Bab 23 : Malam untukmu

241 10 1
                                    

Gadis dengan rambut kusut iku mengucek beberapa kali matanya yang sudah sangat kelelahan, sejak hampir dua jam lalu. Ia membaca buku dengan posisi duduk, seraya mengerjakan tugas-tugasnya.

Walaupun tugas yang ia kerjakan adalah tugas beberapa hari kedepannya. Tapi Jia memang sengaja mengerjainya, agar sang ayah tahu jika ia sedang belajar. Walaupun nampak lelah dan bosan sejak dua jam lalu ia berkutat di meja belajar nya.

Perintah Ayah nya tidak bisa ia bantah, Jia masih ingin sekolah, makan, dan lain-lain. Ia tidak boleh mengeluh, banyak orang di bawahnya yang masih kesusahan, kenapa dirinya tidak bersyukur? Dan menuruti perintah?

"Aku capek, kalo istirahat bentar, ayah marah gak ya?"

Ujarnya ragu dengan dirinya sendiri, gadis itu menilik pintu kamarnya yang tertutup. Padahal kamarnya tidak ada cctv, kenapa mencemaskan hal semacam itu?

Ia takut, biasanya Ayah nya tiba-tiba muncul dan melihat ke kamarnya.

Deringan ponsel nya bunyi, ada notif. Layarnya yang menampilkan sebuah pesan masuk menyala. Lantas, Jia langsung membuka lock screen handphonenya dan melihat siapa si pengirim pesan itu.

Reed

Cewek, kiw kiw

Dirumah kan?

Coba liat jendela, aku dikeroyok nyamuk nih
20:12

Jia langsung beranjak dari kursinya, membuka gorden jendelanya, dan melongo kala tak habis pikir dengan kelakuan orang itu saat melihat sosok laki-laki dibalik jendela cengengesan tak bersalah.

Gadis itu menginstruksikan kepada Red agar cowok itu tidak berisik, mati sudah jika ia ketahuan oleh Ayahnya.

"Buka, buka"

Red mengetuk jendela itu dengan jari telunjuk nya, agar tak terlalu berisik, mulutnya terus-terusan berkata 'buka'. Jia membuka kunci jendela dan membuka jendelanya dengan lebar.

"Kamu ngapain kesini?" ujarnya khawatir dengan Red dan dirinya sendiri, kenapa laki-laki itu nekat sekali?

"Mau main, salah emang?"

"Kata temen kamu, kamu sakit. Kenapa keluyuran?"

"Bukan keluyuran, tapi main"

Lelaki itu menaiki jendela kamar milik Jia, setelah sampai, Red langsung duduk di kursi belajar milik Jia, cowok itu melirik apa yang dikerjakan oleh gadisnya, hingga menyepelekan pesan-pesannya.

Rambut laki-laki itu nampak sekali kusut, terlihat jika ia mengebut saat berkendara dan tidak menaati peraturan menggunakan helm.

"Rajin nya, gadisnya Re"

"Apasih, kamu gak takut dimarahin Ayah?"

"Gapapa, udah biasa dimarahin dirumah"

"Kamu kayaknya masih sakit deh, pulang ya.... istirahat"

Saat melihat wajah Red yang sedikit pucat membuat Jia sedikit prihatin, kenapa juga orang sakit, terlebih malam-malam ke rumah pacar nya.

"Gapapa kok ...."

Suara deringan panggilan membuat kedua jenis manusia berbeda itu menoleh, Jia menyerngit kala melihat panggilan dari nama 'Bunda' dan 'Bang Al' memenuhi layar handphone nya.

"Re ...."

"Kayaknya kamu dicariin sama ibu dan kakak mu, pul ....."

"Suut, udah. Lapar nih kita makan yuk" selanya tak ingin mendengar kata itu, Red hanya ingin bersenang-senang. Dan mengosongkan pikirannya sejenak.

RED FLAG [TAMAT]Where stories live. Discover now