Scars & Souvenirs

151 15 14
                                    

Cuaca siang itu panas kelewatan. Indra bahkan sudah menenggak air mineralnya entah botol yang keberapa. 

Pameran akan dihelat esok lusa, namun siang ini ia malah menemani Lingga dalam rangka melarikan diri sejenak dari kesibukan mereka supaya tak begitu penat.

Mereka baru saja tiba di rumah setelah mengunjungi Rumah Penampungan anjing dan kucing di bilangan Jakarta Barat, cukup jauh dari lokasi Bellvaganc. Lingga mengadopsi barang satu atau dua ekor lagi untuk menemani Paris di rumah. Sudah dapat persetujuan dari Aji. Keduanya juga sempat mengunjungi Penampungan tersebut beberapa kali demi mencari tahu, yang mana yang hendak mereka bawa pulang. Lalu setelah berembuk sedemikian rupa, akhirnya keduanya memutuskan untuk mengadopsi sepasang saudara Labrador Retriever berwarna putih dan coklat.

"Kontrak Hugo sudah dibuat, Ndra?"

"Udah, kok. Tinggal tanda tangan setelah Pameran nanti."

Hugo akan menjadi Photographer tetap Luxus semenjak Lingga mengetahui bagaimana perasaan Aji selama ia bekerja bersama Soni. Terkesan memotong rezeki orang lain, namun Lingga tidak ingin Aji merasa tidak nyaman. 

Pun ketika Aji kelabakan menjelaskan bagaimana hubungan pertemanannya dengan Renata, Kresna, dan satu orang lagi yang bernama Catur. Padahal Lingga tengah susah payah menahan tawanya malam itu. Sebenarnya bukan perihal besar, ia hanya tidak ingin kalah di dalam urusan cemburu.

Akhirnya Hugo menerima tawaran tersebut. Mungkin dirasanya ia cocok bekerja dengan Lingga, maka ketika Lingga menawarinya untuk yang kedua kali, ia pikir kesempatan tidak akan sangat baik maka akan datang lagi untuk ketiga kalinya jika ia masih menolaknya kali ini.

Seperti yang Aji pernah katakan kepadanya bahwa kesempatan tidak pernah akan datang sangat banyak. Pun sama halnya dengan kesempatan yang kita inginkan. Dan tidak ada yang lebih buruk daripada melewatkan kesempatan tersebut.

Indra memainkan ujung ekor salah satu peliharaan Lingga. Menggendongnya bak bayi menggemaskan, lalu menggerutu ketika Lingga mengajaknya untuk kembali ke Bellvaganc. Seorang Pekerja dari Rumah Besar baru saja datang.

Indra bertekad untuk meminta jatah cutinya setelah ini. Minggu lalu Nathan menjanjikan sebuah trip kencan kereta api, dan ia berniat akan menggunakan kesempatan tersebut untuk beristirahat sebelum akhir tahun tiba. Sudah dapat dipastikan bahwa pekerjaaan Luxus mulai berjibun dalam waktu dekat-dekat perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Kemarin Mrs.Claire ada telepon, dan gue sekalian menanyakan apakah Beliau bersedia datang ke Pameran lusa, tapi ternyata Séduisante masih terlibat di art exhibition kemarin itu."

Lingga mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memenuhi mangkok makanan Paris, sedangkan si empunya sudah begitu penasaran dengan kehadiran makhluk kecil lain di antara mereka.

"Terus Beliau juga menanyakan kemungkinan lo berkunjung ke sana, karena ada pembukaan Gallery di dekat Palais Garnier." Imbuh Indra belum menyelesaikan laporannya.

"Tapi gue lebih penasaran sama trip bulan madu lo dan Nathan."

Indra tertawa sumbang dan melempar Lingga dengan sebuah bantal sofa untuk menutupi wajahnya yang memerah. "Mas Aji bisa datang?" Cepat-cepat ia mengalihkan arah percakapan mereka.

Dengan masih tertawa, Lingga menggelengkan kepalanya, mencoba menjawab pertanyaan Indra sesantai mungkin walau perkara tersebut sempat membuatnya mendiamkan Aji beberapa hari. "Belum tau. Jangan ngarepin. Gue agak males kalau udah mikirin itu."

Sejak hampir dua minggu yang lalu laki-laki itu sudah kembali bekerja di Maskapai, dan menyita keseluruhan waktunya hingga kesabaran Lingga menipis. Namun tidak seperti Lingga, kali ini Aji menerimanya lebih berbesar hati. Kedua telinganya itu bahkan sudah otomatis harus menerimanya sebagai sebuah hal yang serius atau sekelebat saja, karena Lingga hanya sedang kesulitan menyesuaikan dirinya kembali.

Glimpse of Heaven : Finale - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now