20. Kaan

12 3 2
                                    

Yeaston sepertinya tidak sehancur itu. Yseult cukup terkejut dengan apa yang dia lihat di pasar, orang-orang seolah hidup dengan normal tanpa ada visual keruntuhan pemerintahan maupun pembicaraan yang mengarah ke kejadian tempo itu. Tetapi kematian Raja, Ratu bahkan putra mahkota seharusnya sudah cukup membuat Yeaston porak poranda.

Setelah beberapa waktu berjalan, yseult tidak mendapatkan pangeran Soren dimanapun. Pemuda itu seolah memiliki kaki bersayap yang membuatnya gesit berjalan kesana kemari tanpa tertangkap mata Yseult.

Sebenarnya alasan lain adalah Yseult mulai merasakan efek lemas setelah tidur berbulan-bulan. Hanya sesaat setelah amarahnya mereda, dia mulai merasakan otot-ototnya berubah menjadi tahu dan tulangnya melunak.

Yseult yang mulai sadar jika dia sedang kurang berdaya memilih duduk diantara air mancur di tengah alun-alun. Perlahan ia merogoh makanan hangat yang ayahnya berikan sebelumnya dan menatap nanar olahan tepung almond dan susu yang di kukus itu. Rasanya ingin sekali menangis ketika satu gigitan tercipta. Yseult tiba-tiba ingin kembali pulang dan benar-benar bersujud meminta maaf pada semua orang.

Dia tidak bermasalah dengan jarak atau pertemuan yang jarang, tetapi dia paling tidak bisa pergi dalam keadaan marah seperti itu. Dia pasti akan sangat menyesal jika sesuatu terjadi pada keluarganya ,kemudian hal terakhir yang dia lakukan pada mereka adalah memalingkan wajah.

Yseult memakan rakus makanan yang juga disebut Balmo itu. Adonanya melembek ketika digigit dan menjadi padat, benda yang disebut makanan ini tidak kembali ke keadaannya yang semula, tidak seperti Balmo yang Yseult kenali. Selain itu ada rasa debu yang kentara didalam isiannya, ketan merah padat yang lengket dan tengik.

Sepertinya ada penjual yang tega memberi ayahnya makanan basi yang dikukus kembali. Bukannya sebal Yseult merasa tambah sedih lagi mengingat masih ada sisa Balmo yang akan dibuat makan malam oleh keluarganya.

"Huh.. sial"

Tak perlu waktu lama untuk Yseult diam dan menengok kearah sampingnya. Seseorang berbicara bersamaan dengannya, ia tampaknya memiliki keluhan dan mengatakan serapah juga.

Kedua mata mereka membeku dalam tiga detik yang panjang sebelum keduanya berdiri dan melangkah kearah yang berbeda. Masing-masing dari mereka langsung berniat untuk melarikan diri.

Namun keduanya kembali tertarik pada arah satu sama lain dan saling menabrak punggung. Ternyata syal rajut panjang yang gadis itu miliki menempel dan terikat pada sabuk Yseult. Keduanya tampak terburu melepaskan diri tanpa saling berbicara.

Yseult tidak bisa bertemu siapapun dari kerajaan, apalagi istri pangeran yang sedang memburu penyihir rakyat. Rue.

Sedangkan Rue memiliki alasannya tersendiri untuk tidak berbasa-basi atau memikirkan sebuah penangkapan untuk Yseult.

".. Tidak, ini, lepaaas" Rue semakin panik dan menarik paksa syalnya.

Tanpa diduga mereka benar-benar terlepas, namun justru sabuk Yseult lah yang robek. Sejujurnya Yseult tidak peduli akan sabuknya tetapi ia terkejut dengan seberapa rapuhnya sabuk kulit itu, sabuknya mungkin murahan tetapi apakah merobeknya adalah semudah itu.

Rue yang panik segera meraih sabuk robek itu dan berkata lantang "ASTAGA MAAFKAN AKU NONA YSEULT. AKU TIDAK SENGAJA!"

"Anda disana ternyata, yang mulia" suara perempuan yang kaku dan serius tiba-tiba menginterupsi kepanikan Rue.

Seorang wanita berpakaian ksatria tampak tidak begitu jauh dari arah mereka. Dia memakai baju besi dan membawa pedang, dengan segera tubuhnya condong kearah mereka dan mulai berlari.

Yseult segera pergi kearah berlawanan dengan Rue namun gadis itu malah menarik tangan Yseult dan berlari dengannya.

"Czar ada di arah itu, percayalah padaku. Kau ingin lari, kan? Sama, aku juga" ucap Rue dalam kepanikannya.

The Origin Of King KaanWhere stories live. Discover now