chapter 2

15.3K 882 35
                                    

"Dada mu belakang ini terasa sakit bukan?" Tanya seorang dokter yg menjabat sebagai kepala departemen bedah jantung, plus sebagai dokter pribadi renjun selama 10thn lama nya.

Renjun yg mendengar pertanyaan itu sontak menggeleng pelan lalu menundukan kepalanya dengan jari-jari yg sedang bertautan, kebiasaan renjun jika sedang berbohong.

"Yes or no? Keluarkan suara mu, sayang" Seru Jeno yg duduk bersebelah dengan renjun.

Renjun semakin menunda kepala nya, hal itu membuat Jeno mengeraskan rahangnya.

Tidak, Jeno tidak marah hanya saja ia paling tidak suka renjun menyembunyikan sesuatu dari nya apa lgi menyangkut tentang kesehatan renjun. Ingat! Renjun adalah ketakutan dan kelemahan terbesar jeno, jika terjadi sesuatu kepada sang Submissive Jeno akan menyalahkan dirinya.

Mingyu menghela nafas pelan. Ini memang tidak sepenuhnya salah renjun, mengenal renjun selama 10thn membuat ia tau hal-hal kecil tentang kebiasaan pasien mungilnya satu ini.

Renjun itu tipekal orang yg tidak ingin menyusahkan orang lain, ditambah Jeno yg selalu menyalahkan dirinya sendiri setiap kali renjun jatuh sakit.

Mingyu kembali menampilkan senyum tipis.

"Renjun, tidak apa jika kau mengatakannya, tidak ada yg akan memarahi mu disini" Renjun mengangkat kepala nya pelan-pelan, lalu mendongak kearah Mingyu yg sedang tersenyum teduh.

"Really?"

"Of course"

Renjun yg awalnya takut melihat Jeno akhirnya mendongak melihat sang dominant yg tidak menampilkan wajah datarnya lagi. Kode-kode dokter Mingyu ternyata ampuh.

"Dada injun belakang ini nakal, suka buat njun tidak nyaman seperti dicubit seseorang, itu membuat njun kadang-kadang sesak tapi tidak terlalu parah" Jujur renjun dengan cicitan bisikan diakhir keluhannya.

Dan Jeno hanya bisa diam sedari renjun berbicara walaupun begitu di dalam hati ia sudah mengumpati dirinya sendiri.

"Keluhan mu seperti itu. Apa jam tangan Elektrokardiograf mu rusak? Biasanya aku hanya perlu melihat laporan tentang jantung mu, tapi kali ini laporan dari computer ku mengatakan jika tidak ada yg salah dari mu, bahkan detak jantung mu belakang ini sangat normal" Ujar Mingyu panjang sekaligus bertanya dengan jari-jari yg sibuk mengotak-atik keyboard nya, memeriksa barang kali jika computer nya yg bermasalah.

Sekali kali renjun menundukan kepalanya dengan jari-jari yg kembali bertautan, tapi itu tidak bertahan lama saat tangan besar Jeno memegang perlahan telapak tangan sebelah kanan renjun.

"Katakan dengan jujur sayang, tidak apa" Jeno berucap dengan lembut. Salah satu cara untuk menenangkan renjun.

"I-itu, kemarin-ehh bukan kemarin, tapi 2 minggu yang lalu jam tangan yellow injun jatuh dari balkon kamar trus dari situ yellow kadang-kadang berfungsi, Kadang-kadang enggak. Maaf Jeno, injun salah tapi jangan marahin injun, hiks" Renjun memeluk Jeno saat satu isakan lolos. Ia takut dimarahin jeno akibat lalai menjaga yellow.

Yellow nama jam tangan favorit renjun, sekaligus hadiah dari Jeno.

Cup.

"Aku tidak akan marah hanya karna jam tangan saja, sayang. Ingat... Kesehatan kau yg paling penting dihidup ku, aku marah saat kau tidak jujur tentang keadaan diri mu" Jeno kembali mengecup surai coklat halus renjun.

"Jadi tidak marah?"–renjun.

"Tidak, my angel"–jeno.

" Jika begitu ayo pulang, njun mau tidur " Lirih renjun, kebiasaan renjun juga mengantuk setelah nangis.

cute mommy & possessive familyWhere stories live. Discover now