1. The Boy

34.8K 1.8K 13
                                    

Rafarael Aldi Januarta, hidup 15 tahun bersama sepasang suami istri yang telah berusia—Tua. Namun satu tahun yang lalu sang Nenek sudah berpulang pada sang pencipta, menyisahkan Ia dengan Kakeknya.

Kini tubuh kecil itu terlihat apik dan pas dalam balutan jas mahal. Oh, haruskah ia berterimakasih pada temannya yang telah memberikan ia setelan secara cuma-cuma?

"Rafa, sudah ditunggu Tuan Muda. Mari saya antar" ujar pria berpakai hitam. Mempersilahkan Rafa untuk memasuki gedung didepannya.

Netranya memutar takjub melihat dekorasi dipenjuru dinding ruangan, kesan mewah nan mahal tercetak jelas dalam sekali lihat.

Begitu dengan para tamu undangan, semua berpakaian formal dan tentu saja tak receh harganya. Langkah anak itu berjalan mendekat pada pintu yang dituju.

"Rafaaaa!!! ih lama banget" seru Dimas begitu pintu besar itu terbuka.

Dimas Narendra, anak dari pasangan Bagas Narendra dan Evelyn Narendra. Keluarga terpandang dalam jajaran beberapa negara. Kastanya yang tinggi tak luput dari sifat baiknya.

Ia dengan baik hati berteman dengan seorang anak yang bahkan tak jelas asal usulnya, Rafa.

Mereka bertemu pada pendaftaran sekolah beberapa bulan lalu, meski begitu pertemannya terasa telah lebih dari bulan-bulan itu.

"Gue nervous tau, jadi tadi pipis dulu" adunya.

"Lagian kenapa diundang sih Dim? Gue jadi deg-degan." lanjutnya seranya melangkahkan kaki pada sofa diujung ruangan.

"Papa yang minta, kayaknya sih supaya gue ada temen ngobrol aja" jawab Dimas.

Pembicaraan dua anak laki laki dalam ruangan itu kian menyeru, berbeda dengan suasan kamar diseberangnya. Tampak raut kemusuhan menambah kesan menakutkan.

Pria paruh baya dengan tatapan santai dan senyum terus mengembang, berbanding terbalik dengan sosok yang berdiri didepannya.

kilatan emosi terpampang jelas pada raut dingin miliknya, menambah kesan tak santai bak ingin membunuh.

"Jangan membuang waktuku Gas" hardik sosok dingin itu.

"Tenanglah Al, setelah kau tau Kau mungkin akan berterimakasih padaku."

Sosok yang dipanggil 'Al' itu kini menatap jengah. Oh, ayolah.

"Cepat katakan"

Tak dapat jawaban dari sang lawan, melainkan gerakan Bagas yang mengeluarkan ipad canggih ditangannya. Jari-jarinya bergerak lincah memutar sebuah rekaman CCTV pada layar.

Sosok yang dipanggil Al itu semakin bingung, dengan cepat ia menarik paksa benda tipis dari tangan Bagas.

Raut tak mengerti semakin nampak jelas pada wajahnya seolah meminta jawaban. Disana hanya terlihat sebuah rekaman dua bocah tengah bergurau, dan yang ia tau pasti, salah satunya ialah anak dari sosok didepannya.

"Dia teman Dimas, Namanya Rafarael Aldi Januarta. Your son."

Deg

Al, atau Aldi januarta. Kini nampak membeku, tubuhnya serasa kelu walau hanya berucap sepatah dua patah.

"Ja-jangan bercanda"

"Awalnya aku juga tak percaya, saat ajaran baru Dimas bercerita bahwa ia sudah memiliki teman baru. Lalu ku-tanya namanya, dan aku juga terkejut ketika mengetahui margamu tertanam disana.

Kuselidiki lebih jauh hingga aku melakukan tes DNA tanpa sepengetahuannya, dan jawabannya begitu akurat.

Ia ditemukan sepasang suami istri tak jauh dari tragedi saat itu, mereka membawanya ke Desa dan merawatnya. Kemungkinan itulah yang membuatmu sulit mencarinya" ujar Bagas panjang lebar.

RAFARAEL [END]Where stories live. Discover now