chapter 6

9.9K 551 47
                                    

"Jeno~ boleh ya injun ikut?" Rengek renjun digendong suami nya yg sedang berjalan keluar kamar untuk menuju ke ruangan makan.

Renjun sedari bangun tidur tadi, sudah merengek ingin ikut Jeno ke perusahaan milik suaminya itu, dan dengan tegas Jeno melarangnya karna renjun baru sembuh dan tidak boleh kelelahan.

"Tidak, sayang" Itu jawaban yg selalu Jeno katakan kepada renjun yg membuat submissive mungil itu merenggut.

"Kalau begitu, injun mau ke butik saja" Jeno mengerutkan dahinya.

"Itu Juga tidak boleh" Ke perusahaan bersama nya saja tidak jeno perbolehkan apa lagi ke butik dengan renjun pergi sendiri, jangan harap Jeno akan mengizinkan nya. Kecuali jika salah satu keluarga park menemani renjun ke sana.

Renjun merenggut sekali lagi dengan mengerucut kan kan bibir nya yg membuat Jeno tidak tahan untuk mengecup bibir pink itu. " Jangan! cium-cium dulu" Renjun menutup bibir Jeno. Jeno sendiri hanya terkekeh pelan lalu kembali melangkah keluar saat pintu lift sudah terbuka.

"Injun tetap mau ikut Jeno" Renjun tetap berusaha untuk mengubah pikiran Jeno.

"Jeno, boleh ya?... Heung!" Jurus puppy handalan nya sudah renjun keluar kan yg hampir membuat Jeno goyah, tapi saat memikirkan kondisi renjun yg akhir-akhir ini menurun membuat Jeno sebisa mungkin menahan diri agar tidak jatuh ke dalam lubang rubah yg sedang ia gendong ini.

Jeno menghela nafas. "Tidak boleh, sayang" Mata yg semula berbinar-binar itu meredup yg membuat Jeno merasa sedikit bersalah.

"Jadi, bolehnya apa?" Tanya renjun dengan nada lirih nya yg masih mampu ditangkap oleh indra pendengar Jeno.

"Boleh nya, duduk dimansion dan jadi anak yang baik" Jeno mendudukan dirinya dikursi yg biasa ia duduki jika saat makan, hanya beberapa anggota keluarga park yg duduk disana, itu karena yg masih berkuliah dan bersekola sudah berangkat sedari tadi pagi.

"Aaaa~ tidak adil, injun juga mau menghirup udara kota milan" Renjun bersedekap dada lalu membuang wajahnya kearah samping dengan bibir yg kembali mengerucut.

Yg lain hanya menjadi penonton. Mereka juga mengigit pipi bagian dalam masing-masing, untuk melampiaskan rasa gemasnya terhadap renjun yg semakin dewasa semakin imut, dan cantik.

"Baby, kita kan sudah berada di Milan" Saut chanyeol yg seperti nya sudah tau keinginan renjun yg ingin mengikuti suaminya ke perusahaan.

"Ini perbukitan milan, bukan kota milan, daddy" Omel renjun.

Chanyeol menggaruk pipinya yg tidak gatal, sebenarnya apa bedah nya intinya sama-sama milan bukan?.

"Udara kota milan tidak baik untuk kesehatan paru-paru mu, baby. Lebih baik hirup udara bersih perbukitan yg alami" Dan sekarang dokter mark ikut memberi pengertian.

"Tapi kan–"

"Mulai jadi pembangkang sekarang. Hmm? " Suara berat jhony membuat renjun tidak jadi mengucapkan protes nya, apa lagi aura Jeno ikutan gelap yg membuat renjun merasa takut.

Dengan gerakan perlahan renjun mengubah posisi duduk nya menjadi menghadap dada Jeno, lalu memeluk badan kekar sang suami.

Jeno mengusap punggung sempit renjun yg bergetar pelan pertanda jika renjun sedang menangis tangisan nya.

"Jadi anak yang penurut sayang, atau kami tidak akan segan-segan menghukum mu" Mendengar kata hukuman membuat tangisan renjun pecah seketika.

"HUWAAAA..... Je-jeno, injun hiks..gak mau dihukum. Huwaaaa.... Hiks" Pecah sudah tangisan bayi besar. Jeno menggendong renjun kembali untuk menenangkan sang istri yg sudah tersendat-sendat.

cute mommy & possessive familyWhere stories live. Discover now