24. For Traitors

11 3 0
                                    

Setelah kembali dari penjara bawah tanah. Darius tidak membiarkan Czar pergi sejengkal pun darinya. Dia mengurung adik bongsornya itu di sebuah ruangan hanya bersamanya. 

Tidak ada yang dia katakan di menit-menit pertama. Darius menatap menyelidik adiknya itu. Yang ditatap tampak acuh tak acuh. Dia membalas tatapan itu dengan santai hanya setelah merasa bahwa Darius mulai membuatnya tidak nyaman. 

"Katakan sesuatu atau aku akan pergi? aku hanya datang untuk mengurung wanita itu dan melihat kondisi Zach." Ungkap Czar.

Setelah perburuan di Idosea, Zach mengalami masalah pada matanya. Seseorang sudah menukar obat matanya dengan ramuan aneh. Untuk sementara, Zach kembali ke kerajaan karena infeksi mata merah.

Czar baru akan beranjak sampai tubuhnya tertahan pada kursi.

"Apa-apaan kau ini?" Protesnya.

Darius bangkit dan memukul wajah Pangeran kelima. Cadarnya yang halus sedikit tersingkap, memperlihatkan sedikit bagian mulutnya.

"Heh?!"

Darius memukulnya untuk yang kedua kalinya. 

"Apa kau tidak sadar sudah menghancurkan, Yeaston!" Teriak Darius.

Nafas Czar memberat, baginya kalimat itu menjadi jauh lebih menyakitkan lagi. Kepalanya mengudara ke saat-saat dimana dia hanya bisa diam tak berdaya, melihat segala kehancuran hanya dengan pendengarannya saja. Dia bahkan sudah dilumpuhkan saat sebelum bisa melakukan apapun. Meski berita nya, Darius  gagal melindungi Raja. Dia tetap sempat berjuang. Tidak seperti dirinya. 

Sedangkan bagi Darius. Dia mempertanyakan keputusan Czar yang sembarangan dan dengan seenak jidat memberikan Yeaston untuk diurus anggota parlemen. Lalu absen dan kesana kemari memburu penyihir rakyat, bahkan sebelum mengetahui segala kebenarannya. Sosoknya yang tanpa rencana dan hanya tahu serang-menyerang saja membuat Darius semakin murka padanya.

Bagi keduanya yang sama-sama salah paham. Kondisi ini benar-benar membuat mereka naik darah. 

"Lalu kau memukuliku untuk apa?! kau ingin kita bertarung?! berkelahi sampai mati?!" Czar balik meneriakinya. Tubuhnya menggeliat kesana-kemari berusaha untuk kabur. "... padahal kau tahu sendiri. Jika kita bertarung, kau hanya akan semakin kalah. Apa tidak bisa melindungi Raja membuatmu gila, mh? KAU SEINGIN ITU UNTUK DISADARKAN JIKA KAU ADALAH YANG TERLEMAH DIANTARA KITA SEMUA?!" 

Dengan sekali hentakan, Darius memukulnya lagi. Czar terhempas dari kursi dan menabrak tembok. Masih dengan sihir pelindungnya, Darius kembali merekatkan Czar pada dinding. 

Matanya berubah menjadi sedalam samudra. Seolah memiliki lubang hitam yang besar. Dia kalap dan kehilangan dirinya, hanya sepersekian detik.

Meski kosong. Darius masih bisa membuat jarak dengan sang korban. Darius cukup tahu diri untuk tidak lebih mendekat setelah Czar mulai mengeluarkan rona kemerahan. Dan jauh didalam kesadarannya, itu membuatnya semakin marah. Karena apa yang adiknya katakan, adalah kebenaran. Dia benar-benar tidak suka saat keadaan selalu mengingatkanmya akan hal itu.

Jika saja waktu itu dia tidak keras kepala dengan menyerang naga yang lebih besar dengan sihirnya, dan membuat pelindungnya semakin rapuh. Mungkin, Raja tidak akan kalah.

Semakin Darius ingat, luka didalam hatinya terus-menerus dihujam kenyataan. Semakin menusuk. Semakin dia membenci dirinya sendiri.

Darius sangat marah, tetapi semakin ia marah semakin dirinya tak mau banyak bicara. Jika yang tubuhnya inginkan adalah meraung dan bersujud diatas kaki semua rakyat Yeaston. Darius akan mengimplementasikannya dengan rencana dan misi untuk kebangkitan Yeaston.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Origin Of King KaanWhere stories live. Discover now