derajat?

1.3K 118 1
                                    


Dek, kakak mau  berangkat ke sekolah dulu ya.....

Pastikan semua pintu terkunci, setelah kakak keluar.

Iya, kak..." Jawab adiknya Petir

Entah kenapa petir yang sangat takut ketika meninggalkan adiknya yang berusia masih kecil ia tinggal sendirian di rumah. Orang tuanya sudah lama berpisah, dan petir yang harus semangat dan teguh belajar untuk menggapai cita citanya dan menghidupi biaya dari adiknya itu .

"...."

Petir yang membuka pintu dan terdapat Satya yang kini berdiri di hadapannya.

"S-saatya ?? "

"Kamu bisa tahu rumah aku dari mana ?? "Tanya petir yang bingung dengan melihat Satya yang kini berdiri di hadapannya.

Petir yang salah fokus melihat mobil yang megah dan mewah yang berada di samping Satya.

"Apa kamu menyukainya?? " Satya yang akan sadar ketika petir yang sangat fokus melihat mobilnya itu .

"Huh?? "

"Mobil ini, apa kamu menyukainya??"

"Biasa aja, dan lagipun di sekolah kita  tidak di perbolehkan untuk membawa mobil, apa kamu tidak mengetahui peraturan itu ?? "

Mohon bimbingannya' Satya yang menundukkan kepalanya ke arah Petir.

"Heii, apa yang kamu lakukan ini??"

"Cepat, angkat kepalamu kembali, jangan seperti ini. " Petir yang menyuruh satyaa untuk mengangkat kepalanya kembali .

"Saya akan mengangkat kepala ini, jika kamu mau ikut bersama saya."

"Please, jangan seperti anak kecil gini,  kita juga  baru kenal, tetapi  kamu seakan akan menganggap dan mengenalku udah lama. " Ucap Satya

"......"

"Apa saya tidak boleh berteman dengan kamu petir ?? "

"Bukankah kita sudah berteman ?? Sejak kemarin ?? " Tanya Satya dengan memasang wajah melas sedih

"Teman?? "

"Emangnya, Kamu udah  yakin mau berteman dengan orang yang seperti aku ini? " Tanya balik Petir .

"Maksudnya?? "

"Satya dengar, emang  kamu engga malu berteman dengan orang kelas rendahan seperti aku ini??" Tanya Petir

"Kenapa saya harus malu?? "

"Saya menyukai kamu, bukan dari harta ataupun kekayaan, dan kamu tidak perlu khawatir. Saya akan menjadi suami yang baik buat kamu. E-ehh... Maksud saya teman " jawab Satya dengan tersenyum ke arah petir.

"Yaudh, terserah kamu aja. Yang penting aku telah mengingatkan kamu. "

"Ok, dan berhubung ini hari pertama kita berteman, aku ingin kamu masuk ke dalam mobil. Kita pergi sama sama sekolah."

"Masuk?? "

"Ke dalam mobil?? "

"Apa ada yang salah petir, kenapa wajah kamu terlihat bingung seperti itu ?? " Tanya Satya yang melihat raut wajah petir yang akan merasa bingung

"Tidak ada, aku hanya takut mengotori mobilmu itu Satya. "

"Tidak perlu takut, kalau mobil ya kotor ya nanti di cuci Petir, atau perlu saya belikan satu buat kamu?? "

"Ngacoo!! Ni orang, di kira beli mobil seperti beli gorengan apa." Batin petir .

"......."

"Petir, boleh saya bertanya satu hal dengan kamu?? "

"Iya, tanyakan saja ."

"Apa kamu selalu melamun seperti itu ?? Maksud saya, apa yang kamu pikirkan, sampai melamun seperti itu petir ?? "

"Tidak ada, aku hanya memikirkan pendapat orang di sekolah nanti ."

"Maksud kamu?? "

"Satyaa, kelas kita di sekolah itu beda jauh dan beda derajat, jika orang melihat kita bersama datang ke sekolah. Nanti mereka mengejek ejek kamu gimana ?? "

"Apa yang kamu katakan petir!! "

"Saya tidak memikirkan itu semua, yang saya pikirkan saat ini, saya merasa senang jika berada di dekat kamu petir .

"Jadi, jangan memikirkan perkataan orang di sekolah nanti, kita tidak akan bahagia dan tenang jika selalu memikirkan perkataan orang lain tentang hidup kita ."

"Ini hidup kita, kita yang menjalankan masing masing, kenapa kita harus memikirkan perkataan orang lain cobaa ?? "

Satya yang memegang pundak Petir dengan menenangkan petir yang  khawatir, " jadi kamu tidak perlu khawatir ya, aku selalu ada untuk kamu. Jika ada orang yang membicarakan hal buruk tentang kamu, saya akan menjadi yang pertama menjadi tameng dan perisai untuk kamu ."

"Saya berjanji, kepada kamu petir" Ucap petir dengan begitu semangat dengan tersenyum manis ke arah petir .

Siall { Petir X Satya }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang