Bab 16 : Twins

395 30 2
                                    

Absen cowok halu kesukaan kalian!!

Dari mana nih? Kok disini?

Jangan lupa vote, comment, dan follow akun ini yaa!!

JANGAN LUPA SHARE STORY RED DIMANA AJA, IG/FB/TIKTOK/WA/GROUP KELUARGA/CRUSH/ TETANGGA/ ANAK BUAYA

~••~

Re Fernando Benedict dan Red Fernandez Benedict, hampir sama. Tetapi sangat berbeda jauh. Dan Re, tidak suka dirinya memiliki kembaran yang sama dengannya persis.

Re mengegas motornya ke segala arah, lelaki itu bingung. Entah ingin kemana dengan motor Ducati nya yang ia tumpangi itu.

Rambutnya berserakan dimana-mana, akibat angin yang menggesernya tanpa helm.

Otaknya kelimpungan, mencari akal, karena dirinya tidak tahu harus ngapain di saat masa skorsing, tidak bisa dibilang skorsing juga. Sebab, dirinya tidak bersekolah di SMA Holder.

Tapi Re seperti tertarik dengan gadis itu, ingin memainkannya lebih lama dan dalam. Bahkan, entah kenapa ingin bilang ke Ayahnya jika dirinya ingin pindah ke Indonesia dan sekolah di SMA Holder.

Sebenarnya Re dari dulu tidak suka satu sekolah dengan Red, untung Ayahnya tahu jika Red, cowok itu berkelainan dan di sekolah kan dengan cara homeschooling. Sebelum akhirnya waktu duduk di bangku SMP, dibebaskan ke sekolah umum.

Red mengetikkan pesan ke seseorang, dengan segera tanpa menunggu, balasan pun ia terima.

Lelaki itu tersenyum puas, merasa menang. Memutar balik kan motornya, Re segera mengegas motornya ke tempat yang ia mau dan ia tuju.

••

"Red?"

Seorang gadis dengan gaun piyama warna putih tulang dengan pita di renda lehernya itu, membuka gerbang hitam besi itu secara perlahan. Hingga terlihat jelas semua badannya.

Matanya menerjap beberapa kali, kala melihat seorang pemuda dengan celana pendek putih dengan kemeja lengan pendek biru muda polos, walaupun stylenya biasa. Namun sosok yang memakainya mampu membuat wajah Jia menjadi tomat matang.

Blushing.

"Hm"

"Ada apa, kok tiba tiba ngechat aku?"

Sebuah ulasan senyum dan rasa senang berada dalam benak gadis itu, Jia langsung tersenyum dengan lebar dan bahagia, apalagi mengetahui jika sang pacar yang memberi pesan, dirinya lebih dulu.

"Ya, pengen ketemu aja?"

"Kamu gapapa? Wajah kamu masih sakit?"

Re menutup matanya, merasakan tangan kecil yang hangat itu menjalar ke pipi nya. Entah kenapa degup jantungnya berpacu sangat cepat.

Menepis itu, Re yakin cewek ini sudah membuatnya tertarik.

Bukan salahnya, melainkan salah gadis dengan surai cokelat terang akibat terkena matahari terlalu lama itu. Salah sendiri menelusup masuk, hingga dopamine nya mendadak berfungsi.

Dengan spontan, Re memegang tangan Jia yang masih bertengger di pipinya. "Gak papa kok" ujarnya dengan senyum aneh, yang tak dapat di deskripsi kan.

"Entar malem ikut gue"

Jia termenung diam. "Entar malem? Mau kemana?"

"Ada kok, mau apa enggak?"

Re yang tidak suka menunggu, cowok itu kesal sendiri melihat gadis di sampingnya yang banyak berfikir. Jika iya dan tidak langsung katakan saja, kenapa repot sekali.

RED FLAG [TAMAT]Where stories live. Discover now