memar

1K 80 3
                                    

"Sebentar, wajah lu kenapa  Ken??" Tanya Dion yang melihat wajah Ken yang penuh dengan memar luka di wajahnya.

Ken yang tidak merespon Dion, ia pun mengambil tas dan langsung pergi Meninggalkan Dion yang berada di pintu kelas .

"Aneh sekali tu anak, di tanya malah diam" gumam Dion

~~

Dion yang sedang asik mengundut sepuntung rokok, ia pun Melihat Satya yang berjalan menuju ke arahnya dengan petir yang di rangkulnya .

"Waitt.... Bukannya dia dari anak ****  ?? Kenapa dengan  wajahnya?? Wajahnya begitu pucat?? " tanya Dion yang melihat wajah Petir yang amat pucat .

"Dion, bisa kamu temani ia sebentar?? Ada yang harus aku selesaikan." Ucap Ken

"Lu mau kemana ?? "

"Dan kenapa, harus gua yang temani ni anak?? " Tanya Dion .

Satya yang menatap ke arah Dion dengan tatapan yang tajam, seketika Dion yang mengiyakan perkataan Satya, " yaudh, iyaaaa.... Gua temani ni anak, jangan lama lama lu!! " Ucap Dion

Satya yang langsung pergi dengan mengurusi urusan yang harus ia selesaikan, sedangkan Dion yang duduk di samping petir dengan melihat ke arah petir dengan tatapan aneh, lehernya yang di penuhi bekas merah dengan wajah yang memar .

"Eiii, kau kenapa ?? "

"Ada apa dengan wajahmu?? Apa sesuatu telah terjadi?? " Tanya Dion dengan terus melihat ke arah petir

"Kau bisa dengar aku bukan?? Kenalin aku Dion, sahabat kecil Satya. Dan kamu?? " Ucap Dion yang mengulurkan tangan ke arah petir .

Petir yang tidak merespon, wajahnya yang begitu pucat membuat dionn yang khawatir, " buset, wajah lu pucat woii!! Tolong,  Jangan pingsan di sini, gua engga ingin ada kasus di sekolah ini." Ucap Dion

Dan tak lama itu Satya yang datang dengan membawa selembar kertas, ia yang berjalan menuju petir dan Satya yang berada di depan kelas .

"Lama kali lu!! Cepat bawa ni orang, gua engga ingin ada kasus di sekolah ini. Kalau sampai ni orang pingsan." Sontak Dion

Satya yang memberikan selembar kertas ke arah Dion, " ni apaan??" Ucap Dion

Dion yang membaca isi surat itu, dan menaruhnya di saku celananya," ok, nanti gua izinkan lu dengan wakil kelas, tidak perlu khawatir" ucap Dion

~~~

Melihat Petir yang terbaring lemah di rumah sakit, membuat Satya yang  kesal dengan menyalahkan dirinya sendiri, yang tidak bisa menjaga dan merawat petir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat Petir yang terbaring lemah di rumah sakit, membuat Satya yang  kesal dengan menyalahkan dirinya sendiri, yang tidak bisa menjaga dan merawat petir .

Satya yang mengelus rambut Petir dengan berharap petir yang akan sadar dari tidurnya, " petir, Kamu tidur terlalu lama, ayooo bangun petir"  nada Satya yang tidak bisa menahan kesedihannya dengan air mata yang menetes ketika melihat Petir yang belum sadarkan diri .

~~

Satya ......

"Ini  pesanan yang lu minta, eii.....lu dari tadi di sini, temani ni anak?? " Ucap Dion yang masuk dengan menaruh pesanan yang Satya pesan kepada dirinya

"Sebenernya apa yang sedang terjadi, Satya ??" Kenapa semua terlihat aneh bagiku, lu tahu engga tadi Ken yang langsung cabut dari sekolah tanpa bicara sedikitpun, dan ini juga, ada apa sebenarnya?? " Tanya Dion yang amat bingung dengan apa yang terjadi

Mendengar nama Ken, membuat Satya yang amat emosi, ia yang menggenggam tangannya, dengan menahan kesesalannya.

"Ada apa Satya?? "

"Kenapa kau terlihat begitu kesal?? Apa yang sedang terjadi?? "Tanya Dion sekali lagi .

Seketika dokter yang langsung datang  dengan langsung  memberhentikan Dion yang terus bertanya kepada Satya .

~'~~

"Apa benar ini dengan keluarga dari pasien?? " Tanya dokter

T-tid...

"Iya, saya keluarga dari pasien ini" sontak Satya

"Satya, lu sudah gilaa?? Kita bukan keluarga dari ni anak." Bisik Dion

Satya yang menghiraukan perkataan dionn, dengan langsung bertanya kepada dokter dengan kondisi kesehatan dari petir .

Baiklah, ada yang harus saya sampaikan kepada anda. Silakan anda ikuti saya" ajak dokter yang menyuruh Satya untuk mengikuti dirinya, sedangkan Dion yang tetap diam di dalam ruangan.

"Maaf, kalau boleh saya tahu apa yang terjadi kepada pasien?? " Tanya dokter .

Satya yang diam yang tak sanggup menceritakan apa yang ia lihatnya.

"Baiklah, jika anda tidak mau berbicara tidak apa apa, ada satu hal yang harus saya bicarakan kepada anda ." Ucap dokter itu

"Pasien mengalami luka memar di ***"

"Tapi anda tidak perlu khawatir, kami telah memberikan obat pencegah terjadinya HIV dan pasien akan sadar setelah obat itu telah habis dari tubuhnya." Dokter itu yang menjelaskan kondisi kesehatan dari petir 

"Itu saja yang ingin saya sampaikan kepada anda, dan satu lagi, silakan anda melengkapi administrasi yang telah di siapkan, untuk perawatan lebih lanjut ."

"Baik dok...... saya akan segera melunasi nya." Ucap Satya yang langsung keluar dari ruangan dengan melunasinya administrasi di rumah sakit ini .

Drtt......

Pesan yang terus menerus berbunyi di ponsel Satya

~~'~

Bunda
Satya, nak. Kenapa kamu belum pulang?? Ini sudah terlalu malam .

Maaf, bunda . Satya tidak bisa pulang untuk hari ini .

Bunda
Apa sesuatu telah terjadi Satya ??

Satya tidak bisa menjelaskannya bunda, maaf.

Bunda
Baiklah, jika kamu telah sampai di rumah, kamu harus ceritakan apa yang terjadi semua.

Bunda
Kamu paham itu bukan Satya ??

Iya bunda, nanti Satya akan menghubungi bunda kembali .

Assalamualaikum


Siall { Petir X Satya }Where stories live. Discover now