The Second Ending : You Complete Me

219 18 39
                                    

Bellvaganc, Jakarta, 20 September 2022


Luxus mengangkat tema ENCHANTED malam ini, berharapnya dengan begitu, para tamu akan terpesona dengan apapun yang hendak dipersembahkan olehnya, atau pun siapa saja yang mengenakan hasil karyanya tersebut akan terlihat mempesona.

"Kursi Mas Aji masih kosong, Kak." Lapor Hugo begitu kembali tiba di dalam area backstage, dan langsung terdiam ketika Lingga melototinya habis-habisan.

Lingga enggan memikirkan keberadaan laki-laki tukang janji itu. Bukan karena kecewa, malah karena ia sedikit jengkel mendapati dirinya mau-mau saja untuk mengerti. Kabar terakhir yang diterimanya Aji sedang dalam perjalanannya ke sini. Namun lalu lintas memang satu hal yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun, maka Lingga memilih pasrah saja kali ini.

Syukur-syukur kalau Aji dapat hadir tepat waktu. Ya, kalau tidak juga, nanti saja ia pikirkan akan bagaimana. Yang jelas ia ingin berkonsenterasi penuh untuk saat ini.

Pada saat musik pengiring mulai terdengar, saat itu pula lah barisan Model mulai melangkah masuk ke dalam Runway satu per satu.

Tidak seperti Pameran Luxus sebelumnya, kali ini Nathan memberikan kesempatannya untuk Hasi sebagai pemimpin langkah pertama mereka dengan suka cita.

Ini keputusan yang Lingga ambil setelah berpikir cukup lama. 

Postur tubuh Hasi yang petite untuk ukuran laki-laki dewasa membuatnya ingin membuktikan kepada khalayak ramai bahwa pakaiannya pantas dikenakan oleh siapa saja.

Belum lagi wajah Hasi yang manis, tidak seperti laki-laki pada umumnya, busana yang ia kenakan malam ini malah membuat penampilannya menjadi lebih bersahaja dan rupawan.

Akhirnya Lingga mendapat alasan mutlak untuk mengangkat Hasi menjadi model tetapnya seperti Nathan.

Riuh tepuk tangan mulai terdengar.

Lenggak lenggok model bahkan sesuai dengan ketukan musik yang terdengar.

Beberapa tamu mulai menunjuk-nunjuk ke arah beberapa model, pasti lah tengah berdiskusi tentang busananya malam ini.

Lingga paham akan hal itu.

Ada yang suka, dan ada yang tidak.
Ada yang merasa cocok, dan ada yang tidak.

Tidak masalah selama ia dapat memilih yang mana kritik yang dapat membuatnya lebih giat lagi, dan yang mana kritik yang bersifat tak pantas untuk diketahui.

Belum lagi tentang ricuh Adhiwangsa, pasti lah akan terus dikait-kaitkan walau tidak ada korelasinya. Namun ia memilih membutakan penglihatannya, serta menulikan pendengarannya.

"Satu kali segment, dan selesai, Lingga."

"WOHOOOO!!" Hugo berteriak girang hampir mengalahi suara musik, Nathan hampir menggebuk kepala Hugo menggunakan buket bunga yang dibawanya saat ini. Ukurannya cukup besar, cukup mampu membuat Hugo pingsan sebentar. Indra hanya menggelengkan kepalanya saja.

Beberapa menit berlalu, tiba lah giliran Lingga untuk berjalan di atas Runway sebagai Tuan Rumah malam ini.

Dengan menggunakan setelan formal berwarna merah— yang tentu saja juga termasuk ke dalam buah karyanya malam ini— tubuhnya yang semampai, kedua kakinya yang jenjang, wajahnya yang tampan.

Seperti tajuk Pamerannya, berpasang-pasang mata hadirin seakan terkunci pesona yang dipancarkan oleh Lingga Nareswara, mengalahkan penampilan para Model papan atas mereka.

Glimpse of Heaven : Finale - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now