20. Granada

4.7K 425 0
                                    

"Ayo Daddy...cepattttt!!! Daddy sangat lama!"

"Pelan-pelan Ael, jangan berlari"

"Nanti kita ketinggalan pesawat Daddy" seru Rafa.

Raut kesal tercetak jelas pada wajah putra bungsu Aldi. Rasa tak sabar menaiki kuda terbang itu membuat Rafa ingin cepat-cepat merasakannya, wajar saja ini pertama kali baginya.

"Tidak akan Ael, pesawatnya saja milik Daddy" ujar Jonathan seraya mengusak gemas surai Rafa.

"Uwahhhhh" mata anak itu berbinar.

"Abang tidak bohong kan?" tunjuknya pada Jonathan dengan alis menukik tajam.

"Hahaha...tanyakan saja pada Daddy" Rafa segera memutar kepala mengarah pada Aldi, meminta jawaban atas pernyataan Jonathan. Dan benar saja, Daddynya itu mengangguk meyakinkan.

"Uwahhhhhh" seruan itu kembali.

Langkah ketiganya perlahan menaiki tangga, dengan si kecil yang pertama. Rasa ketidaksabaran Rafa membuat Aldi khawatir, takut-takut jika anak itu tidak menaiki tangga dengan hati-hati.

"Jonathan Adikmu" titah Aldi pada Jonathan, yang berjalan tepat pada belakang Rafa. Putra sulung Aldi itu yang paham lantas menuntun perlahan langkah Rafa, memegang salah satu lengan sang adik.

Hingga pekikan kembali terdengar dari ranum itu. Lagi-lagi Rafa dibuat terkejut, pasalnya setelah memasuki pesawat, pemandangan pertama yang ia lihat ialah sosok pria yang beberapa hari ini tak ada disekitarnya.

Dengan cepat Rafa melepas gandengan tangan Jonathan dan berlari kearah pria didepannya. "OPAAAAAA"

"Halooo cucu Opa" sapa Januarta seraya menerima pelukan rindu dari Rafa, kembali membalas dengan dekapan hangat miliknya.

"Opaaa, Ael kangen. Opa darimana saja!" ujar Rafa dengan nada kesal diakhir kalimat. Januarta lantas terkekeh.

"Opa baru saja mengurus pekerjaan sayang, rindu Opa ya?" Rafa mengangguk mantab.

"Ahh, gemasnya cucu Opa. Kau tidak rindu Jo?" tanya Januarta pada Jonathan, sedikit ada rasa ingin menggoda cucu sulungnya.

"Biasa saja, 21 tahun aku melihat Opa. Begini-begini aja, bosan malah" mendengar jawaban dari Jonathan, Januarta lantas mencebik kesal. Bagaimana bisa seorang cucu bosan dengan kakeknya, memang didikan Aldi kurang ajar.

"Kau tidak rindu Ayah, Al?"

"Sudahlah, tidak usah mencari belas kasih kepada orang lain. Aku tau kau memang sedang kesepian," jawab Aldi enteng.

Sialan, memang dua orang yang tidak waras. Pantas saja jawaban Jonathan sangat kurang ajar, bibitnya saja sungguh menyakitkan. Menyesal dirinya bertanya.

"Awas saja kau! memang hanya cucu Opa yang satu ini yang menyayangi Opa, iyakan sayang?" tanya Januarta berharap.

Rafa yang ditanya mengangguk mantab, seraya menampilkan senyum tulusnya.

"Ah baiknya cucu Opa" puji Januarta seraya memberikan banyak kecupan pada wajah Rafa.

"Kau tau kita akan kemana El?" tanya Januarta pada cucu dipangkuannya. Rafa lantas menggeleng tanda tak tau.

"Kata Daddy kerumah Opa, rumah Opa dimana? kenapa pakai pesawat terbang"

"Granada"

"Granada? dimana itu Opa?" tanya Rafa, karena daerah yang disebut sang kakek sungguh tak diketahuinya.

"Spanyol sayang" jawab januarta lembut.

"Uwahhhhhh, kita akan keluar negeri?!!!! AKAN KE SPANYOL?" sorak Rafa kencang.

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang