22. Ael's Superhero

4.6K 399 0
                                    

Musim telah berganti, tak terasa beberapa hari dilalui begitu asik dan menyenangkan bagi keluarga Januarta. Pagi ini terasa tentram dengan keempat laki-laki yang sibuk dengan makanan miliknya.

Aldi dengan Rafa pada pangkuannya, seraya menyuapi putra bungsunya. Jonathan diseberang tengah sibuk mengunyah makanan pada mulutnya. Dan Januarta, yang menikmati makanan dengan sesekali memperhatikan cucu menggemaskannya.

"Sudah Daddy, kenyanggggg" ujar Rafa dengan memegangi perut miliknya. Aldi yang melihat itu terkekeh, perut buncit Rafa begitu menggemaskan.

"Hahaha, jadi mbul kamu" ejek Jonathan. Rafa seketika berkaca-kaca, apakah dirinya gembul dan jelek?

Januarta yang melihat sedikit lagi air mata yang ditampung cucu bungsunya akan jatuh seketika panik. Memang Jonathan itu selalu saja menjahili tapi tak berfikir endingnya, apalagi cucu bungsunya itu begitu baperan.

"Jonat-"

"Daddy hiks..."

Tuh kan, Januarta yang sudah menduga seketika menatap tajam Jonathan. Dasar sialan.

"Daddy...hiks..Ael jelek ya?...hiks..kata Abang embul...." ujar anak itu dengan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Aldi.

"Tidak sayang...Abang hanya bercanda." Aldi seketika menatap Jonathan, meminta putra sulungnya itu untuk meminta maaf. Jonathan yang mendapat tatapan itu hanya meringis dan menggaruk tengkuknya.

"Hehehe, Abang hanya bercanda Ael. Adek Abang ini tidak jelek, malah makin gemes. Iyakan Dad?" Jonathan menatap Aldi meminta bantuan.

Aldi seketika mengangguk, takut jika putranya itu kembali menangis. Mengingat anak itu akan berangkat kesekolah, seragam putihnya saja telah menempel apik pada tubuh Rafa.

"Jangan menangis lagi, Abang hanya bercanda. Ael tidak sekolah hm?" tanya Aldi dengan mengelus surai putranya.

"Hiks..sek-sekolah Daddy," ucap Rafa dengan isakan yang kian berhenti.

"Oke, sekarang berangkat dengan Abang yuk." Jonthan berjalan mendekati Adiknya, dan segera membawa tubuh Rafa pada gendongan melangkah pergi.

"Aku berangkat" pamit Jonathan.

"Hati-hati"

"Jangan dijahili Adikmu, atau mobilmu yang kubakar." Ancam Januarta, yang dibalas dengusan Jonathan sebelum tubuhnya hilang dari ruang makan.

-----

Kegiatan sekolah yang dilalui dua anak laki-laki dari Bagas dan Aldi telah usai, kini kedua anak itu tengah berjalan beriringan keluar sekolah. Toni—Bodyguard Ael, telah menunggu dengan mobil hitam didekat gerbang, sama halnya dengan Dimas.

"Dimass, Gue pulang dulu yaa." Pamit Rafa berjalan menjauh dari temannya itu.

"LUSA KERUMAH LO YAAA" Teriak Dimas sebagai jawaban. Dari kejauhan Dimas bisa melihat Rafa memberinya jempol tanda setuju.

Rafa segera memasuki mobil pada kursi belakang, tapi sekejap dahinya menyergit bingung. Toni yang melihat seketika paham, pasti Tuan Kecilnya sedang mencari sang Ayah.

Dimana Daddynya? biasanya dihari senin yang menjeputnya Ialah Daddynya. Tapi kenapa hari ini tidak? dan hanya Toni saja.

"Ahhh, Tuan Aldi sedang sakit Tuan Kecil" beritahu Toni.

"Daddy sakit?" raut khawatir seketika tercetak jelas. Tumben sekali Daddynya ini sakit, selama ini Ia tidak pernah melihat Daddynya sakit atau bahkan mengeluh.

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang