Bab 38 : The Joker (2)

143 7 0
                                    

Tiga hari setelah insiden kegaduhan yang sangat brutalitas dengan saudaranya sendiri, hingga berakhir menyebabkan kecelakaan yang tak terduga.

Dimana ada seorang gadis yang ikut melerai mereka sebelum para guru datang, hingga keberadaan nya tak terlihat. Membuatnya terbanting hingga kepalanya terbentur meja dan telinganya tancap oleh ujung meja.

Walaupun tumpul, tak mengindahkan ujung meja itu tak menyakiti dan melukai benda empuk dan lentur itu bisa hancur.

Pekikan itu mampu menghentikan perkelahian antara saudaranya itu, bahkan kepala dan telinga kanan gadis itu berdarah.

Sempat terselip senyuman, entah senyuman dari mana itu, gadis itu merasa senang bahkan kesenangan itu hingga menyakiti pendengarannya hingga gendang telinganya ingin pecah.

Red yang masih dengan plester di banyak wajahnya itu melamun, dan sesekali laki-laki itu membenarkan tas ranselnya yang bertengger di bahu kanannya.

Memorinya kembali melayang di hari dimana Re dan dirinya bertengkar hingga membuat fasilitas sekolah hancur, bahkan mengakibatkan terjadinya korban di dalamnya.

Setelah dari pergulatan panjang dan mengatasi hal-hal lainnya, dan di jemput oleh kedua orang tuanya. Tepat didalam mobil, Re berkata kepada Bunda mereka.

"Bun, kayaknya aku bikin anak orang cacat deh. Aku pengen tanggung jawab"

Red menghembuskan nafasnya dengan berat, ia tahu pasti apa yang dikatakan kembaran. Sedikit tahu dengan anatomi dan beberapa luka, dari seberapa dalam dan parahnya luka. Re dan Red mengetahui hal-hal semacam itu sejak masih kecil.

Entah pikiran mereka sudah kriminalitas sejak kecil, Red yakin ia merasa aneh dengan dirinya sendiri bahkan sifatnya. Ia juga tak bisa menafsirkan dirinya psikopat, karena ia tidak terlalu haus akan jeritan bahkan darah orang lain.

Entah apa, tapi dirinya merasa aneh dalam tubuhnya ini.

"RASAIN LO!"

"BAWA AJA, SERET SEKALIAN!"

"HAHAHA, BIARIN"

"BIAR TAU RASA AJA"

Red menyipitkan matanya, Ada sosok Anjun, Radian dan Arkhava disana. Mereka bersorak, namun Arkhava sedikit kalem dari keduanya.

Identitas mereka masih switch saat di sekolah, dan mungkin beberapa orang bahkan tidak ada satupun dari mereka yang tahu jika keduanya bertukar nama.

Red menepuk bahu Anjun, cowok itu melihat sekilas Red dan langsung bersorak lagi.

"Red, tadi ada orang tuh yang nyariin lo"

"Kayaknya gak deh, mereka nyarinya kembaran lo"

"Siapa?" Red masih dengan nadanya yang datar, namun teman-teman kembarannya ini ingin sekali Red pukul.

Karena ia tipe cowok tak sabaran.

"Gatau, banyak sih"

"Kayak apa Rad?"

"Geng motor? Gatau ah, biarin aja Re. Anak banyak tingkah biar di pukul tu sama geng geng gituan"

"Lo gak liat, gue bukan Red" Red berbohong, namun ada benarnya juga yang geng motor itu incar adalah dirinya bukan Re.

"Shit! Maksud lo?"

Anjun menatap Red dengan intens, laki-laki itu menatap datar. Anjun memang merasa aneh juga, pantas saja sejak tadi temannya di bawa dan di seret berteriak meminta tolong dengannya secara histeris. Tapi nametag cowok itu bertuliskan Re Fernando Benedict. Sedangkan cowok di depannya nametag nya tertutup hansaplast.

RED FLAG [TAMAT]Where stories live. Discover now