chapter 3

13.2K 826 80
                                    


Renjun bersedekap dada dengan mata melotot seperti anak puppy.

Niat hati ingin menakuti sang suami tapi malah membuat Jeno harus menahan mati-matian dirinya agar tidak menerkam bayi rubah yg sedang sakit itu.

"Apa! lihat-lihat" Ketus renjun dengan bibir bawah yg bergerak kanan kiri.

Jeno mengalihkan perhatiannya lalu berdehem pelan.

"Sudah saat nya tidur, rubah kecil" Jeno beranjak dari sofa yg semula ia duduki lalu berjalan ke arah bad pesakit renjun.

Renjun mendongak kearah jam dinding yg menunjukan pukul 7:28 malam, terlalu cepat untuk tidur.

"Tidak mau, kan belum jam sembilan" Tolak renjun tapi tidak dipeduliin oleh sang suami yg sedang sibuk mengirim pesan kepada seseorang.

Jeno tersenyum kecil lalu mengusap surai halus renjun. "Mau puk-puk?" Tawaran yg cukup menggiurkan apa lagi renjun memang tidak bisa tidur jika tidak dipuk-puk oleh tangan hangat jeno, bagi renjun tangan Jeno itu ajaib yg ampuh membuat ia tertidur.

Tapi sekarang bedah cerita nya, ia sedang marah.

"Tidak!" Jawab renjun dengan masih bersedekap dada, cuman kali ini ia membuang wajahnya kearah lain.

"Plus banana milk" And! Gotcha... Jeno menyeringai tipis saat melihat renjun yg sedang berpikir untuk mempertimbangkan tawaran nya.

"Tapi, tapi kan injun sedang marah, Jeno" Jeno tidak mempedulikan ucapan renjun, ia berjalan kearah dapur mini yg memang tersedia dikamar inap renjun, lalu kembali lagi ke bad renjun dengan membawa kotak susu rasa pisang kesukaan renjun selama tinggal di Korea bersama Jeno.

"Marahnya ditunda dulu, sayang" Jeno menyodorkan susu pisang kearah renjun yg disambut antusias oleh rubah mungil tersebut. Benar kata Jeno, masalah marah nya bisa jadi urusan belakangan.

Mata renjun berbinar-binar saat merasakan rasa pisang yg mengalir Dikerongkong nya. Hanya hitungan detik susu pisang tersebut langsung berpinda kedalam perut kecil renjun.

"Habis" Jeno mengambil kotak susu pisang yg sudah kosong dari tangan renjun.

"Waktunya tidur" Jeno membaringkan tubuh renjun lalu menarik selimut sebatas dada sang submissive.

Netra yg awal nya berbinar perlahan-lahan mulai sayu, selain dari usapan dan puk-puk dari tangan ajaib Jeno, penyebab utama renjun langsung mengantuk adalah efek samping dari obat tidur dosis rendah yg Jeno masukan kedalam susu pisang yg renjun minum tadi.

Tidak lama dengkuran halus terdengar dari celah bibir renjun yg terbuka sedikit, Jeno tetap tidak menghentikan usapannya di kepala renjun hingga suara ketukan pintu terdengar lalu seorang pria yg tinggi badannya hampir menyamakan Jeno masuk keruangan inap renjun.

Pria tersebut membungkuk hormat "Semua telah siap, sir "

"Keamanan bandara? "

"Laporan diterima. bandara telah diamankan dan siap lepas landas, sir"

"Hm... Kau boleh pergi" Theo. pria keturunan italia dan Kanada itu membungkuk hormat lalu segera meninggalkan ruangan inap istri atasannya. Theo adalah kaki tangan kepercayaan Jeno di dunia bawah plus sekretaris Jeno.

Ternyata tadi Jeno mengirim pesan untuk Theo, karna ia akan membawa renjun pulang ke Italia malam ini.

Jeno memasang hoodie over size ketubuh renjun, dengan tudung hoodie yg sengaja Jeno pakaikan ke kepala renjun agar awak media tidak bisa meliput sang kesayangannya.

Dengan gerakan pelan ia mulai mengangkat tubuh renjun ala koala dan menyembunyikan kepala renjun diceruk leher nya.

"Sudah selesai? Aku akan membantu memegang kantung infus nya" Jeno membiarkan mingyu mengambil alih kantung infus yg semula ia pegang, agar lebih mudah baginya menyembunyikan wajah renjun yg sejauh ini tidak pernah terekspos oleh media mana pun, baik media Korea, Italia atau dari media dari negara mn pun.

cute mommy & possessive familyWhere stories live. Discover now