Bab 22 : About Re/d

209 11 1
                                    

"Lo kabur gitu aja?"

Dapat Jia dengar kekehan kecil dengan sinis itu, membuat dirinya berhenti sejenak di tengah ambang pintu.

"Lebih monster siapa? Gue apa cowok brengsek lo"

"Liat aja, ada pembunuh yang terungkap"

Jia mengepal kan kedua tangannya, wajah pucat nya sudah membias si seluruh wajahnya.

Tanpa menanggapinya lebih lanjut, gadis itu pergi meninggalkan ruangan lab itu. Dengan Re yang masih sendiri.

••

"Ji"

"Lo gak papa kan? Gak si apa apain?"

Anjun menghentikan langkah gadis itu, kala melewati nya tanpa menyapa. Radian dan Arkhava yang melihatnya sedikit terkejut, tidak biasanya gadis itu berlaku acuh. Bahkan wajahnya sudah pucat pasi.

"Tuh gue bilang apa, lo di apain sama anak itu? Bilang gue lo di apain sama Re?"

"Re? Lo ketemu Re?"

"Berdua doang?"

"Jadi lo beneran ikut dan ketemu anak bangsat itu?"

Radian melotot, laki-laki itu mengecek ujung rambut sampai ujung kaki Jia. Seperti takut gadis itu lecet dan kenapa-napa.

"Aku baik baik aja kok, kalian gausah khawatir" melihat ketiganya masih enak makan jajanan di pagar pembatas, membuat Jia menyerngit.

"Kalian gak masuk kelas?"

Ketiga laki-laki itu saling menatap satu sama lain, seperti mentransfer informasi lewat tekanan batin mereka. Dan tertawa garing dan amat garing hingga gagak pun muncul.

"Enggak. Jam kos" cengengesan Anjun seraya menggaruk kepalanya.

Gadis itu hanya mengangguk, sudah cukup lelah baginya untuk mengeluarkan energinya pagi ini. Gadis itu masih kepikiran dengan ucapan Re yang melayang-layang di kepalanya.

"Aku duluan ya, mau ke kelas"

"Oh iya neng geulis"

"Kalo ada apa apa bilang aja Ji!" teriak Anjun disela sela makannya.

Jia menggeser kursinya, duduk di kursi itu dan langsung membaringkan tubuhnya di meja sebagian. Mata nya terpejam sejenak, merasakan ketenangan setelah menahan ketakutan luar biasa di sekujur tubuhnya.

Kenapa masalah selalu menimpa dirinya? Selalu bertubi-tubi, apakah Tuhan tidak menyayangi dirinya?

Dari orang tua yang tidak menyukainya, sekarang masalah dengan pacarnya. Lebih tepatnya kembaran pacar nya.

Rasanya dirinya ingin beristirahat lebih dulu, apakah orang tuanya akan membantu masalah anaknya seperti kebanyakan orang disekitarnya? Sepertinya bagi Jia itu mustahil.

Entah kenapa. Tanpa alasan, air matanya mengalir begitu saja dengan perlahan. Pikirannya sekarang terombang-ambing dengan pikiran dangkal seperti itu.

Ia lelah. Sungguh, pasti nanti dirumah ia akan di marahi mati-matian lagi oleh sang Ayah.

Jia mengusap matanya dengan kasar, menghirup udara segar banyak-banyak, sekarang bukan waktunya untuk iri dengan kehidupan orang lain.

Fokus saja dengan kehidupan yang dijalaninya sekarang. Dan selalu bersyukur apa yang sudah ia peroleh dan lakukan.

"Maaf bapak terlambat, karena ada urusan"

"Baik. Anak anak, sekarang melanjutkan pelajaran yang kemarin ya"

RED FLAG [TAMAT]Where stories live. Discover now