chapter 10

6.7K 482 19
                                    


Entah sudah berapa lama renjun dihukum diruangan mirror penyiksaan itu, yg jelas waktu seakan-akan berhenti berjalan selama renjun berada diruangan tersebut, rubah mungil tersebut juga tidak bisa membedakan kapan waktu pagi, siang, juga malam. Bayangan diri sendiri lha yg menjadi teman renjun saat ia menjalani waktu-waktu nya diruangan neraka itu.

Renjun mengendus bau badan nya sendiri, pasalnya entah sudah berapa lama ia tidak menyentuh air mandi.

Renjun mengerutkan dahi nya saat mencium aroma badannya sendiri.
Harum bayi ditambah aroma asem-asem kecut gimana gitu, tapi aroma bayi ditambah vanila lebih mendominasi. tapi tetap saja itu membuat renjun tidak nyaman dengan aroma badannya sendiri. Sudah bau, lengket-lengket pula.

"Halo~,ada orang tidak disana?" Renjun melambaikan-lambai kearah CCTV yg berada di pojok ruangan.

"Eemm... I-injun boleh mandi tidak? Injun tidak suka bau badan injun" Renjun memilin selimut yg sedang ia pakai, entah mereka dengar ataupun tidak yang jelas renjun coba dulu.

Renjun menghela nafas pelan saat tidak mendapat kan respon apapun, biasanya salah satu keluarga nya akan merespon dengan sambungan intercom, apa lagi Jeno yg akan langsung datang. Renjun berpikir jika keluarga nya sudah berhenti peduli terhadap diri nya, dan Jeno yg sudah bosan. Tidak! Memikirkan nya saja sudah membuat renjun menggeleng brutal ditambah dengan netra rubah yg sudah berkaca-kaca.

Cklek.

Pintu ruangan terbuka yg membuat renjun yg semulanya menunduk menjadi mendongak kearah pintu yg menampilkan Jeno sebagai pelaku pembukaan.

"Nono~" Rengek renjun saat melihat sang suami masuk. Jeno tersenyum tipis lalu mengecup singkat dahi renjun.

"Jangan cium-cium, injun bauk tau" Renjun insecure dengan aroma badannya sendiri, bisa-bisa suaminya itu jijik terhadap nya.

Pria jangkung itu hanya terkekeh pelan menanggapi ocehan istri manisnya, lalu mencium brutal wajah gempil yg semakin bulat itu. Hei! Ingat! Walaupun renjun dihukum tapi jadwal makan anak itu tidak pernh terlewat kan, ditambah sekarang renjun sudah kembali meminum susu nya, apa tidak semakin bengkak tuh pipi.

"Tetap harum, sayang" Jeno mengusap hidung mancung nya ke hidung mancung mungil renjun. Memang Jeno benar kok, mau renjun bauk- sebauk apapun tapi itu tetap harum di indra penciuman Jeno.

Bucin.

"Sekarang kita bersihkan tubuh mungil ini" Tidak lama masuk lha salah satu pelayan yg membawa baskom yg berisikan air hangat untuk membersihkan tubuh renjun.

"Jadi, Jeno dengar ya tadi?" Tanya renjun di sela-sela kegiatan Jeno yg membersihkan tubuhnya. Tubuh renjun sudah sepenuhnya telanjang, beruntung Jeno sudah mematikan CCTV, kaca pengawasan juga sudah dibuat blur otomatis oleh Jeno. Tidak mungkin bukan seorang park Jeno membiarkan orang lain selain keluarga park melihat tubuh mungil kesayangan nya? Tentu saja jawaban nya. Big no!

"Hm... Tidak mungkin nono membiarkan injun tidak nyaman" Jawab Jeno dengan masih fokus pada kegiatan nya. setelah semuanya selesai Jeno membiarkan tubuh mungil renjun telanjang dahulu, ia hanya menutupi tubuh renjun dengan selimut sampai sebatas dada. "Jangan bergerak, nono akan segerah kembali" Renjun hanya mengangguk patuh.

Renjun melihat tubuh tinggi suaminya menghilang disebalik pintu, tidak menunggu lama pintu tersebut terbuka kembali yg menampakkan Jeno dengan beralatan renjun ditangannya.

Dengan telaten, Jeno membaluri tubuh renjun dengan minyak telon juga bedak. Hoodie warna pastel dengan dipadukan celana panjang berwarna putih sudah melekat di tubuh renjun, sentuhan terakhir yaitu parfum yg Jeno semprot kan ke badan renjun.

cute mommy & possessive familyWhere stories live. Discover now