Satya!!Lihat, sekarang sudah hujan!!, Dan mana motorku ada di sekolah lagi. Terus gimana cara ambilnya cobaa??
Kita bisa menerobosnya mungkin??ucap Satya
"Apa kamu tidak bisa melihat hujan yang begitu deras Satya ?? Atau mata dan telinga kamu sedang ada dalam masalah?? " Celetuk petir
"Yah..... Mungkin saja kamu ingin mandi hujan kan, jadi aku ingin mengajak kamu untuk menerbos hujan ini."
Ya, engga sampai menerbos hujan segala juga petir, besok aku ada ujian di sekolah. Kalau aku sakit, aku tidak bisa mengikuti ujian yang penting ini bagaimana ?? Uang aku akan menjadi sia sia.
Satya yang perlahan maju dengan melepaskan jaket yang ia pakai, dan ia kenakan di tubuh petir.
"Cuaca hari ini sangat tidak mendukung, pakai jaket ini. Dan kamu akan terasa hangat." Ucap Satya
Engga, aku engga mau. Pakai aja untuk kamu diri sendiri, aku tidak ingin kamu sakit gara gara kamu memberikan jaket ini kepada aku .
"Dan aku tidak ingin berhutang Budi dengan seseorang. " Petir yang menolak dengan memberikan jaket itu kembali ke arah Satya .
"Tapi, hari ini sedang hujan petir. Tolong pakai jaket ini, dan aku tidak ingin sampai kamu terkena flu, karena hujan ini."
"Aku engga mau Satya, kamu pakai aja sendiri. Dan aku tidak ingin sampai kamu absen besok. Karena aku Satya. "
"Sungguh keras kepala calon pacarku ini ." Satya yang tersenyum melihat sikap petir yang kekeh dengan pendirian sendiri .
"Baiklah, kalau kamu tidak ingin memakai jaket ini biarkan saja. Tetapi.......... Bisakah kamu ikut aku untuk pergi sebentar sampai menunggu hujan ini cukup reda?? " Tanya Satya dengan melihat ke arah petir, sedangkan petir yang sibuk dengan buku yang ia pegang .
"Huh?? Kita mau kemana hujan hujan ini begini satya?? " Tanya balik petir .
"Aku ingin membawamu untuk pergi ke rumahku, dan aku akan membuatkan teh hangat khusus untuk menghangatkan tubuhmu itu petir "
Engga ah, apa kata nanti orang tua kamu jika kamu membawa aku untuk pergi ke rumah mewahmu itu Satya, Rumahmu akan menjadi kotor.
"Lihat aku, pakaianku di penuhi debu, dan bajuku sudah mulai terkena air hujan. Lebih baik, aku tunggu di sini saja, sampai hujan mulai cukup reda."
"Kamu benar benar keras kepala petir, kamu tidak ingin mendengarkan ajakan temanmu ini, untuk sekali saja. "
"Aku bukannya tidak ingin ikut kamu pulang satya, hanya saja aku takut rumahmu akan menjadi kotor, jika aku masuk dengan pakaian seperti ini ." Petir yang menjelaskan dengan melihat ke arah Satya, sedangkan satya yang malah cemberut, dengan petir yang menolaknya beberapa kali .
-------
"Kamu marah sama aku Satya ?? "
"Tidak, kenapa saya harus marah kepada kamu. Jika kamu tidak ingin ikut aku untuk pulang ke rumah, biarkan saja itu. Dan lagipun aku bukan siapa siapa kamu, jadi aku tidak berhak untuk mengatur kamu untuk melakukan hal yang kamu suka, ataupun tidak kamu suka." Ucap petir .
Petir yang menghela nafas panjang, ia pun mengiyakan ajakan Satya untuk pergi ke rumahnya itu .
"Yaudh, aku mau ikut kamu. Dengan syarat sampai hujan cukup reda, aku akan pergi ."
Iya iya......
Yeyyy!!!!
"Ayoo, rumahku tidak cukup jauh dari lingkungan ini. Dan aku akan membuatkan teh yang khusus untuk kamu dengan beberapa cemilan . " Satya yang begitu bersemangat, setelah petir yang mengiyakan ajakannya itu .
--------
"Senja, ini beneran rumah kamu?? " Tanya petir ketika masuk ke dalam rumah Satya yang amat amat besar, ini kali pertama ya petir yang melihat ruangan tamu yang begitu megah dan mewah .
"Iya, ini rumah aku, dan rumah kamu. Dan rumah kita untuk masa depan yang akan datang." Jawab Satya dengan senyuman kecil
*Membatin kelakuan ni bucin
"Sebentar, aku akan menyiapkan beberapa makanan dan minuman untuk kamu petir, oh- iya anggap saja seperti rumah kamu sendiri ya petir."
"Satya, bisakah aku berjalan untuk berkeliling sebentar di ruangan ini?? " dan Saya pastikan saya tidak akan menyentuh barang sedikit pun di rumah ini ."
"Lakukan saja apa yang kamu mau petir, ini rumah kamu. Jadi kamu bebas untuk melakukan hal apa saja yang kamu suka ."
"Terima kasih Satya, aku berjanji dengan perjanjian yang aku katakan terhadap kamu. "
"Engga perlu berbicara baku seperti itu petir, anggap saja aku sebagai adik kamu. Dan kamu aku anggap seperti kakak aku.
"Bagaimana kita impas bukan?? "
-------
Ya yan terserah kamu aja Satya, aku capek menghadapi kamu." Petir yang langsung berkeliling di rumah mewah Satya .
Petir yang melihat satu persatu ruangan yang berada di rumah Satya ini, rumahnya begitu megah dan mewah.dengan di hiasi dekorasi yang begitu elegant
Petir aku mengantar kamu ini.....
Blurr..........
Aghhh......
Maaf, aku tidak sengaja petir, aku akan membersihkannya. " Ucap Satya yang langsung membersihkan tumpahan teh yang mengenai ke arah petir .
"Satya, A-aapaa pa yang sedang kamu lakukan?? " Petir yang akan merasakan geli ketika bibir Satya yang menyentuh perutnya itu .
Seluruh tubuh petir yang akan merasakan kaku dan Sulit bergerak, ketika Satya yang menciumi tubuhnya itu. Wajahnya yang sontak memerah ketika Satya yang begitu dekat dengan dirinya .
"S-saatya..... Mmmhhhh..... "
"Apa yang sedang Kamu L-laakukan, ahhhhh... " Petir yang sontak medesah ketika Satya yang mulai mencium dan meraba raba tubuhnya itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Siall { Petir X Satya }
General FictionBaca aja...... Mengandung cerita gay di dalamnya, yang homo phobic jauh sana. Di sini bukan tempat kalian