Bab 45 : Sampai ketemu di lain waktu [END]

556 15 1
                                    

"Kek"

"Red boleh mampir ke rumah temen gak?"

Red menoleh ke arah kakeknya yang berada di sampingnya, tanda untuk meminta izin. Ia baru ingat, jika jalan yang akan ia lewati sekarang akan melewati komplek milik Jia.

Entah kenapa sekarang hatinya gusar dan gelisah, memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Red menerawang, apakah gadis itu jika tidak ada sosok dirinya ia akan berkeliaran layaknya hewan tanpa sang pemilik?

Bagaimana tidak, Red merebutnya dan memaksa gadis itu. Tidak mungkin jika Jia tidak akan memberontak dengan ada kesempatan seperti ini. Ia mungkin takut? Entahlah Red tidak bisa mengungkapkan perasaannya sendiri. Jika ia menemukan laki-laki lain bagaiman dengan nasibnya?

Tentu saja harus ia rebut kembali, Red ingin sekali Jia jatuh, sejatuh- jatuhnya ke dalam genggamannya. Karena jika Jia tidak bersamanya ia akan mati. Begitu mungkin kamus seorang Red Fernandes Benedict.

Mobil kakeknya berhenti di tepian jalan raya, kakeknya juga ada hal yang ingin ia beli karena pesanan dari sang istri. Sedangkan Red, laki-laki itu lebih memilih berjalan menyebrang cukup jauh, untuk berlari di komplek Jia.

Sebelum itu, matanya menangkap sebuah toko kue yang satu jalan dengan komplek Jia. Laki-laki remaja dengan tubuh semampai itu membeli sebuah kue putih pink dengan hiasan pita. Membuat ia teringat dengan gadis bernama Jiandra Naomi.

 Membuat ia teringat dengan gadis bernama Jiandra Naomi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tolong bungkus ini satu"

"Oke Kak, mau ditambahi Buble wrap di kardusnya?"

"Oh gausah"

"Tunggu bentar ya Kak"

"Kasih satu lilin" ujar Red hingga membuat perempuan penjual itu mengangguk, laki-laki itu menunduk. Mengambil beberapa uang dari dompetnya.

"Terima kasih atas pembeliannya" ramahnya dengan senyum.

Red mengangguk, ia berjalan dengan sedikit tergesa-gesa. Tidak ada waktu lagi, kakeknya hanya memberikan waktu maksimal 10 menit baginya, what the fuck. Mau bagaimana lagi, Red harus menjalankan masa hukumannya, dan ia masih tahu diri.

Ia sedikit memelankan jalannya, karena matanya sedikit fokus dengan sosok perempuan dengan dress biru langit berbatik sedang menyirami sebuah tanaman. Red mengelap peluh keringat nya yang seperti hujan itu.

"Hai" Red melambai, merasa ada sosok dibelakangnya dengan suaran berat yang ia kenali. Jia berbalik dan terbelalak kaget, bagaimana Red bisa tahu rumahnya?

Tapi pikiran itu ia buyarkan dan tepis, karena bagi Jia. Apa yang gak bisa dilakukan oleh seorang Red? Laki-laki itu akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginan dan hasratnya.

"Kamu kenapa kesini?" tanya nya dengan bahasa isyarat dan wajah yang bingung. Antara takut dan bingung, ia takut jika Ayah nya tahu ia berhubungan dengan seorang laki-laki.

RED FLAG [TAMAT]Where stories live. Discover now