8. Homeschooling

12.1K 837 4
                                    

Suara Andrew mengintrupsi, menandakan acara Ayah-Anak itu sudah cukup. Matahari sudah mulai menunjukkan teriknya, artinya sekarang adalah saatnya sarapan.

Di sana sudah ada Jo duduk dengan mata sedikit tertutup, tanda bahwa anak itu masih mengantuk. Rafa yang melihatnya pun terkikik geli, begitupula dengan Aldi.

Aldi mendekat, mendaratkan tubuhnya pada kuris diseberang Jonathan. Rafa tak bergeming, Ia tetap pada pangkuan sang Daddy.

"Kau masih mengantuk?" tanya Aldi.

Jonathan membuka matanya, mata yang semula mengantuk itu kini terbuka lebar. Melihat Rafa yang kini terlihat segar, membuatnya tersenyum senang.

Jonathan melupakan pertanyaan sang Daddy, dan baginya tak perlu juga. Apakah Daddynya tak bisa melihat bahwa matanya terbuka lebar sekarang.

"Sudah sehat Ael?" tanya Jo, mengingat bagaimana tubuh Ael bergetar hebat semalam. Ash, itu sungguh membuatnya ikut sakit.

"Sudah Abang, Ael sangat sehat." Riangnya dengan senyum merekah.

"Good, Adik Abang"

Tak berselang lama beberapa maid datang, bersamaan dengan banyaknya makanan yang siap dihidangkan. Semuanya bisa Rafa nilai dalam makanan sehat, tak ada makanan yang tak tersentuh sayuran sedikitpun.

Dan sebanyak ini? hanya untuk porsi makan tiga orang dalam meja makan saja bisa sebanyak ini? Oh Tuhan, Rafa rasanya belum terbiasa dengan segala kelebihan di mansion ini.

Rafa tak berani mengeluh, Ia hanya cukup memakan saja kenapa harus protes. Tangan kecil itu membawa beberapa makan pada mulutnya secara perlahan.

Dengan tangan kanan Aldi yang sibuk memegang sendok, dan tangan kirinya yang memegang perut Rafa agat tak jatuh. Sesekali kedua netra Aldi dan Jonathan melihat kearah Rafa dengan pipi menggembung itu.

Bibirnya yang mungil dan pipi yang kini berisi itu terlihat penuh dengan makanan, Rafa bahkan tak mengedarkan pandangannya. Tatapannya hanya fokus pada makanan apa yang setelah ini akan masuk kedalam mulutnya.

Hingga tak sadar acara makan ketiganya telah rampung begitu saja. Tak beranjak dari meja makan, melainkan membiarkan tubuh ketiganya hening tanpa ada suara.

"Adek homeschooling aja ya?" usul Jo tiba-tiba. Mendengar ide Jonathan Aldi nampak memikirkannya, dan bukankah itu lebih baik?

"Itu adalah ide bagus" timpal Aldi.

"NOO!!!" Rafa berseru keras. Bagaimana bisa dirinya homeschooling, belajar sendiri tanpa teman dan suasana sekolah? Oh, dirinya sungguh tak mau.

"Daddy tak mau kejadian kemarin terulang lagi Ael," lembut Aldi. Tangannya mengelus pelan surai Rafa.

"Abang setuju"

"Daddy...Abang...Ael Noo!!!......" Rafa kini nampak sedih.

"Kemarin kau sampai sakit Ael, Daddy tak mau melihatmu seperti itu" kini Aldi melembut. Tolonglah, Aldi hanya tak mau kejadian Ael sakit seperti semalam terulang lagi.

"Itu hanya karena Ael tidak waspada Daddy, Ael tidak mau homeschooling...tidak mau..tidak mau Daddy...Abang...." rengek Rafa.

Aldi dan Jonathan hanya bertukar pandang, mereka masih ingin tetap pada pendiriannya.

"Dimas juga pernah homeschooling, dan Dimas bilang tidak enak karena tidak punya teman." lanjut Rafa.

"Bukan berarti nanti Ael juga tidak enak, enak kok. Nanti jamnya sedikit, tidak seperti disekolah" bujuk Aldi.

"Bener, abang juga pernah saat SD" kini Jonathan, memang Ia sempat homeschooling.

"Ael suka disekolah, Ael suka banyak teman. Kemarin itu kakak kelasnya yang jahat, bukan Ael. Kakak kelas itu suka menganggu semuanya, kemarin kebagian Ael saja. Tapi Ael tidak marah Daddy...." jelas Ael panjang lebar. Kini netranya sudah siap akan menangis, dirinya sungguh tak mau homeschooling.

RAFARAEL [END]Where stories live. Discover now