04. After All

42 10 3
                                    

3 Tahun Kemudian

Kicauan burung gereja saling timpa bersahut-sahutan di jalan utama menuju perpustakaan kerajaan Yeaston.

Jalanan batu halus tersebar diatas muka bumi ibukota Yeaston, Bethuthia. Sebagai bentuk pengabdian dan hasil buah akal para sarjana perpustakaan kota Bethuthia, rangka jalan ini diklaim sepihak tidak akan hancur bahkan untuk berabad-abad selanjutnya. Meninggalkan kesan abadi bagi kerajaan adalah kesenangan raja, tak ayal mereka mengelontorkan dana sekian banyak tanpa ragu untuk peningkatan sumberdaya hasil didikan akademi terbesar senegri itu.

Suasana asri khas kota pelajar tampaknya cukup memengaruhi mood seseorang. Ia terlihat menghirup nafas beberapa kali di wajah jendela lantai dua.

Rambut secerah cream tersisir rapih kebelakang, meninggalkan beberapa sisa anak rambut dan helaian tak terikat disekitar wajahnya. Wajah tegas itu sekali lagi melihat ke kejauhan menangkap seseorang yang ia tunggu beberapa hari terakhir ini.

Dengan segera ia mengatur aksesoris bangsawannya juga lencana keluarga berornamen kuda berzirah di dada kanannya. Ia bertekad tidak akan melewatkan kesempatan lain atau 'Kakaknya' tidak akan bisa tidur selama beberapa hari lagi.

Seseorang yang ia tunggu tampaknya juga ditunggu orang lain. Terlihat beberapa orang mendekat dan mencium tangannya. Tubuhnya seperti pemuda kecil, berkulit kuning langsat, pakaiannya putih sederhana tetapi disetiap ujungnya terlihat beberapa ukiran bordir keperakan. Wajahnya tampak alim beretika tetapi dengan bordiran itu ia mungkin tidak sekeras itu menolak kesederhanaan dalam kebijaksanaannya.

Pemuda ini adalah seorang sofis-sebutan bagi filsuf pengajar kalangan negarawan dan bangsawan- tetapi ia pasti marah jika disebut demikian. Apalagi para filsuf lain biasanya menentang cara mendidik para 'pengajar komersil' ini.

Namun mau bagaimanapun, jika berurusan dengan logika sihir dia adalah gudangnya. Beberapa kalangan bahkan masih menduga bahwa ia adalah bayangan dibalik sihir rakyat, terutama karena umurnya tidak ketahui. Dalam sejarah ciri-ciri pemuda Sofis ini memiliki banyak catatan, terkadang ia hilang selama puluhan tahun dan muncul lagi setelah generasi berganti. Ia tidak pernah menjawab tetapi banyak orang berfikir mereka orang yang sama. Kerajaan juga tidak pernah berani mengganggunya. Bukan hanya fakta bahwa ia bisa saja memiliki cara menghadapi sihir raja tetapi karena kasus sebelumnya.


Sama seperti catatan abad lalu, ayah dari kakek ratu yang sekarang pernah mengutus orang untuk menginterogasinya demi keuntungan yang lebih besar dimasa depan dan menawar harga untuk 'isi kepalanya'. Hasilnya ia menghilang hingga tahun-tahun sekarang.

Meski disebut sebagai seorang sofis tidak semua orang tahu berapa 'harga' dari keilmuannya, tetapi yang jelas ia juga bukan pengajar sukarela. Mengabaikan dan menahan lisan seperti bagian dari dirinya bahkan sesekali ia memaki.

Meski terlihat mengancam sosoknya yang sedikit berbeda justru yang membuatnya tidaklah berbahaya. Pada kenyataannya catatan mengenai pemuda Sofis ini hanya tercatat di kerajaan Yeaston saja tidak pernah demikian di kerajaan lain. Antara ia memang terikat dengan kerajaan ini atau dia termasuk anak rumahan, yang pasti kerajaan tidak begitu memusingkannya
Seolah mereka memiliki 'rahasia' lain yang bisa memastikan si pemuda Sufis tidak berdiri membelakangi mereka.

Seseorang berambut rapih tadi memperkenalkan diri atas nama keluarga Runè dan mulai memberikan banyak pujian. Bak pertarungan sales sabun lemak sapi di alun-alun kota Bethuthia, orang lain juga tak kalah menyanjung untuk mendapatkan perhatiannya.

The Origin Of King KaanWhere stories live. Discover now