Too Much to Cure

149 19 4
                                    

Seharusnya pagi ini Lingga menghadiri sebuah meeting penting bersama dengan salah satu Agensi yang mulai memiliki Pamor beberapa tahun ke belakang. Tadinya begitu sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa yang akan bertemu dengannya dan Indra malah tak jauh-jauh dari orang-orang Dyo semenjak Agensi tersebut ternyata sudah menjadi bagian dari ORBIT Management.

Mengapa baru mereka ketahui sekarang? Karena Indra memang tidak tahu-menahu bahwa Melly, seorang model selevel Nathan yang pernah digunakan jasanya oleh Luxus tersebut mulai bergabung dengan ORBIT Management sejak akhir tahun lalu. Pun juga memang tidak pernah tertera di Proposal Kontrak yang bersangkutan kirimkan melalui Surel satu minggu lalu.

Lingga paham ia bertindak cukup tidak profesional. Oh, Lingga tak perlu diberitahu secara terang-terangan. Namun berhadapan dengan ORBIT Management adalah hal yang tidak pernah menjadi keinginannya dalam waktu dekat, entah jika hatinya tiba-tiba berubah.

Kepulangannya sudah tercium oleh Media, jangan sampai hal seperti ini juga menjadi makanan mereka. Bekerja sama dengan Nathan juga termasuk hal yang riskan, namun Nathan sudah sangat kental dengan perkembangan Luxus dari tahun ke tahun walau Model katalog pertama mereka sebenarnya malah Dyo dan Hasi.

Lingga membuka pintu mobilnya yang terparkir di dalam salah satu lantai area Basement dan mulai menyalakan mesin. Waktu sudah beranjak kian siang, namun semangatnya hari ini belum sepenuhnya muncul. 

Hujan dari semalam membuatnya ingin bermalas-malasan lebih lama, padahal ia belum pernah merasakan hal seperti ini sejak kembali menetap di Indonesia. 

Mungkin sedikit banyak pengakuan Aji tadi malam membuat sebagian perasaannya yang menggantung terasa memiliki pengaitnya kembali. 

Setidaknya untuk sekarang kadar kepercayaannya untuk laki-laki itu mulai bertambah walau hanya sekian persen. Lingga memiliki hutangnya sendiri untuk yang satu ini.

Lingga bersenandung pelan mengikuti lantunan musik yang keluar dari alat pengeras suara. Memeriksa keseluruhan sudut mobil yang mungkin butuh dibersihkan karena ia malas sekali untuk keluar dari Studionya hari ini.

'Aku belum keluar rumah untuk secara khusus ke Salon. Tapi pertemuan kita yang berikutnya, rambutku akan lebih rapi daripada ini. Aku boleh bilang janji?'

Lingga tersenyum lembut mengingat hal barusan. Aji beralasan untuk kesekian kalinya, namun Lingga memberi kelonggaran kali ini. Dengan segala macam yang telah laki-laki itu lalui, Lingga berjanji akan lebih mengendurkan pertahanannya.

Bukan hanya Aji yang menginginkan hubungan mereka seperti sedia kala, dirinya pun menginginkan hal serupa.

Setelah sadar bahwa waktu yang dihabiskannya untuk bersih-bersih mobil sekadarnya itu tidak menghasilkan suatu perubahan yang terlihat, ia memutuskan untuk kembali ke dalam Studio dan menghembuskan nafasnya begitu lega karena sedang tidak ada siapa pun di sana. Mungkin keseluruhan Penghuni bangunan sudah lebih dahulu berangkat beraktifitas maka ia tidak perlu terlalu khawatir untuk berbasa-basi guna membuka sebuah obrolan tidak penting.

Studio yang ditempatinya kali ini tidak semewah miliknya dan Dyo kemarin. Tidak sebesar apa yang berhasil dibelinya bersama Aji, padahal untuk sebagian orang yang dikenalnya seperti Indra dan Nathan, Studio tersebut sangat tidak memadai untuk Profesinya. Namun mengingat jaraknya dengan letak Luxus dan membuatnya lebih mudah untuk ke sana setiap waktu jika dibutuhkan, maka ia memutuskan tidak lagi menyimpan apapun yang berhubungan dengan Luxus dalam jumlah banyak di tempat tinggalnya sekarang.

Tentu saja Lintang pernah menawarinya tempat tinggal yang dianggap laki-laki itu lebih layak untuk Seorang anggota keluarga Adhiwangsa. 

'Mau ditaruh mana mukaku kalau Wartawan sampai tau kamu tinggal di sini??'

Glimpse of Heaven : Finale - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now