para penjaga maju dan memojokkanya, Yseult terus mundur menaiki tangga dan merapat ke tembok. Ia tetap tersenyum dalam prosesnya. 

"Ku lihat, pangeran ketujuh suka sekali meledakkan sesuatu. Sekarang, biarkan aku menirumu" setelah kata terakhirnya, telapak kiri Yseult menyentuh tembok dan seketika tembok itu meledak kearah luar. Angin dari badai yang kuat langsung masuk dan mengibarkan jubah hitam Yseult yang basah. 

Soren terus menatapnya dengan sendu. Poninya tertiup kearah belakang, fitur wajah asing dan rautnya membuat Yseult getir. Sebenarnya Yseult merasa hal mengganjal dari keputusannya ini. Apalagi setelah ini tak ada tempat aman baginya maupun keluarganya, ia harus menjemput dan menyembunyikan mereka. Sementara itu, dia juga bukannya dengan pasti berubah pada Soren hanya karena perkara ini. Bagaimanapun dunia sudah tidak adil padanya dan sekarang Yseult sudah menambah ketidakadilan untuknya. Harapan Soren mungkin tidak lebih dari sekedar hidup damai dan dihargai seseorang, namun hal sederhana saja sulit ia dapatkan. Sebuah pertanyaan egois muncul. Apakah jika Yseult mengajaknya ia akan datang padanya. 

Hanya dengan saling menatap, Soren tahu Yseult sedang meminta maaf padanya. Sedikit demi sedikit ia mendekat kearah wanitanya. Pangeran ketujuh juga mulai bangkit dan menuju ke arah Yseult. 

Tak lama pikiran mengajak Soren segera sirna. Yseult tertawa kecil sembari memeluk kedua sikunya. Dia yang berencana meninggalkan Soren diakhir, mana boleh memikirkannya saat ini. Bagi Yseult, jauh lebih baik ketika Soren hidup di kerajaan sebagai pangeran, daripada hidup mengikutinya sebagai buronan. Jika diakhiri sekarang, setidaknya Soren tidak akan kecewa terlalu dalam. 

Situasi berubah, ini adalah hal yang tidak ia duga akan secepat itu datang. Dengan pasti semua rencananya hancur total, dan Yseult terpaksa berpikir cepat untuk meminimalisir kebuntungan yang akan terjadi dikemudian hari. Dan inilah ketetapan hatinya. Sihirnya memercik, sosok Yseult menghilang dan berteleportasi, kemudian berdiri diatas tembok kecil di pekarangan belakang. Zach dan penjaga yang baru sampai diujung tangga melihat kearah bawah, mendapati Yseult sudah ada disana dalam sekejap mata.

Yseult merentangkan tangannya merasakan hujan yang ganas menerpa tubuhnya. Jari dan bibirnya menggigil, dan ia tersenyum. Yseult merasakan derap langkah dan teriakan pangeran Zach yang melompat dari arah tangga melalui dinding yang hancur oleh sihir Yseult dan mendekat kearahnya. 

"Kau harus tahu satu hal, aku tidak berafiliasi dengan siapapun. Jika kau mengaitkan aku dengan kejahatan yang tidak kulakukan, aku tidak akan segan padamu, pangeran ketujuh. Rasa kemanusiaanku tidak wajar, jangan sampai aku harus menunjukkannya padamu" Yseult menghadiahi seringai jahat untuk pangeran ketujuh, hanya untuk sedikit menggodanya. Sekarang, tepat dibelakangnya adalah kebebasan. Setidaknya dia akan membuat sedikit mimpi buruk untuk seseorang yang sudah membuat hancur rencananya.

Ratusan daun semanggi dengan percikan sihir sage terbentuk dari angin dan mengarahkan tepat pada sosok Yseult. Tetapi tubuh itu sudah terlanjur melayang dan jatuh kearah belakang. Badai yang mengamuk membuat lautan juga murka. Yseult mempersembahkan diri dan menutup matanya. Namun tak lama sebuah sinar terbentuk dari arah atas bahkan ketika ia masih menutup matanya, Yseult dapat merasakan cahaya itu seolah menembus kelopaknya. Yseult mengintip dan mengarahkan tangan kirinya, barangkali Zach belum menyerah menyerangnya. 

Namun, yang Yseult lihat justru sebuah ledakan cahaya keunguan, seseorang bahkan meluncur dengan cepat kearahnya. Yseult akan menyerangnya sampai ia mengenali pakaian dan sosok itu. Soren. 

Soren turun dari tempat yang sama dengan percepatan kilat, bahkan mengalahkan waktu jatuh Yseult. Alhasil sekian detik kemudian Soren sudah dapat mencapainya. Dengan tangan yang panjang, ia meraih dan mendekatkan Yseult padanya, memeluknya, kemudian Soren memutar badannya menjadikan Yseult berada diatas sebelum mereka memasuki lautan. Yseult masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, karena dorongan kuat dari Soren, mereka jatuh sampai ke dasar. Kepala Soren terbentur karang dan darah segar bercampur air menguasai pandangan Yseult. Selain itu, badai juga dengan tanpa ampun membuat mereka terombang-ambing dalam lautan yang ganas. 


The Origin Of King KaanWhere stories live. Discover now